[R : PH] 32 - ULAH ARDI

3.2K 199 25
                                    

mencet vote ngga harus pake tutor kok!

komen juga!

__________

Sekumpulan anak muda sedang menikmati waktu istirahat sekolah, gelak tawa mereka terdengar jelas pada indra pendengaran yang lain.

"Ekhem!"

Seketika mereka pun berhenti tertawa dan menatap seseorang itu. "Eh udah masuk sekolah, Nda," ucap Zidan dengan tersenyum sumringah.

"Udah."

Raga dan Amanda pun duduk pada kursi yang masih kosong. "Yaelah kalem banget lo Nda, mau bakso atau mi ayam? Biar gue pesenin, atau lo mau.. apa ya, yang sering gue beli cuma bakso sama mi ayam," ujar Zidan dengan menempelkan jari telunjuknya pada dagu dan raut wajahnya ia buat seakan-akan sedang berfikir.

"Lo mau bayarin?" tanya Amanda.

Zidan menggeleng lalu berkata. "Nggak, kan Raga yang berdompet tebel."

Amanda beralih menatap Raga. "Temen lo tuh."

"Gue spesies manusia, masa iya berteman sama dajjal," jawab Raga. Membuat suara nyaringnya tawa menggelegar ditelinga siswa-siswi.

****

Amanda yang melangkahkan kaki menuju ruang Osis, hati yang masih nyeri sebab kepergian calon anaknya itu. Membuat Amanda banyak pikiran.

Tapi ia berusaha kuat menerima semua ini, bagaimanapun ini semua sudah kehendak Tuhan. Langkah kaki Amanda terhenti, perempuan itu mengetikkan pesan yang dikirimkan kepada Raga.

Setelah itu ia memasukkan kembali handphone miliknya kedalam saku almamater yang ia gunakan.

Selang beberapa menit menunggu di ruang Osis, anggota Osis yang lainnya belum datang. Tapi mengapa tidak ada kabar? Bahkan Beni; sang ketua Osis itupun tidak memberikan info apapun.

"Manda."

Mereka dirinya dipanggil, Amanda mengangkat kepala dan menatap Raga yang berdiri diambang pintu. "Masuk aja."

Raga mengangguk, laki-laki itu berjalan menghampiri sang istri. "Kenapa belum ada orang?"

Amanda menggeleng sebagai jawaban lalu berkata. "Nggak tau, gue juga nggak dapet info apapun."

"Coba lo hubungi yang lain gitu," ujar Raga memberi saran.

"Bentar."

Handphone milik Amanda seakan tak bersahabat, pasalnya handphone itu mati. "Hape nya mati."

"Pakai hape gue." Tangan kekar Raga mengulurkan benda pipih itu kepada Amanda.

Sebelum mencari kontak yang akan ia hubungi. Mata Amanda malah terfokuskan pada kontak yang Raga sematkan.

"Bubu? Kenapa kontak gue namanya bubu?" tanya Amanda beralih menatap Raga.

"Kan calon ibu-ibu," ucap Raga terkekeh.

"Tapi baby nya udah nggak ada, Ga."

RAGA : PERFECT HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang