"Apakah kau tahu sebuah ironi dimana melindungi sama saja dengan mengorbankan diri ?" ucap seorang pria yang sedang duduk di sebuah aula besar mengenakan mahkota berbalut emas dan berlian di kepalanya.
"Hah, apa yang kau bicarakan sayang ?" balas se...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Semua mahasiswa fakultas seni dan kemanusiaan yang baru menjalani hari pertama kuliahnya terlihat sedang menikmati waktu istirahat mereka. Sebagian dari mereka pergi ke kantin untuk makan, saling berbincang - bincang di beberapa tempat yang tersebar di lingkungan fakultas ini, menikmati indahnya musim semi sambil duduk di pinggiran danau kecil yang berada tepat di depan gedung fakultas mereka dan banyak hal lainnya yang dapat mereka lakukan untuk mengisi jam istirahat mereka.
"Ghil, mau makan ga?" saut seorang mahasiswa laki - laki yang sedang berada di sebuah lorong didepan kelas - kelas berada dimana banyak mahasiswa berlalu - lalang. Laki - laki itu mengenakan kemeja hijau pendek dan kacamata.
"Ayo aja, yang lain gimana? Ajak juga yang lain Dam." saut Ghilmar kepada Damian teman sekelasnya di jurusan filosofi.
"Oke bentar, aku ajak Jason, Ethan sama Topias." jawab Damian sambil berjalan pergi menuju sebuah kerumunan mahasiswa yang sedang berbincang - bincang.
Ghilmar menunggu Damian yang sedang mengajak teman - temannya lainnya sambil berdiri dan melihat - lihat banyaknya mahasiswa yang datang dan pergi di lorong luas ini. Tak lama dari itu, Damian kembali menghampiri Ghilmar bersama dengan teman - temannya yang lain.
"Yo Ghil, ada dua orang lagi yang mau ikut makan sama kita, dan mereka bilang pengen kenalan sama kamu. Woah, inilah rasanya berteman dengan seseorang yang eksistensinya kuat ya hahaha...," canda Damian sambil tertawa.
"Apa maksudmu dengan eksistensiku yang kuat? Hahaha..., sudahlah lupakan, mana dua orang tadi yang katanya pengen kenalan?" tanya Ghilmar dengan santai.
"Hey kalian kesini, ngapain ngumpet dibelakang? Katanya mau kenalan sama Ghilmar" ucap Topias kepada dua orang temannya yang bersembunyi dibelakang Jason dan Ethan.
Topias menyuruh kedua temannya yang bersembunyi untuk maju. Lalu terlihat dua orang mahasiswa perempuan perlahan datang menghampiri Ghilmar.
"Hai Ghilmar, kenalin namaku Winter. Woaa kamu tinggi banget" ucap seorang perempuan berparas menarik malu - malu dengan rambut pendeknya dan mengenakan sweater.
"Hallo salam kenal juga Winter. Ahaha.., biasa aja kali. Hmm.., dan kamu?" jawab Ghil sambil menjabat tangan Winter lalu bertanya kepada satu orang lagi mahasiswa perempuan yang berdiri disamping Winter.
"Aku Agatha, salam kenal ya Ghil hihihi....." balas Agatha dengan bahagia.
"Ah..., Agatha, oke salam kenal. Kemeja flanel sama kupluk rajut warna abu itu pas banget ya sama kamu." puji Ghil kepada Agatha sambil menyipitkan mata lalu mengacungkan jempolnya.
"Uuu....., seneng ga tuh dipuji Ghilmar. Eits! Ini aku kembaliin hidungmu yang terbang tadi." canda Ethan kepada Agatha.
"Ih apaansi Ethan! Itu berarti setidaknya setelanku jauh lebih baik dari pada kamu yang cuma pake kaos merah polos terus celana coklat doang!" tegas Agatha sambil menepuk bahu Ethan.