[27]

931 186 22
                                    

ENJOY AND DON'T FORGET TO VOMENT

Well, semenjak berpacaran dengan Felix, Jisung memang belum pernah memberanikan dirinya untuk mengicipi bibir pemuda manis itu. Menurut Jisung ia tidak ingin terburu-buru, ia ingin menikmati setiap moment yang tercipta di antaranya dan Felix dengan perlahan. Toh tujuan utama Jisung berpacaran dengan Felix bukanlah untuk melakukan hal-hal dewasa melainkan untuk mencari support system yang bisa menjadi penyemangatnya di saat ia merasa tengah melalui sebuah hari yang berat.

Itulah sebabnya selama ini Jisung hanya selalu mendaratkan bibirnya di kening atau kedua pipi Felix, itu pun sudah lebih dari cukup karena bagi Jisung saat melihat kedua pipi Felix yang merona adalah hal yang sangat menggemaskan baginya. 

Namun kini, secara tiba-tiba Felix mengambil progress untuk menyatukan kedua bibir mereka dalam sebuah ciuman manis sekaligus ciuman pertama mereka sebagai sepasang kekasih. Ya Jisung sih menikmatinya, siapa sih yang tidak suka jika diajak berciuman dengan pacar sendiri? Namun ia merasa gugup dan kebingungan, takut hilang kendali dan malah membawa pemuda manis di hadapannya ini dalam sebuah hal yang lebih dari sekedar berciuman.

Jisung merasa ia harus menghentikan ciuman mereka, namun Felix malah membawa kedua tangan mungilnya mengalung di leher Jisung dan menarik pemuda itu mendekat, sehingga tubuh mereka kini menempel satu sama lain dengan kedua tangan Jisung yang refleks menahan kedua pinggul Felix. Entah siapa yang mengajarinya, hal yang selanjutnya terjadi adalah Felix membuka kedua belah bibirnya sehingga Jisung pun mendapatkan free access untuk menyusupkan lidahnya ke dalam rongga mulut pemuda manis itu. 

"Eungh..." Desahan halus yang mengalir dari mulut Felix seakan menjadi sebuah kode bagi Jisung bahwa ia dapat melanjutkan apapun yang ingin ia lakukan pada pemuda manis di hadapannya ini. 

Suara kecipak antar bibir keduanya menggema di dalam kamar kos eksklusif yang ditinggali Felix tersebut. Suhu AC di dalam kamar tersebut sebenarnya cukup rendah untuk menciptakan hawa dingin, namun kegiatan kedua Adam di dalam ruangan itulah yang membuat cuaca terasa panas.

Felix kembali mengeluarkan desahan halusnya dan menjenjangkan lehernya saat lidah basah Jisung mulai merambat melewati dagu dan berhenti tepat di ceruk lehernya, meninggalkan kecupan-kecupan basah yang menciptakan sensasi geli yang baru pernah Felix rasakan. 

Baru saja Felix merasa dirinya nyaris hilang akal sehat, tiba-tiba Jisung menghentikan seluruh kegiatannya yang seketika membuat keduanya kembali sadar dan menatap wajah satu sama lain. Baik Jisung dan Felix kini tampak terengah, kegiatan mereka barusan memakan tenaga juga rupanya.

"Siapa yang ngajarin cium-cium hm?" Goda Jisung sambil tersenyum miring dan mengangkat dagu Felix, membuat wajah kekasihnya itu langsung merona seluruhnya dengan keadaan bibir yang masih mengkilap bekas ciuman mereka barusan.

"G-gak ada yang ngajarin..." Felix menggeleng sambil mencoba menunduk, namun Jisung menahan dagunya dan menggesekkan kedua hidung mereka sebelum mengecup kening Felix dan terkekeh pelan.

"Nakal, bikin gue shock tapi gue bangga banget sama lu, hehe..." Balas Jisung.

"Tapi... Kok berhenti?" Tanya Felix gugup sambil menggigit bibir bawahnya, membutuhkan konfirmasi dari keputusan Jisung yang tiba-tiba menghentikan kegiatan mereka barusan.

"Gue harus ke kampus, Sayang. Kalo mau lanjut, ntar malem aja gue bookingin hotel."  Jisung mengedipkan sebelah maniknya diiringi senyuman nakal.

"Kamar gue bagus kok, kenapa gak di sini aja?" Felix mempoutkan bibirnya sambil memainkan kancing kemeja yang Jisung kenakan.

"Haha, please lah gue bukan tipe cowok gak modal yang pengen 'ngehigh' bareng pacarnya tapi di kamar kos-kosan." Jisung mengacak rambut Felix, kemudian membuat jarak di antara tubuh mereka dan mengambil tasnya. Ia harus segera pergi dari sini sebelum tingkah menggemaskan Felix membuatnya hilang kendali.

"Hati-hati ya! Makasih Nasi Uduknya." Felix tersenyum manis dan melambaikan tangan ke arah Jisung yang sudah berjalan ke arah pintu gerbang kosnya.

Sepeninggal Jisung, Felix rasanya seperti orang gila, ia masih tidak menyangka dirinya seberani itu untuk mencium Jisung duluan dan bahkan meminta pemuda itu melakukan lebih. Seluruh wajahnya merona, Felix malu sekali mengingat apa yang baru saja terjadi beberapa menit lalu. 

Memang, Jisung tidak pernah baik untuk kesehatan jantungnya!

*****

Jihoon baru saja tiba di parkiran fakultasnya, pemuda itu tersenyum tipis melihat Hyunsuk yang baru saja turun dari mobilnya di parkiran mobil yang berada tepat berbatasan dengan parkiran sepeda motor.

"Mobilnya baik-baik aja Kak?" Tanya Jihoon tiba-tiba setelah melompat melewati pembatas dan berjalan tepat di samping Hyunsuk.

"ANJING!" Hyunsuk berjingkat kaget saat Jihoon muncul mendadak di sampingnya. Ia memang gampang terkejut, makanya beberapa temannya sangat senang menggodanya karena Hyunsuk akan refleks mengucapkan apapun dari mulutnya.

BHUGH

"Lu tuh ya sukanya ngagetin orang tua, gak sopan!" Hyunsuk mempoutkan bibirnya sambil memukul lengan Jihoon, namun pemuda itu bukannya merasa bersalah malah terkekeh gemas dengan reaksi Hyunsuk.

"Emang lu udah tua Kak?" Goda Jihoon.

"Ya at least gue lebih tua dari lu ya, dasar. Btw mobil gue udah baik-baik aja, makasih ya kemarin udah nemenin ke bengkel." Hyunsuk menoleh ke arah Jihoon dan tersenyum manis, membuat Jihoon blank sejenak karena terkena damage senyuman Hyunsuk yang mengandung banyak gula.

"O-oh, iya sama-sama Kak." Jihoon jadi salah tingkah, pemuda itu pun tersenyum canggung sembari mengusap belakang lehernya. 

"Kelas jam berapa?" Tanya Hyunsuk.

"Lima menit lagi." Jawab Jihoon sambil menunduk menatap jam tangannya. 

"Oh, 10.30 juga? Samaan dong. Yaudah gue naik ya, see you around! Semangat kelasnya!" Hyunsuk kembali tersenyum sambil melambaikan tangannya ke arah Jihoon sebelum menaiki tangga ke lantai 2 yang akan menuju ke kelas pertamanya pagi ini.

Jihoon pun balas tersenyum dan melambaikan tangannya pada Hyunsuk, pemuda tampan itu pun bermonolog lirih sembari melanjutkan langkah ke kelasnya;

"Kalo lu jadi penyemangat gue, gimana Kak?"

*****

"Mentang-mentang kuliah siang jangan bete gini dong mukanya, tetep kudu semangat pagi." Sindir Felix pada Eric saat ia tiba di meja kantin dimana ia dan Eric sudah janjian untuk makan siang bersama.

"Wah gue bukan bete karna kuliah siang, Fe." Eric menggeleng sambil meneguk jus pepayanya, kemudian menyodorkan gelas jus alpukat milik Felix yang memang sudah ia pesankan sebelum sahabatnya itu tiba.

"Terus?" Felix duduk dan membenarkan letak kacamatanya sebelum meneguk jus alpukatnya.

"Lu tau ketuanya HMTL?" Eric menoleh pada Felix.

"Ya tau lah, si Sunwoo. Kenapa emang?"

"Nah. Posisi gue di HMTL kan sekretaris, jobdesc gue seputar surat-suratan dan ngurusin partnership. Menurut lu wajar gak sih kalo tiba-tiba si Sunwoo nambah tugas gue jadi asisten dia? Katanya dia gak demen sama wakilnya sendiri coba, jadi dia bilang dia mungkin bakal sering ngajak gue ketemuan berdua doang buat bahas program-program gitu." Jelas Eric dengan ekspresi kesal.

Mendengar penjelasan Eric, entah mengapa Felix langsung tertawa lepas. Felix terkejut ternyata Eric sahabatnya bisa sepolos ini.

"Lu pe'a banget sumpah, gue kira lu dulu sering ngomelin gue karna gak brani PDKT ke Jisung itu karna lu udah pro soal cinta-cintaan, ternyata sama begonya." Felix menggeleng-gelengkan kepalanya sambil masih tertawa, membuat Eric kebingungan.

"Hah? Apa hubungannya deh gue bete ke Sunwoo dan gue ngomelin lu dulu?"

TUK!

Felix mengambil sebuah sendok yang terletak di tengah meja tersebut dan memukul kening Eric dengan sendok tersebut.

"Sunwoo suka sama lu, Eric. Jadiin lu asisten itu cuma modusnya dia doang biar bisa PDKT." Jelas Felix to the point, dan seketika Eric pun membulatkan kedua maniknya terkejut.

TBC

HAI MAAF BARU LANJUT LAGI, semoga masih pada nyimpen di library hshshs

INTRÉPIDE || jilix ft. mashikyu (coмpleтe ✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang