-Homeless-
"Kau sudah diperiksa?"
"Temanku sudah melakukannya. Dan aku juga perlu mengembalikan mobil dan ponsel ini", lanjut Yoona menunjuk mobil berikut dengan ponsel rekannya yang ia pinjam.
"Sejak kapan kau punya teman", tukas Siwon dalam hati.
Keadaan yang terlalu dipaksakan menggandai keanehan itu.
Pikiran Siwon langsung melayang kepada Tuan Im, Frank dan sekarang Yoona menunjukkan tanda-tanda kemungkinan akan menyusul keduanya.
-Homeless-
Pada akhirnya Siwon menyetujui keinginan Yoona untuk melakukan sesuatu yang dikatakannya perlu. Membiarkan mobil wanita itu memutar balik dan melintasi jalan lebih dulu.
"Steve, kau dengar ?"
Pertanyaan Siwon bukan untuk memastikan apakah Steve masih mendengar, tapi lebih memastikan rekannya itu paham perkataan Yoona beberapa saat lalu. Karena itu, Steve juga harus tetap memantau kemana Yoona pergi melalui ponselnya.
"Copy that", jawab Steve bersamaan dengan Siwon yang masih setia memandang mobil yang digunakan Yoona hingga nyaris menghilang.
Pria itu cukup kesulitan mendapatkan kepercayaan Yoona. Setidaknya menurutnya demikian. Bahkan ketika wanita itu mengaku mencintainya, ia tetap tak memberikan Siwon akses untuk mengetahui rahasianya, yang Siwon yakini ada hubungannya dengan Tuan Im.
Dia memberikan rahasianya Siwon, kau lupa?
"Kirimkan lokasi pertemuan mereka. James pasti kesulitan menanganinya sendirian"
"Copy that"
Steve segera mengirimkan Siwon lokasi yang dimintanya bersamaan dengan masuknya pria itu kembali ke dalam mobil. Dan akan menancap gasnya menuju lokasi.
Beberapa menit mengemudi, "Siwon, Direktur menunggumu"
Steve kembali bersuara yang mulai mengurungkan keinginan Siwon sampai secepatnya ke tujuan.
Perintah yang membuat Siwon mulai memelankan laju mobil, "Range Rover hitam, di lurusan Starbucks sebelah kananmu", lanjut Steve.
Diikuti Siwon instruksi itu dan memang menemukan mobil yang di bicarakan. Ia menghentikan mobil, kemudian segera mempercepat aduan kaki setelah keluar dari mobilnya untuk masuk kedalam mobil yang disebutkan.
Siwon memasuki mobil usai memastikan dirinya tidak diikuti oleh siapapun
Dan benar saja, ia melihat sosok yang katanya ingin bertemu dengannya.
Alexander Moore, Head Of Operations, CIA
"Sir..."
Siwon menyapa pada sosok berkacamata hitam, ia berstelan formal yang duduk di kursi penumpang bersama seseorang di sampingnya.
"Agent Choi", balasnya pada sapaan Siwon. Kemudian membuka kaca mata hitam yang menghias di wajahnya. Mereka tidak punya cukup waktu untuk bertele-tele.
"Kau membuat pilihan buruk di Moskow. Mendapatkan Wormhole atau selamatkan team"
Sang Direktur menatap mata Siwon sangat serius. Mengingatkan pria itu lagi dengan insiden di Moskow, tentang kegagalan misi mereka, dan betapa kecewanya sang Direktur menerima kenyataan itu usai memberikan Siwon dan teamnya kepercayaan, bahwa mereka akan mendapatkan Wormhole itu.
"Saat itu kau memilih team. Membuat dunia ini dalam bahaya"
Alexander yang biasa dipanggil Alex itu memperjelas ulang pilihan buruk Siwon. Entah untuk tujuan apa