[R:PH] 01 - WHAT?

13.3K 696 226
                                    

JANLUP VOTE, GRATIS KOK💘💘

SELAMAT MEMBACA

[01-What?]

****

"LO!" Amanda menunjuk tepat di depan muka Raga.

"Kenapa? Lo telat? Baru tau gue, seorang ketos yang selalu di bangga-banggin ini. Telat berangkat."

"Gara-gara lo. Kalo lo nggak banyak omong. Mungkin taxi nya tadi nggak akan pergi!"

Amanda menatap Raga dengan penuh kebencian. "Kenapa melotot? Mau ngehukum gue? Lo juga telat, btw."

Amanda mencoba meredam emosi nya. Ia mengepalkan tangan nya kuat-kuat.

"Hih, sebel banget gue sama lo."

Raga hanya tertawa sebagai jawaban.

"Idih gila."

"Pak, tolong bukain gerbang nya dong. Saya ada rapat Osis ini!" seru Amanda kepada Pak Yayan, satpam sekolah. Tapi pria itu tak menggubris dan malah menyeruput kopi hitam yang berada di cangkir.

Pak Yayan melihat sekilas Amanda.

Sedangkan Amanda yang di tatap? Membalas tatapan pria itu dengan muka memelas. Saat beralih pandangan menatap Raga. Pak Yayan langsung memutar bola mata nya malas.

Raga malah asyik bermain game di ponselnya. Pak Yayan menghela napas berat. Ia berjalan menghampiri gerbang, dimana di sana ada Raga dan Amanda. "Ayo masuk."

"Makasih Pak," ucap Amanda senang. "Eh eh, mau kemana?"

"Mau masuk lah Pak. Mau kemana lagi? Udah ya, saya telat rapat Osis." Amanda melihat jam di tangan nya sekilas, saat hendak berlari lagi. Tapi Pak Yayan menarik tas Amanda. "No no no, siapa yang nyuruh kamu masuk? Sekarang hormat tiang bendera. Sama kamu juga."

Raga menoleh ketika merasa di tunjuk. "Saya? Udah biasa." Raga berjalan santai melewati Amanda dan Pak Yayan.

Amanda mengucurkan bibir nya. Dengan malas, diri nya segera mengikuti Raga. Untuk melaksanakan hukuman.

Saat Amanda dan Raga hormat cukup lama. Terlihat Amanda terus mengusap dahi nya karena berkeringat. Kulit putih Amanda juga terlihat memerah.

Sementara Raga yang melihat itu. Ia mengarahkan telapak tangan nya untuk menutupi teriknya matahari. Agar Amanda tidak kepanasan. "Ngapain lo?" tanya Amanda sambil melihat keatas. Tepat pada telapak tangan Raga.

"Biar lo nggak kepanasan," ucap Raga.

"Bentar."

Raga berlari entah mau kemana. Amanda kembali menatap keatas. Matahari seperti tak berteman kali ini. Benar-benar panas. Baru pertama ia merasakan rasanya di hukum itu. Ternyata seperti ini.

"Kapan istirahat nya si," gumam Amanda.

"Nih." Amanda melihat pada sodoran botol. Ia melihat Raga yang tersenyum sambil menyodorkan botol tersebut.

"Minum," ucap Raga.

"Nggak, nanti di tambahin hukumannya."

RAGA : PERFECT HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang