1

11 1 0
                                    

Bip... Bip... Bip...

Nathan membuka matanya, langit-langit berwarna putih dengan aroma obat yang menyengat mengelilinginya. Nathan melihat ke sampingnya, seorang perempuan tengah menatapnya dengan air mata.

"Akhirnya kamu bangun." Ucap Mulan sambil menyeka air matanya. Perempuan yang biasanya berpakaian rapih sewajarnya asisten, sekarang berpakaian manis dengan rok kuning dan baju putih.

"Berapa lama aku tidur?" Tanya Nathan, dia berusaha mengingat apa yang terjadi. Di gedung teaternya, Natasha pingsan dan Ayahnya menyuruhnya untuk meminum obat dalam dosis tinggi.

"4 bulan."

Waktu yang lama, harusnya semua orang sudah tidak bertanya-tanya tentang keadaannya. Nathan ingat Ayahnya memintanya untuk mengatakan bahwa dia mengalami kecelakaan mobil. Apa itu wajar? Koma selama 4 bulan karena kecelakaan mobil, tanpa luka. Selain bibirnya yang berdarah.

"Biar aku panggilkan dokter dan mengabari saudara-saudaramu."

Nathan mengangguk, Mulan keluar dari ruang rawat itu. Nathan memikirkan apa yang sudah dia lewatkan selama 4 bulan, mungkinkah Erwin sudah menikah? Atau Wisnu sudah memiliki anak? Semuanya mungkin.

Nathan melihat kearah lain, tubuhnya yang masih lemah, dia hanya bisa menggerakkan kepalanya. Di sisi lain tempat tidur, Nathan melihat satu vas tanaman bonsai. Nathan bisa menebak kalau itu adalah tanaman yang dibawa Wisnu.

Tak lama dokter masuk dan memeriksa keadaan Nathan. Dokter banyak bertanya tentang apa yang Nathan rasakan, membuatnya teringat dengan luka tembakan di punggungnya dan rahangnya yang di tendang oleh Ayahnya.

"Semuanya baik, sekarang anda hanya harus beristirahat total sampai beberapa hari, setelah itu jika dibutuhkan anda akan menjalani terapi." Ucap dokter sebelum pergi.

Saat pintu terbuka, Natasha masuk ke ruang perawatan itu dan langsung memeluk Nathan. Pelukan itu sangat kencang sampai selang pernafasan Nathan tertekan.

"Sha, aku gak bisa nafas." Natasha langsung melepaskan pelukannya dan duduk di kursi.

"Maaf..."

Nathan memperhatikan penampilan Natasha yang berubah, rambutnya tidak lagi sepanjang dulu. Sekarang Natasha memiliki poni yang menghalangi keningnya, Nathan juga bisa mencium aroma parfum yang berbeda dari Natasha.

"Aku merindukanmu." Nathan tidak berniat untuk membahasnya, 4 bulan bukan waktu yang sedikit, Natasha pasti melalui banyak hal.

"Aku sangat takut kamu pergi mendahului aku." Ucap Natasha sambil menunjuk air matanya yang mulai mengalir.

"Aku akan selalu bersamamu Sha, sekalipun aku mati."

Natasha meraih tangan Nathan dan meminta Nathan untuk mengelus kepala dan wajahnya. Natasha menumpahkan semua kerinduan dan kekhawatirannya.

Saat itu sampai matahari menghilang sepenuhnya, Natasha menceritakan banyak hal. Dari Prita yang sedang hamil, Erwin yang membuka cabang perusahaan jasanya, Jeremy yang bertunangan, Hanum yang wisuda dan perlahan mulai melupakan Sinta.

"Bagaimana denganmu? Apa yang terjadi selama 4 bulan ini?" Tanya Nathan.

"Tidak ada yang spesial."

"Ceritakan apapun tentangmu, itu akan jadi spesial untukku." Nathan melihat wajah saudarinya itu. Sepertinya ada hal yang disembunyikan Natasha darinya, semoga itu tidak berhubungan dengan Ayahnya.

"Beneran kok gak ada yang spesial."

"Ganendra? Kuliahmu? Bisnismu?"

Natasha merasa tidak ada yang perlu diceritakan pada Nathan, kehidupannya bukan lagi hal yang bisa dibagi dengan saudara kembarnya. Yang terpenting bagi Natasha, dia bisa melindungi Nathan dengan caranya.

Keluarga Mahendra Ali SakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang