"Jadi dengan ini saya selaku pimpinan dari York University mengucapkan selamat datang kepada kalian semua mahasiswa - mahasiswa baru yang akan menimba ilmunya di kampus kita tercinta ini, selamat menggali wawasan dan selamat mencari pengalaman baru sebanyak banyaknya, sekian dan terimakasih." ucap seseorang berbadan kurus tua yang sedang berdiri di panggung utama menghadap kepada para mahasiswa baru.
Setelah beberapa waktu terlewatkan, beberapa sambutan diutarakan, upacara pengesahan mahasiswa baru sudah selesai terlaksanakan. Semua mahasiwa baru yang duduk di aula The Hall tersebut kini sudah sah menjadi mahasiswa York University begitu pula dengan Ghilmar, Luxilius, V yang otomatis menjadi bagian dari mereka. Kini rangkaian acara penerimaan mahasiswa baru York Unversity telah sampai di penghujungnya, acara tersebut adalah pengenalan lingkungan kampus kepada mahasiswa baru yang dipimpin oleh para mahasiswa senior yang menjadi bagian dari staff acara penerimaan mahasiswa baru tersebut.
"Baiklah kawan - kawan saatnya kita berjalan - jalan, dimohon untuk berbaris dengan kondusif sesuai dengan barisan yang sudah dibagikan lalu ikuti staff yang ditugaskan menjadi senior pembimbing kalian". Ujar seorang perempuan berambut pirang mengenakan tanda pengenal dilehernya kepada para mahasiswa baru.
"Huft...., V ingat kita berjalan ya bukan menghilang!" Lux berkata mengejek kepada V sambil merangkul lehernya dari belakang.
Mendengar gurauan yang diutarakan oleh Lux, V hanya terdiam sambil tersenyum tipis. Para mahasiswa baru pun berjalan mengikuti arahan para seniornya yang ditugaskan untuk mengarahkan dan mengenalkan setiap bangunan beserta fungsinya di kampus besar ini. Satu persatu bangunan telah mereka lewati dan para senior pun melaksanakan tugasnya untuk mengenalkan lingkungan kampus dengan baik. Dikarenakan lingkungan kampus yang besar, proses pengenalan kampus ini memakan waktu yang cukup lama. Para mahasiswa baru beserta seniornya terus berjalan dan juga berhenti pada setiap bangunan kampus yang ada menyusuri jalan yang dibuat sedemikian rupa. Setelah beberapa waktu mereka menyusuri jalan, akhirnya sampailah mereka ke sebuah kawasan kampus yang dikhususkan untuk olahraga. Lapang besar dari mulai outdoor dan indoor, gedung olahraga, beserta kolam renang semi outdoor menjadi sebuah aspek inti bagi kawasan tersebut. Para senior pembimbing masih saja melaksanakan tugas mereka dengan mengenalkan kawasan olahraga ini.
Setelah berjalan melewati beberapa lapangan yang ada, tibalah mereka disebuah lapangan hijau yang luas dan terdapat beberapa mahasiswa berseragam olahraga yang tampaknya sedang latihan sepak bola. Setiap senior pembimbing menjelaskan area tersebut dan kegiatan yang sedang berlangsung disitu, semua pandangan para mahasiswa baru tertuju kepada lapang dan tim sepak bola tersebut. Beberapa menit berlalu dan para senior pembimbing pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya kembali sambil mengarahkan para mahasiswa baru mengikutinya. Namun tak lama setelah mereka mulai berjalan kembali, seketika bola yang sedang digunakan oleh tim sepak bola menghantam tepat dikepala seorang mahasiswa baru perempuan yang berdiri di barisan depan Ghilmar. Bola tersebut melesat dengan kecepatan yang sangat cepat sehingga membuat mahasiswi tersebut kehilangan keseimbangannya lalu terjatuh. Sontak semua orang memandangi mahasiswi yang sudah terkapar ditanah itu, namun anehnya tim sepak bola yang melakukan hal ini entah disengaja ataupun tidak hanya tertawa di tengah lapangan sambil memandangi mahasiswi yang sudah tak berdaya. Melihat perlakuan yang tidak senonoh itu, senior pembimbing hanya terdiam terpaku. Hal tersebut membuat Ghilmar yang berdiri tepat di belakang mahasiswi yang sedang terkapar itu tak karuan, tanpa basa basi dia menghampiri mahasiswi tersebut,
"Kamu ga apa - apa?, masih bisa berdiri kan?, sini aku bantu berdiri." ucap Ghilmar kepada mahasiswi itu sambil membantunya berdiri.
Apa yang dilakukan oleh Ghilmar menjadi sebuah adegan yang menarik perhatian semua senior dan mahasiswa baru yang sedang berbaris, semua orang merasa bahwa yang dilakukan oleh Ghilmar sangatlah heroik. Setelah membantu mahasiswi yang terjatuh, Ghilmar berdiri menatap tajam kearah para tim sepak bola yang menyebabkan hal ini terjadi dengan mimik muka yang serius. Gerombolan mahasiswa masih belum melanjutkan perjalanannya karena kejadian yang tidak terduga ini. Namun dengan perlahan Ghilmar berjalan menuju arah lapangan bola lalu menghampiri tim tersebut sambil membawa bola dan membuat semua senior beserta semua mahasiswa baru tercengang.
"Sepertinya akan ada sesuatu yang seru terjadi kawan." ucap Lux yang berdiri disamping V sambil bertepuk tangan.
"Kita lihat apa yang akan terjadi." V menjawab perkataan Lux sambil memasukan kedua lengannya kedala saku jaket hoodie nya.
Akhirnya Ghilmar telah sampai di hadapan tim sepak bola tersebut.
"Lihat teman - teman siapa yang mengantarkan bola, terima kasih adik besar" ujar salah seorang dari tim sepak bola itu kepada Ghilmar dengan nada mengejek.
Namun sepertinya Ghilmar tidak hanya datang untuk memberikan bola tersebut kepada mereka.
"Kenapa kalian hanya diam berdiri dan tertawa bukannya meminta maaf ?, aku sarankan kalian untuk meminta maaf atau aku sendiri yang akan memaksa kalian untuk meminta maaf kepadanya." ucap Ghilmar didepan semua tim sepak bola itu tanpa memberikan bolanya kepada mereka.
Seketika semua tim sepak bola tersebut bersorak dan juga tercengang mendengar ucapan yang dikatakan oleh Ghilmar kepada mereka.
"HAHAHA, lihat siapa yang berbicara. Kau punya nyawa berapa berani berkata seperti itu kepada kami ?, mungkin kau berbadan tinggi besar tapi tetap saja kamu akan dihajar habis - habisan!" ujar seorang tim sepak bola itu yang tampaknya dia adalah kapten dari timnya dengan angkuh.
"Aku hanya punya satu nyawa, tapi satu nyawaku mampu untuk memberhentikan waktu dari seluruh nyawa yang hidup di muka bumi ini, cepatlah meminta maaf atau kau akan menyesalinya!" Ghilmar menjawab dengan tegas lalu melemparkan bola yang digenggamnya ke arah dada Sang Kapten sambil berlalu kembali menuju kelompoknya.
"Sombong sekali mahasiswa kemarin sore ini, kita beri dia pelajaran nanti kapten!" ucap seseorang yang berdiri di belakang Sang Kapten.
Sang Kapten tidak mengeluarkan sepatah kata pun, ternyata sepertinya dia sedang menahan rasa sakit yang disebabkan oleh lemparan bola yang dilakukan oleh Ghilmar kearah dadanya.
Sesaat sebelum Ghilmar bergabung kembali kerombongannya, seseorang dari tim sepak bola itu sengaja menendang bola yang dikembalikan dengan kencang kearah Ghilmar dengan tujuan untuk memberinya sedikit pelajaran. Namun sesaat sebelum bola itu hampir mengenai kepala bagian belakang Ghilmar, sebuah pergelangan tangan menangkis dan menahan bolanya. Pergelangan tangan tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah milik V. Semua orang tercengang oleh V yang bahkan sudah berada di samping Ghilmar karena mareka yakin bahwa sebelumnya V sedang berada di dalam barisan. Dengan paras dinginnya V menatap kearah tim sepak bola sambil tetap menahan dan memegang bola yang di tendang oleh mereka. Melihat hal tersebut Ghilmar tersenyum terhadap V lalu mengajaknya kembali kedalam barisan. Setelah V dan Ghil kembali kedalam barisan, V yang masih memegang bola yang sengaja tidak dia kembalikan, melemparkan bola tersebut kebawah kearah depan kaki Luxilius. Tanpa sepatah kata dan basa basi di keluarkan oleh mereka, Lux melangkah sambil menginjak bola tersebut dan membuat bola itu meletus menjadi tidak berbentuk. Semua orang yang berbaris beserta para senior pembimbing tercengang dan membuat mimik muka yang sangat aneh melihat kelakuan yang dilakukan oleh Ghilmar, V dan Luxilius. Hal yang mereka bertiga lakukan ini menjadi sesuatu yang menyebalkan untuk para tim sepak bola tapi mereka bertiga berlaku seperti tidak ada hal yang terjadi lalu kembali berjalan melewati semua barisan serentak tanpa menunggu perintah yang diberikan oleh para senior pembimbing mereka dengan angkuh tapi santai.
"Oy apa - apaan mereka ini ?, bola kita meletus hanya dengan di injak. Bola itu kan bola yang dipompa kuat dan perlu digeleng mobil buat sampai meletus gitu." ucap seorang tim sepakbola yang berdiri di belakang Sang Kapten sambil memandangi Lux, Ghilmar dan V.
"Lemparan bocah tadi yang datang kepadaku pun sangat kuat, entahlah bodo amat kita harus beri mereka pelajaran nanti!" Sang Kapten berkata di depan tim nya sambil menahan rasa sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Emperor : Tales of The Salvatores
Fantasía"Apakah kau tahu sebuah ironi dimana melindungi sama saja dengan mengorbankan diri ?" ucap seorang pria yang sedang duduk di sebuah aula besar mengenakan mahkota berbalut emas dan berlian di kepalanya. "Hah, apa yang kau bicarakan sayang ?" balas se...