26. Badmood

60 8 0
                                    

[Devan Dan Davina]

.
.
.
.

Davina akhir ini lebih banyak overthinking terlebih jika tentang Devan, seperti saat ini ia sedang duduk dibalkon kamarnya memandang langit sore yang mendung seperti suasana hatinya saat ini.

Seperti orang yang sedang merasakan kasmaran, gelisah akan hubungan yang apakah akan berakhir lambat laun dimakan waktu, terlebih Devan kini mempuanyai kekasih waktu bersamanya sedikit tersita. Namun hubungan diantara keduanya hanya sekedar sahabat.

Otaknya yang seperempat terkadang lelah memikirkan kemungkinan-kemungiinan yang belum tentu kebenarannya, Davina mencoba meyakinkan dirinya sendiri namun kadang realita tak seperti apa yang ada di kepalanya.

Lelah dengan pemikiran yang tak ada ujungnya, ternyata perutnya pun merasakan lelah juga terbukti dengan adanya suara aneh disaat kesunyian menyelimuti sekitarnya.

Kruyuk...kruyuk...

"Astagfurullah suara apaan itu serem amat, ko Dav merinding ya." Ucapnya bergidik ngeri sambil celingak-celinguk melihat sekitar, terdengar seram apalagi ketika mengingat film horor yang pernah ia liat minggu kemarin.

"Serius ini lebih serem dari suara hantu. suara manusia jomblo laper lebih serem, mau minta ayang beliin makanan tapi inget gapunya ayang." Monolog Davina pada dirinya sendiri.

"Sial ngenes banget Dav cantik-cantik jomblo, mana punya bestie udah nggak asikk susah banget sekarang dimanfaatinnya." Sambungnya mengingat Devan yang akhir-akhir jarang bersamanya jarang juga traktir jajan Davina lagi, kan kesel.

Otak secuil Davina menemukan ide yang cemerlang terdengar sedikit jahat namun bila dipikir-pikir lagi Davina tak sepenuhnya jahat.

Davina tau saat ini Devan sedang bersama Tiara, maka ia akan mencuri waktu Devan bersama Tiara. Seperti Tiara yang selalu mencuri waktu Devan bersamanya, apalagi ketika ia mengingat kejadian tempo lalu saat Devan rela menjemput Tiara disekolahnya, dibandingkan mengantar Davina pulang.

Ia menghubungi Devan mengspam beberapa chatt namun nyatanya Devan sok ngartis banget lagi, di chatt di balesnya lama tidak seperti dulu yang siap siaga. ahh Davina tak boleh menyerah ia menelpon Devan sampai sambungan akhirnya terhubung.

"Hallo Devan lagi dimana?"

"Lagi diluar, kenapa?" Balas Devan diseberang telepon sana.

"Beliin Dav bakso dong 3 bungkus aja."

"Buat siapa?"

"Ya buat Dav semua laa, cepetan ya gapake lama."

"Busetttt ko banyak bener."

"Udah Devan buruan Dav lagi laperrr banget ini, murah ko nggak ngabisin uang 1 M apalagi sampe harus jual ginjal atau jual diri." Balas Davina ngawur.

"Heh bocah bukan masalah gitu gue lagi jalan sama Tiara." Terdengar protesan Devan yang sedikit ngegas.

"Tiara teros sama Dav nya kapan?" Sindir Davina ada helaan nafas lelah diujung kalimatnya.

"Ya kapan kapan, sama lo kan udah sering dari jaman bocah lagian bosen gue sama lo mulu."

"Heleh Devan gaboleh gitu kalo jalan sama Dav itu nyenengin tau apalagi kalo sambil ngejajanin Devan dapet pahala terus tau."

"Lama-lama tekor gue."

"Dih perhitungan banget sama bestie sendiri, beliin ya Devan yang baik hati dan tidak pelit."

"Ganggu orang yang lagi pacaran mulu dah cari pacar sana, biar nggak nyusahin gue terus."

Bestie [Devan Dan Davina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang