[7]

1.4K 320 38
                                    

ENJOY AND DON'T FORGET TO VOMENT

Meskipun akhirnya Mashiho tiba di kelasnya dengan tubuh cukup kering, tetap saja air hujan sudah berhasil membasahi sebagian area kemeja yang dikenakannya. Pemuda manis itu langsung menggigil saat ia tiba di dalam kelasnya dan disambut suhu AC yang lumayan dingin. Suasana kelasnya masih sepi, mungkin baru ada sekitar 10 orang mahasiswa di dalamnya. Hal seperti ini sudah biasa di dunia perkuliahan, sebagian besar mahasiswa akan malas berangkat jika hujan atau memilih untuk datang terlambat dengan alasan kehujanan. 

Salah satu dari 10 mahasiswa yang sudah ada di dalam kelas tersebut adalah Park Jihoon. Pemuda itu tiba lebih dulu di kelas dan tengah asyik dengan ponselnya sembari menunggu sang dosen tiba. Kedua maniknya terarah kepada Mashiho saat melihat pemuda manis itu tiba dan langsung duduk tepat di bawah AC. Jihoon mengeryit saat menyaksikan tubuh Mashiho yang bergetar, tanpa berpikir panjang ia pun bangkit dari posisi duduknya kemudian mengambil remote AC yang berada di depan kelas untuk menaikkan suhu mesin pendingin ruangan tersebut. Setelahnya, Jihoon melangkah mendekati Mashiho sembari melepaskan hoodie yang tengah digunakannya saat ini.

"Brangkat bareng Junkyu kan?" Tanya Jihoon to the point saat sudah tiba di hadapan Mashiho.

Mashiho mendongak dahulu guna melihat siapa yang tengah mengajaknya berbicara, kemudian mengangguk diiringi jawaban "Iya."

"Naik motor?" Tanya Jihoon lagi.

"Gak, ujan jadi pake mobilnya dia." Jawab Mashiho singkat. Ia heran mengapa Jihoon tiba-tiba mendekat dan mengajaknya mengobrol sok akrab begini, aneh.

"Tapi tetep basah kayanya baju lu. Nih pake, biar gak kedinginan." Jihoon pun meletakkan hoodienya di atas meja Mashiho.

"Eh, apaan nih? Gak usah gue gapapa kok." Mashiho tampak sungkan, padahal jelas-jelas tubuhnya masih sedikit menggigil.

"Gak usah nolak dan gak usah mikir macem-macem, anggep aja gue minjemin hoodie ini atas dasar kemanusiaan biar lu gak sakit. Tangan lu gemeteran soalnya, pasti dingin." Balas Jihoon. Dan pemuda itu pun kembali ke tempat duduknya sebelum Mashiho sempat menjawabnya lagi.

Dan tak lama kemudian, sang dosen pun tiba dan perkuliahan segera dimulai meskipun jumlah mahasiswa yang hadir baru setengah bagian dari daftar presensi.

Mashiho pun tidak ingin munafik, meskipun ia masih sungkan untuk mengenakan hoodie dari Jihoon, namun suhu dingin yang tidak bisa ditoleransi akhirnya membuat Mashiho memutuskan untuk mengenakan hoodie tersebut. Aroma parfum yang Jihoon kenakan masih dapat tercium saat Mashiho sudah mengenakan hoodienya, dan karena tubuhnya lebih mungil dari tubuh Jihoon maka hoodie itu pun tampak kebesaran di tubuhnya.

Dari tempat duduknya, Jihoon tersenyum tipis menyaksikan penampilan Mashiho yang tampak menggemaskan.

***** 

Waktu menunjukkan pukul 14.30, Felix dan Eric baru saja menyelesaikan salah satu mata kuliah mereka. Sebenarnya Felix tidak terlalu suka kelas siang, pasalnya ia sering mengantuk dan susah fokus, apalagi jika dosennya kurang bisa membangun suasana dengan materi kuliah yang menyenangkan.

"Fe, mau Batagor gak?" Tawar Eric saat melihat sebuah gerobak Batagor di depan gerbang fakultas mereka.

"Batagor? Boleh deh, jangan pedes ya. Gue ke toilet dulu, mau cuci muka." Ujar Felix.

"Oke." Dan Eric pun segera berjalan ke arah gerbang fakultasnya sementara Felix berjalan memasuki toilet pria yang berada di sisi timur gedung fakultasnya ini.

Begitu tiba di depan salah satu wastafel, Felix melepaskan kacamata yang dikenakannya dan digantungkan di kerah baju. Pemuda manis itu pun menyalakan keran dan mulai membasuh wajahnya. Felix tidak memperhatikan saat seseorang masuk ke toilet itu dan berdiri tepat di wastafel yang berada di sebelahnya. Toh siapapun itu Felix tidak akan dapat melihat wajahnya dengan jelas karena ia sedang tidak mengenakan kacamatanya.

"Masih ada kuliah lagi ya?" Orang di samping Felix mengajak berbicara.

Dan seketika Felix membulatkan kedua maniknya, karena meskipun ia tidak bisa melihat wajah orang di sampingnya ini dengan jelas namun ia kenal betul dengan suaranya.

"Jisung?" Felix menoleh dan menyipitkan kedua maniknya agar dapat bisa melihat dengan jelas apakah ini Jisung atau bukan.

"Wow, gue baru liat lu lepas kacamata gini, manis juga lu ya?" Goda Jisung.

DEG

Felix langsung gugup, pemuda manis itu langsung menarik beberapa lembar tisu yang ada di samping wastafel guna mengeringkan wajahnya, kemudian langsung mengenakan kacamatanya lagi. 

"Tapi kalo pake kacamata, lu jadi imut." Jisung meneruskan godaannya, padahal godaan yang sebelumnya saja belum direspon oleh Felix. 

"Eum... Sung, gue duluan ya." Felix pun menunduk dan langsung meninggalkan Jisung begitu saja tanpa berkata apapun. Felix berlari keluar dari toilet dan langsung menyusul Eric yang rupanya masih berada di dekat gerobak Batagor.

"Heh, ngapain lari-lari gitu?!" Eric kebingungan karena Felix tiba dengan nafas terengah.

"Hhhh... Batagornya udah belom?" Felix tidak menjawab pertanyaan Eric dan hanya menanyakan perihal batagor pesanannya.

"Nih lagi dibuatin, tadi ngantri 2 orang." Jelas Eric.

Dan secara tiba-tiba, muncul Jisung yang rupanya memperhatikan Felix berjalan ke arah gerbang dan memutuskan untuk mengikuti pemuda itu. 

"Pak, saya juga mau donk Batagornya seporsi." Ujar Jisung. Posisinya kini berdiri tepat di sebelah tubuh Felix, membuat pemuda manis itu terkejut dan membulatkan kedua maniknya. Refleks, Felix langsung memindahkan posisi tubuhnya ke samping Eric, sehingga ia tidak lagi bersebelahan dengan Jisung.

"Eh Sung, masih ada kelas?" Tanya Eric saat melihat Jisung di sampingnya.

"Udah kelar sih, mau balik tapi pengen Batagor." Jawab Jisung sambil tersenyum ke arah Eric, kemudian kedua maniknya berpindah ke wajah Felix yang tengah menatap lurus ke depan tanpa mau memandang ke arahnya.

"Ric, temen lu kenapa sih jutek banget? Gue ada bikin salah ya?" Tanya Jisung.

"Hah?" Eric langsung menoleh ke arah Felix dan menyenggol pinggang pemuda manis itu. "Fe, ditanyain Jisung noh."

"H-hah? Enggak kok, lu gak ada salah apa-apa." Felix menggeleng cepat.

"Dih masa? Tadi pas ketemu di toilet, gue bilang kalo lu imut kok langsung kabur?" Tanya Jisung lagi, membuat Eric membulatkan kedua maniknya terkejut sementara kedua pipi Felix langsung merona.

"Apaan sih, gue cowok, gue ganteng gak imut!" Jawab Felix dengan nada sedikit tinggi.

"Hehe, yaudah kalo gitu kan gue kenal sama Eric nih, kenalan sama lu juga boleh gak?" Jisung mulai melancarkan modusnya.

"Kan lu udah tau nama gue."

Jisung tersenyum, kemudian mengeluarkan ponselnya dan diserahkan pada Felix,

"Kan baru tau nama doank. Biar lebih kenal, gimana kalo lu bagi nomor WA lu?" Pinta Jisung.

Felix merasa seluruh tubuhnya langsung membeku, sementara Eric terkekeh puas dan sudah siap untuk menggoda sahabatnya ini habis-habisan.

TBC

Hai btw kalo aku updatenya kecepetan bilang ya, lagi lancar banget ini soalnya hehee

INTRÉPIDE || jilix ft. mashikyu (coмpleтe ✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang