[22]

1.1K 230 14
                                    

ENJOY AND DON'T FORGET TO VOMENT

Setelah dibantu oleh satpam fakultas untuk mendobrak pintu sekretariat HMTS, akhirnya Felix pun berhasil keluar dari ruangan tersebut dan langsung memeluk Jisung sambil menangis tersedu.

"Sssstt udah udah, jangan nangis lagi, udah aman skarang." Jisung mencoba menenangkan Felix sambil mengusap rambut pemuda manis itu. "Gue anterin balik ya?" Tawar Jisung, dan Felix pun mengangguk.

Jisung pun segera berpamitan pada sang satpam yang sudah membantunya, kemudian berjalan beriringan bersama Felix menuruni tangga hingga kembali tiba di parkiran fakultas.

"Lu bilang tadi ada yang ngechat lu ngakunya Eric, masih lu simpen nomornya?" Tanya Jisung setelah ia akhirnya sudah tiba di halaman kos Felix.

"Iya masih." Felix mengangguk. "Tapi batre gue abis." Lanjutnya.

"Yaudah dicas dulu aja, ntar kasih ke gue kalo udah kelar ngecas. Sekarang lu masuk, istirahat, gue harus balik ke rumah kakek. Kunci pintu kamar lu, dan jangan buka sampe besok pagi. Paham?" Titah Jisung.

"Oke." Felix pun mengangguk, dan Jisung pun mengecup kening kekasihnya itu sebelum kembali menjalankan sepeda motornya kembali ke rumah kakeknya yang tadi ia tinggalkan begitu saja.

*****

Keesokan harinya, Junkyu tiba di kampusnya dengan santai, tidak mengira ada masalah yang sudah menantinya. Rupanya kabar bahwa tadi malam Felix terkunci di ruang sekretariat HMTS sudah tersebar ke penjuru Fakultas Teknik, dan sebagian besar mahasiswa pun sudah tahu bahwa Junkyu lah yang tengah memegang kunci ruangan itu. Junkyu memasuki area fakultasnya dengan kebingungan, sepertinya seluruh pasang mata tengah memandang ke arahnya dan Junkyu sama sekali tidak tahu apapun hingga Yoshi dan Jaehyuk mendekat ke arahnya. 

"Jun, ayo ikutin kita." Jaehyuk merangkul pundak Junkyu, mengajak ketua gengnya itu ke arah salah satu sudut fakultas yang sepi bersama Yoshi yang berjalan di belakang mereka.

"Ini ada apaan sih? Tegang amat kayanya orang-orang." Tanya Junkyu. 

"Jun, emangnya kunci HMTS lu yang bawa?" Tanya Yoshi to the point.

"Iya gue yang bawa, kemarin-kemarin abis rapat Jeno nyerahin kuncinya ke gue. Kenapa?"

Yoshi dan Jaehyuk saling berpandangan, kemudian menarik nafas panjang.

"Kayanya bentar lagi lu bonyok deh Jun, lu pasti diburu sama Jisung."  Kali ini Jaehyuk yang angkat bicara.

"What?! Eh sumpah maksudnya gimana sih? Gue gak ngerti apa-apa." Junkyu mulai panik.

"Beneran lu gak ngerti apa-apa? Semalem lu kemana?" Yoshi menatap tajam kedua manik Junkyu.

"Lah emangnya ada apaan? Semalem gue di rumah, nugas, nyelesaiin laporan tubes." Jawab Junkyu.

"Semalem, si Felix kekunci di ruang HMTS. Jisung yang nolongin, dan karna gak ada kunci, Jisung ngedobrak pintunya dibantu satpam." Jaehyuk akhirnya menjelaskan.

"HAH? KOK BISA?!" Junkyu terkejut.

"Nah, sekarang masalahnya adalah, kunci HMTS cuma ada 1 dan lu yang pegang, jadi siapa yang ngunciin Felix? Semua orang sekarang taunya lu atau kita yang ngelakuin itu." Yoshi menambah penjelasan, membuat Junkyu langsung merasa kepalanya berdenyut pening.

"Sinting! Gue bahkan belom pernah masuk ke ruangan HMTS lagi semenjak pegang kunci!" Junkyu tampak frustasi.

"Gue percaya. Kita, Ranajaya, percaya kalo bukan lu yang lakuin itu. Tapi masalahnya sekarang semua orang nganggep bahwa Ranajaya yang sengaja lakuin itu buat mancing-mancing anak Lingga. Lagian siapa sih yang gak tau kalo Lingga sama Ranajaya gak terlalu akur?" Yoshi mengusap pundak Junkyu, berusaha menenangkan pemuda itu. 

INTRÉPIDE || jilix ft. mashikyu (coмpleтe ✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang