Matahari pagi mulai memancarakan sinarnya kepada para penduduk Yorkshire, burung burung bernyanyi, tetes embun mulai menari diatas daun - daun yang hijau dan bunga - bunga yang indah telah mencapai titik puncak kebahagiannya menyambut datangnya musim semi. Disebuah jalan pedesaan panjang menuju perkotaan, terdengar deru suara yang berasal dari mobil SUV hitam dengan laju cukup cepat untuk mengejar kuda berlari.
"Sans Ghil! Kamu bawa mobil terlalu cepet, mungkin ini biasa saja buat V tapi untuk ku ini sama aja menantang maut, ingat kita masih bisa merasakan sakit bodoh." teriak Luxilius dengan panik.
Mendengar hal tersebut Ghilmar hanya tersenyum tipis dan malah menginjak pedal gasnya lebih dalam. V yang duduk di depan di sebelah Ghilmar hanya memasang mimik muka dinginnya sambil melihat pemandangan yang disediakan oleh alam di luar jendela mobil.
"Sialan aku sudah menduga hal ini akan terjadi." Lux menggerutu sambil mengencangkan cengkramannya kepada jok mobil yang diduduki oleh Ghilmar.
"Lemah!" ujar V kepada Lux dengan paras dinginnya.
Lux mengerutkan dahinya dengan mimik muka yang sedikit kesal namun pasrah mendengar perkataan yang di lontarkan oleh V.
"Aku sedikit lapar, sepertinya Hamburger ide yang cukup baik." Ghilmar mengutarakan keluh kesahnya sambil tetap terus menyetir.
Merespon ucapan Ghilmar, V dan Lux sontak membuat kontak mata terhadap Ghilmar seakan mereka sangat setuju dengan yang Ghilmar ucapkan. Sambil menatap kedepan, Lux dan V mengangguk dan tersenyum tipis. Seiring berjalannya waktu tanpa terasa mereka sudah mulai memasuki daerah perkotaan York. Sebuah perkotaan yang padat akan penduduk asli Inggris dan pendatang dari negara lainnya. Orang - orang saling berpapasan satu sama lain menjalani kesibukan mereka masing - masing, berdagang, bersekolah, berbisnis, berjalan - jalan, menikmati indahnya sudut kota York. Pemandangan ini menemani perjalanan mereka untuk menuju ke Universitas York tempat dimana mereka akan menimba ilmu lagi.
Disebuah jalan yang tidak ramai kendaraan terdapat satu mobil sedan yang melaju sangat pelan sehingga menghambat laju mobil mereka bertiga. Cukup kesal akan hal itu Ghilmar yang memegang kendali mobil memberi tanda dengan membunyikan klakson mobilnya lalu menyalip, dan mereka melanjutkan perjalanan. Perjalanan mereka sesaat terhambat oleh rambu persimpangan jalan yang menunjukan mereka untuk berhenti, Ghilmar pun mulai menginjak pedal remnya secara dalam perlahan - lahan dan memberhentikan mobilnya tepat di garis yang berada di garis sebelum penyebrangan jalan. Mereka melanjutkan perbincangannya tentang Hamburger yang sudah mereka bicarakan sebelumnya. Tak lama sebuah mobil sedan pun ikut terhenti oleh rambu lalu lintas, mobil sedan tersebut adalah mobil sedan yang sebelumnya menghambat perjalanan mereka. Namun sepertinya penumpang - penumpang mobil sedan tersebut tidak terlihat bersahabat, mereka tampak tidak terima dengan teguran yang Ghilmar berikan tidak lama dari situ. Berhenti disamping mobil mereka bertiga, pengemudi mobil sedan tersebut membuka kaca jendela mobilnya dan berkata,
"Bos sepertinya kau melakukan kesalahan, kau telah bermain dengan api kawan !".
Melihat hal tersebut pandangan mereka bertiga tertuju pada mobil sedan tersebut. Lux, V dan Ghilmar hanya memasang raut muka yang datar merespon ocehan pengendara mobil sedan tersebut dan bahkan mereka tidak menghiraukannya lalu melanjutkan kembali pembicaraan mereka tentang Hamburger. Merasa tidak dianggap dan tidak dihargai, Sang Pengendara sedan tersebut kembali melontarkan caciannya.
"Hei apakah kalian mendengarku?, aku yakin kaca jendelamu tidak kedap suara, buka dan bicaralah atau kami buka secara paksa, kamu telah membuat harga diri kami seperti tidak ada harganya!" ujar Sang Pengendara mobil sedan ditemani dengan teman - temannya yang memasang raut wajah bengis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Emperor : Tales of The Salvatores
Fantasy"Apakah kau tahu sebuah ironi dimana melindungi sama saja dengan mengorbankan diri ?" ucap seorang pria yang sedang duduk di sebuah aula besar mengenakan mahkota berbalut emas dan berlian di kepalanya. "Hah, apa yang kau bicarakan sayang ?" balas se...