-Homeless-
"IM SEULONG!!!"
Siwon meneriaki dengan menyebut nama sang mertua dengan begitu jelas, "ANGKAT TANGAN!!!", lanjutnya dengan suara lantang dan keras, sambil menodongkan pistol ke arah pria yang ternyata tuan Im.
Ia sebenarnya terkejut, namun berusaha untuk terlihat tidak gentar sama sekali.
Ia tersenyum getir tanpa melakukan apa yang Siwon perintahkan, dan membalik badan untuk bisa melihat wajah Siwon dengan jelas.
"Choi Siwon...", ujarnya menyebut nama Siwon, dan dengan santainya meneguk wine di gelas kristalnya, "aku merasa tersanjung", lanjut Tuan Im sebagai sebuah sarkas untuk menjelaskan bahwa pada akhirnya Siwon berani mengungkap identitas aslinya.
Ya, kesempatan sudah berada di depan matanya. Untuk apa lagi pria itu terus berpura-pura menjadi orang lain yang menjadi suami dari anakmu, Tuan Im!!!
Siwon mencoba melangkah untuk lebih dekat, juga berusaha untuk membagi perhatian, berjaga-jaga, jikalau ada anak buah sang ayah mertua yang tersisa di sana dan bersiap menyerangnya.
"Akulah yang merasa terhormat, Aboenim"
Siwon menjawab celetukan Tuan Im dengan sarkas yang sama, namun dengan nada kemenangan.
Ia menekan suara pada bagian Aboenim. Dengan tujuan menjelaskan, bahwa ia bahkan bisa menipu penipu seperti Tuan Im hingga sejauh itu.
Siwon bisa menjadi menantu yang ia sedikit percayai, bahkan mempercayakan putrinya untuk dinikahi Siwon. Siwon menang berlipat-lipat bukan?
"Katakan padaku dimana Wormhole itu. Ku beri waktu 10 detik. Atau kau akan mati", ancam Siwon yang semakin memamerkan jati dirinya. Bahwa sebenarnya ia juga tidak pernah menyukai Tuan Im, dan itu lebih dari yang Yoona rasakan.
Tuan Im kembali tersenyum, bergaya sangat santai sambil menggerak-gerakkan kaki kanannya di atas lantai.
"Menarik," ujarnya dan kini mulai mencoba menatap Siwon, "kau tahu? Saat aku dan anak buahku menyembunyikannya. Sudah kupastikan menyingkirkan semua saksi mata. Lalu ku singkirkan juga orang-orang yang menyingkirkannya", Tuan Im melanjutkan masih dengan tatapan sepelenya kepada Siwon. "Artinya, saat ini aku adalah satu-satunya orang yang tahu dimana flash drive itu. Dan akan dibawa kemana nantinya. Jadi, kurasa aku punya waktu lebih dari 10 detik"
Jawaban itu mengalahkan pikiran Siwon beberapa saat, menjadi sebuah ancaman yang berhasil membuat Siwon gentar untuk menanamkan peluru senjata api itu di otak Tuan Im, seperti keinginannya.
"Baiklah, kurasa kau sebaiknya segera", jawab Siwon.
Kembali Tuan Im tersenyum dengan tatapan mengejek kepada siswon yang mungkin akan disusul para rekannya kemudian.
Sebelum itu sungguh terjadi, ada baiknya Tuan Im menghancurkan mental pembohong itu lebih dulu
"Choi Siwon, bagaimana rasanya menjadi orang yang merasa mengetahui segalanya, saat ternyata kau yang tidak tahu apa-apa?"
Siwon tidak menjawab, pria itu hanya menunggu Tuan Im menyelesaikan omong kosongnya. Sekalipun ada segelintir rasa penasaran dalam dirinya, tapi Siwon sudah cukup lama menjadi spesialis berpura-pura, dan hebat dalam hal itu.
"Kau mungkin sangat bangga atas pencapaianmu untuk sampai di titik ini. Dan berpikir kau telah melakukan segalanya. Tapi pernah kau berpikir, bahwa kau hanya lelucon yang aku dan Yoona selalu pandangi setiap bertemu denganmu. Kami tertawa dalam hati atas segala kebohonganmu yang hebat, kau berpura-pura menjadi orang lain. Kau meneruskan kebohongan itu, lalu mengembangkan ceritanya setiap harinya. Dan aku, Yoona hanya bisa melihatmu dan berpura-pura percaya dengan itu"