21. Rencana Davina

71 9 0
                                    

[Devan Dan Davina]
.
.
.
.

*Tempatnya masih disekolah dan dihari yang sama seperti part sebelumnya

Davina berjalan ke kelasnya, begitu masuk ia bersyukur belum ada guru.

Ia berjalan kearah Feby dan Raina yang berada dipojokan kelas sedang memainkan ponselnya.

"Feb, Na, gawat." Ucap Davina tiba-tiba.

"Kenapa?" Tanya keduanya, Feby mengangkat sebelah alisnya menunggu kelanjutan Davina.

"Devan sore ini mau kencan sama cewek."

"Ya terus yang gawat apanya bego." Kesal Feby.

"Ya Devan pokonya gak boleh deket sama cewek lain selain Dav, Devan juga nggak boleh punya pacar sebelum Dav punya pacar."

"Kalo gitu, lo egois." Sarkas Feby, sedangkan Raina tak berkomentar.

"Bukan gitu, kalo Devan deket atau punya pacar terus lupain Dav gimana?

"Nggak akan." Balas Raina.

"Tapi--"

"Ribet." ucap Feby cepat memotong ucapan Davina.

"Kenapa nggak lo aja yang pacaran sama Devan?" Tanya Raina, greget juga melihat kedekatan Davina dan Devan yang tiap hari makin lengket seperti orang pacaran tapi ternyata cuman sahabatan.

"Gatau, Devan nya ogah sama Dav. Devan kalo pacaran sama Dav yang ada cuman merepotkan katanya, kan lucknut banget mana dibilang beban juga lagi." Adu Davina sambil memanyunkan bibirnya.

"Emang." Sarkas Feby tanpa pikir panjang.

"Ko Feby ngeselin kayak Devan sii." Kesal Davina memukul tangan Feby kesal.

Raina yang mendengarnya terkekeh.

"Lo nggak merepotkan dan bukan beban ko Dav." Raina membela Davina, ia menepuk pundaknya pelan.

"Tuhkan denger Feb, Raina doang emang yang paling baik."

"Tapi menyusahkan." Lanjut Raina lagi.

"Hahaha mampos lo." Tawa Feby mengejek.

"Ihh Raina juga ngeselin. Kata baiknya Dav tarik lagi, intinya disini cuman Dav yang baik."

"Sebenernya Dav lagi marah sama kalian berdua, tapi pending dulu deh marahnya mau minta saran dulu."

"Cihh biasanya juga gitu, katanya marah tapi ngajak ngobrol duluan."

"Suttttt Feby gak usah bacot."

Davina menampilkan wajah seriusnya, ia mendekat sambil berbisik ke arah Feby dan Raina.

"Gimana yah caranya biar Devan nggak jadi ketemuan, apa perlu Dav kasih obat tidur atau obat sakit perut biar ketemunya gagal tuh sekalian?"

"Kasih Sianida aja." Saran Feby asal.

"Mati dong Devannya." balas Davina.

" Nggak, lo yang minum."

Davina memanyunkan bibirnya mendengar ucapan Feby.

"Dihh Feby kayak mau banget Dav mati, kalo Dav mati dunia ini sepi, nanti kalian kangen sama Dav nangees lagi."

Raina menggeplak pundak Feby.
"Saran lo gak guna mett."

"gue punya ide, lo sita aja waktunya biar  Devan nggak sempet ketemuan. lo tahan gimana pun caranya, lo minta temenin kemana kek atau minta beliin apa kek kan biasanya lo tuh prioritas Devan." Saran Raina.

Bestie [Devan Dan Davina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang