-Homeless-
"Oh My God!!! Apa yang sudah kalian lakukan?"
Steve yang baru saja sampai di mulut pintu dan melihat kekacauan apa yang sudah terjadi di sana. Napasnya masih terengah-enggah, namun kejadian di dalam sana, justru lebih membuatnya ingin gila. "Aku sudah memperingatimu, perhatikan emosimu. Amarahmu penting, ya kau benar. Tapi dendam atas apa yang terjadi pada keluargamu tidak lebih penting dari Wormhole itu", kesalnya sampai berlari ke arah Yoona.
"Tak ada Dokter Yoona, maka tak ada Wormhole"
Teriaknya berusaha membantu Yoona untuk duduk dan bersandar pada tembok.
"Hei.. hei!!! Lihat aku"
Suara berat dari pria yang ternyata Steve itu menampar-nampar pelan wajah Yoona. Diisyaratkannya juga James mengurus satu Franklyn yang masih bernyawa. Lalu Siwon hanya menatap kosong kepada Tuan Im yang sudah tergeletak tak benyawa di atas lantai.
Kemudian matanya beralih pada Yoona yang dipaksa Steve untuk terus dalam kesadarannya.
"Heii!!! Dokter Yoona, jangan tutup matamu"
Paksa Steve terus, kemudian menahan bekas tembakan di dada Yoona, "baik Dok, kau tertembak. Dan kau kehilangan sedikit darah. Tapi kami akan mengeluarkanmu dari sini", lalu Steve berusaha mengisyaratkan Siwon mengurus tas kecil yang tadi menjadi bawaannya. Cukup yakin pria itu tak akan sudi jika dimintanya menggendong Yoona dari sana.
"Tekan terus selama aku menggendongmu", lanjut Steve mengarahkan tangan kanan Yoona untuk menekan dadanya sendiri. Dan suami sialan yang tak berguna itu hanya diam. Dia linglung atas yang terjadi saat justru semua kacau.
Karena persoalan pribadi, sekarang mereka juga akan kehilangan Wormhole jika Yoona tidak selamat.
Dan semua itu salahnya.
Jika itu sampai terjadi, maka misi mereka terancam gagal lagi, dan jutaan nyawa akan dalam bahaya.Ya, sesulit itu terkadang menahan emosi saat semua sudah sangat terlihat kekacauannya.
-Homeless-
S
aat akhir malam New York City yang menyembunyikan luka-luka menggebu itu datang, di sana bumi dan seisinya terlihat sepi. Berpura-pura mati seakan semua yang terjadi di beberapa manusianya tidak berarti.
Gelap malam yang resah menjadi teman setia pikiran gelisah tiga orang manusia yang duduk di antara sofa, ruang dimana ketiganya bisa menunggu dengan gusar saat berada di tempat mereka berakhir membawa Yoona.
Rumah sakit dimana mereka bisa mendapatkan fasilitas khusus untuk Yoona, tanpa harus terganggu dengan orang banyak.
Menunggu setelah lebih dari dua jam menjadi warna penambah gelisah.
Bagi mereka, Yoona harus hidup jika ingin jutaan manusia di sana tetap hidup. Yoona adalah jalan pertahanan mereka untuk menyudahi kematian massal yang direncanakan untuk negara itu."Bagaimana team pembersih?"
Hening mereka, Steve, Siwon dan James sedikit terpecah saat suara Siwon menyelinap masuk pada pendengaran mereka yang terlalu lama sepi.
(Team pembersih yang dimaksud adalah team yang selalu membersihkan lokasi dimana CIA beroperasi yang mungkin berakhir dengan korban jiwa. Jadi tugas mereka membereskan itu, agar seolah di sana tidak pernah terjadi apa-apa)
"Sudah dari 2 jam yang lalu"
James menjawab seadanya, memandang bergantian kedua rekannya itu dengan rasa bersalah.Andai saja ia bisa sedikit menenangkan emosi Siwon, mungkin aset mereka tidak akan dipersimpangan hidup dan mati seperti sekarang.