07. Hukuman

93 11 0
                                    

[Devan Dan Davina]

.
.
.
.

Mereka berlari keliling lapangan dengan ogah-ogahan baru 4 putaran saja mereka sudah mengeluh, rasanya melelahkan ditambah teriknya matahari membuat mereka kepanasan.

Awalnya atas ide brilian Feby, mereka setuju dan berniat berbelok arah ke kantin.

Daripada lari cuma bikin capek mending makan kenyang, bonusnya mereka tak ikut pelajaran Fisika.

Namun rencananya gagal ketika melihat pak Alif ternyata memantau mereka dari belakang, ketika melihat muridnya sudah lari pak Alif kembali ke kelas untuk melanjutkan pelajaran yang tertunda tadi, tapi tetap mereka diawasi dari arah jendel mana bisa mereka melawan yang ada hukuman mereka ditambah.

Mereka selesai menjalani hukuman dengan rasa lelah dan keringat bercucuran.

" Kaki Dav pegel, gendong Dav ke kantin dong Feb..." Gadis itu memelas tak kuat lagi rasanya.


" Lo kira gue nggak? gausah manja. Lo sii ngotot kan gue bilang Marno teguh."

" Maria Teguh Feby..." Balas Davina tetap yakin.

" Lo berdua ko ribut lagi? kan gue udah bilang yang bener tuh Mario Teguh." Raina menyahut karena diantara mereka dirinya lah yang paling waras dan benar jawabannya.

"Sok tau banget lo. Ini juga salah lo ngapain teriak ikut campur kan gue yang kena." Ngegas Feby pada Raina.

" Lo berdua berisik ganggu konsentrasi gue." Balas Raina tak kalah ngegas.

" Kalo lo ga ikut campur ga akan gini."

"Kalo lo sama Davina  gak ribut juga gue gak ikut campur dan berakhir kayak gini."

" Ko lo nyalahin gue?!" Feby tak terima apa-apaan kan yang bikin mereka dihukum tuh Raina yang teriak.

"Ya kan lo yang salah."

"Tapi lo yang lebih salah. Ngapain teriak di dalem kelas bego."

"Lo yang biang masalahnya ngapain ribut disaat belajar."

" Ko lo nyolot sih, ini salah lo yah!"

" Salah lo lah."

Feby dan Raina terus sahut-sahutan menyalahkan, tak ada yang mau mengalah karena keduanya sama-sama keras.

Davina yang kalem, alim dan sabar hanya jadi penonton sambil duduk diatas rerumputan dipinggir lapangan.

"Ternyata nonton orang ribut seru yah, lebih seru lagi kalau sambil makan Es krim. " Monolog gadis itu menikmati acara adu mulut temannya yang tak kunjung berakhir.

***

Davina, Feby, dan Raina kini sedang berada di kantin yang sepi hanya ada mereka bertiga yaiyalah kbm kan masih berlanjut, namun karena mereka lapar dan haus akhirnya disinilah mereka duduk di pojok kantin sambil terus mengipasi wajahnya yang teras gerah dan panas.

" Feb, Dav pesen mie ayam 1, bakso 1, sama es jeruknya 2 yah."

Mereka yang mendengarnya dibuat cengo mengingat pesanan Dav terlalu banyak jika untuk dirinya sendiri.

"Gila, lagi mode kuli lo?" Ucap Feby.

" Karet banget perut lo emang muat? Badan lo yang kecil gak sesuai porsi makannya." Ucap Raina yang tak kalah kagetnya.

"Tenang muat ko, lagian Dav lagi laper banget ini gara-gara liat kalian ribut."

"Bodoamat deh, gue pesen bakso 1 es tehnya 1, gih pesen lo bitch." Feby menyebutkan pesanannya.

Bestie [Devan Dan Davina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang