-Homeless-
"Seingatku, aku sudah melarangmu mengusik hidupku"
Yoona berhenti di sisi salah satu meja pada sudut restoran, lantai pertama hotel dimana ia menginjakkan kaki di salah satu sudut New York City.
"Termasuk mengingatkanmu berhenti mengganggu suamiku"
Matanya menatap tajam kepada sosok paruh baya yang duduk manis seorang diri, namun pada setiap sudut restoran berdiri beberapa orang dengan segala pantauannya.
"Jangan pernah gunakan kepeduliannya atasku sebagai senjata untuk mendapatkan apa yang kau inginkan. Karena aku tidak akan pernah membiarkannya", tukas Yoona tegas dan beruntun
Pria itu meneguk isi gelas vodka martini di atas meja, lalu tersenyum kecil yang cenderung seperti seringaian.
"Menjadi Dokter ternyata tak membuatmu belajar sopan santun, Nak"
Akhirnya ia buka suara
Suara berat khas laki-laki berjakun, dan lengkap dengan stelan jas biru tua mengkilap.
"Mungkin karena aku tidak punya ayah yang bisa mengajarkannya", balas Yoona dengan sarkas yang sama.
"Well, kenapa kau tidak duduk. Selagi ayah yang kau bicarakan itu memiliki cukup waktu untuk mengajarimu sopan santun"
Pria itu mempersilahkan Yoona, gaya santai dan bermain-main itu justru lebih membuat Yoona muak.
Bersikap seolah tidak pernah terjadi apa-apa, disaat keduanya sama-sama sadar, mereka tidak terlalu dekat untuk bisa duduk berhadapan dan menikmati makan malam kemudian belajar sopan santun bersama-sama.
"No, thank you. Tapi aku memiliki suami yang khawatir jika aku tidak pulang tepat waktu seperti yang seharusnya", tolak Yoona dengan cara yang sama.
Dan mungkin tujuannya ke sana hanya untuk melabrak sang ayah setelah gangguan yang selalu dihadirkannya atas Siwon belakangan ini.
Yaitu membujuk, atau bahkan memaksanya meminta Yoona berkenan bertemu dengannya. Entah untuk tujuan apa.
Yang pasti bukan untuk tujuan yang baik, sekalipun saat memintanya kepada Siwon, Tuan Im seolah ingin melepas rindu dan meminta maaf atas Yoona. Dia tahu cara yang tepat untuk membujuk Siwon, untuk membujuk Yoona bertemu dengannya.
Dan itu benar-benar membuat Yoona semakin muak
"Ayolah Yoona, aku yakin suamimu tidak akan mati hanya karena tidak merasakan air liurmu satu jam ini"
Yoona berdecak, "cara bicara yang sang baik untuk mengajariku bersopan santun", balasnya pada bagian kalimat nyaris kotor sang ayah.
"Oh Yoona yang manis, jangan terlalu ketara sayang. Caramu menjauhkanku pada suami tercintamu sangat mudah ditebak"
Tatapan mata Yoona segera berubah menjadi sebuah kekhawatiran yang berusaha ia tutupi, kemudian tatapan perintah dari sang ayah memaksanya duduk, atau dia tak akan memberikan toleransi lagi.
"Jangan terlalu takut. Percayalah, selama kau mengikuti perintah, maka aku tidak akan membiarkan Siwon tahu apa-apa tentang yang kau lakukan", ujar Tuan Im yang justru cenderung seperti ancaman
"Apa yang kau inginkan?"
Yoona langsung pada inti pembicaraan, dia muak harus bertele-tele.
"Pertanyaan bagus"
Dilihatnya sang ayah meneguk isi gelas kristal di tangannya, kemudian menaruhnya kembali di atas meja sambil tersenyum menang, bangga melihat kekalahan Yoona atas apapun yang tidak diberitahunya kepada Siwon, dan entah mengapa Siwonpun tak perlu tahu soal itu.