PROLOG : BENIH BELENGGU

117 6 1
                                    

"Disebuah ruang abadi yang tidak dapat dijangkau oleh apapun dimana relung waktu berputar tanpa henti dan cahaya hangat menyelimuti kehampaan, berdirilah dua sosok surgawi yang disebut Ligerion yang berarti Pengatur. Mereka diberkahi dengan nama yang indah yaitu Mortur dan Morter oleh sang Deusorion atau Sang Pencipta. Deusorion membuat Ligerion dari sumber kehidupannya sendiri dimana Mortur dibekali dengan kekuatan untuk mengatur fisik dan Morter mengatur energi. Mereka dipercaya dan diberikan tugas absolut oleh Deusorion untuk mengatur ruang hampa nan luas dimana butiran cahaya bertebaran dengan bebatuan padat bulat yang mengelilingi cahaya tersebut dengan indah beserta segala aspek kehidupan didalamnya.

Seiring berjalannya waktu yang bahkan tidak dapat terhitung, Mortur sang Ligerion yang berkekuatan fisik seketika terhantui oleh perasaan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya yaitu perasaan bosan. Bosan akan sistem yang dipercayakan oleh Deusorion kepada mereka untuk mereka atur karena Mortur merasa mampu untuk melakukan hal yang lebih dari ini. Mortur berpikir bahwa Deusorion hanya membuat mereka untuk dijadikan tidak lebih menjadi boneka yang berfungsi untuk menjalankan sebuah pekerjaan terus menerus tanpa henti sampai dengan boneka itu bertemu penghujung cerita dan akhirnya mereka akan digantikan dengan boneka baru. Mortur berharap Deusorion dapat memberikan kekuasaan lebih dari fungsi mereka sebagai sosok pengatur sistem yang ada, karena menurut Mortur sistem yang diciptakan oleh Deusorion sangatlah statis dan tidak memliki alur cerita yang beragam.

Akhirnya Mortur berpikir,

"Mengapa kita tidak meminta Deusorion Yang Agung memberikan kita kuasa untuk menciptakan sistem dari pada mengatur sistem yang ada? Bukankah tugas kita sebagai pengatur sudah kita laksanakan dengan sempurna?. Entah mengapa baru terasa olehku bahwa Deusorion meragukan kemampuan dan kekuatan kita yang bahkan berasal dari dirinya sendiri, sayangnya aku kecewa padanya."

Mortur berusaha mencurahkan pemikiran resahnya kepada Morter terhadap Deusorion dan membujuk Morter berkompromi untuk menghadap Sang Pencipta memberikan mereka kuasa untuk menciptakan sebuah sistem dimana mereka berperan ganda dalam penciptaan dan tentunya sebagai sosok yang mengatur segalanya. Hingga tiba saatnya dimana para Ligerion menghadap langsung Sang Pencipta Deusorion untuk mengutarakan semua pemikiran juga permintaan yang mereka ingin utarakan. Sayangnya Sang Pencipta menolak dan menyanggah semua hal yang diutarakan oleh Mortur dan Morter.

Sang Pencipta hanya berkata,

"Kalian hanyalah makhluk yang aku ciptakan untuk mengatur sistem yang aku buat, kekuasaan untuk menciptakan sesuatu dan bahkan sebuah sistem hanyalah dimiliki oleh ku seorang. Jadi sadarilah tempat kalian, dan kembalilah menjalankan tugas yang aku berikan kepada kalian seperti biasanya."

Dengan perasaan kecewa dan merasa dianggap tidak mampu melakukan hal yang lebih dari fungsi mereka sebagai Ligerion, Mortur dan Morter kembali ke singgasana mereka sebagai pengatur juga sebagai budak dari Sang Pencipta. Perasaan kecewanya kepada Deusorion masih menghantui para Ligerion terutama Mortur. Tetapi tiba - tiba sebuah pemikiran yang entah datang dari mana mengetuk paradigma Mortur untuk melakukan hal yang picik dan membuat Mortur berpikir bila dia ingin menjadi Sang Pembuat sistem maka dia harus menyingkirkan pembuat sistem yang ada, disitulah niat Mortur untuk membunuh Sang Pencipta terbentuk. Namun Mortur tersadar bahwa membunuh Sang Pencipta bukanlah hal yang mudah dan bahkan hampir mustahil untuk dilakukan.

Waktu pun terus berputar, tata surya masih bekerja pada porosnya dan Ligerion pun masih menjalankan tugasnya yang membosankan. Mortur masih belum saja menemukan cara untuk membunuh Sang Deusorion. Sesaat Mortur tiba - tiba terdiam terpaku terpikirkan sebuah cara untuk menyingkirkan Sang Pencipta. Mortur berpikir jika dia berkeinginan mengalahkan Sang Pencipta maka dia harus menjadi sesosok yang dapat dibilang setara dengan Sang Pencipta itu sendiri. Pada dasarnya Mortur dan Morter diciptakan dari sumber kehidupan Deusorion namun dalam bentuk yang dipisahkan dan dibagi menjadi dua pecahan yang berbeda, disitulah pemikiran Mortur terbentuk bahwa dengan dirinya bersatu menjadi satu wadah dengan Morter, dia akan menjadi sesosok yang setara dengan Sang Pencipta dimana dia dapat membunuh Deusorion. Namun sayangnya cara ini harus mengorbankan Morter beserta kekuatannya untuk dikonsumsi dan diselaraskan dengan kekuatan Mortur, karena Morter sendiri adalah sosok Ligerion yang diberkahi oleh kekuatan energi, jadi apabila Mortur mengkonsumsi kekuatan Morter dia akan menjadi sesosok baru yang memiliki kedua kekuatan inti sekaligus yaitu fisik dan juga energi bernama Divarion atau juga sesosok yang setara dengan Sang Pencipta. Dan tiba saatnya Mortur mewujudkan tekadnya, Mortur pun mendatangi Morter disinggasananya untuk mengusungkan semua pemikiran yang telah dia buat demi membunuh Deusorion. Dia mengutarakan semuanya kepada Morter dengan terperinci, alhasil Morter cukup tercengang dengan apa yang dikatakan oleh Mortur. Namun dengan bujukan dan rayuan membuai berhasil memikat Morter untuk menyutujui semua hal yang direncakan oleh Mortur, meskipun rencana ini harus membuat kehidupan Morter sendiri dikorbankan.

Emperor : Tales of The SalvatoresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang