BAB 1

5.1K 112 0
                                    

SELAMAT MEMBACA...

***



[JAKARTA, 2017]


Sore ini Geera terpaksa mengantarkan pesanan menggantikan Yedo – teman kerjanya, menuju salah satu Mall yang ada di daerah Bintaro. Setelah mengantarkan pesanan itu, dia mampir ke toilet yang di dekat bioskop terlebih dahulu. Saat akan masuk ke dalam toilet wanita, ada tangan yang menyentuh bahunya.

"Hei," sapa seorang cowok berpenampilan kasual pada Geera.

"Ya?" respon Geera.

"Maaf, boleh pinjam hp sebentar?" tanya cowok itu.

Geera memandangi cowok itu sejenak.

"Hp saya mati. Saya harus menghubungi seseorang. Nggak akan lama. Nanti saya ganti uang pulsanya." Tambah cowok itu cepat memberitahu alasannya sambil menunjukan ponselnya yang mati.

Melihat cowok itu yang sopan, akhirnya Geera merogoh ponselnya dan memberikannya pada cowok itu.

Cowok itu pun segera menekan nomor dan menunggu sambungan.

"Kamu bisa masuk dulu. Saya akan tetap di sini." Kata cowok itu yang menyadari Geera berdiri tidak nyaman menahan ingin buang air kecil.

"Jangan macam-macam," balas Geera memberikan ancaman datar.

"Ya, jangan khawatir." Jawab cowok itu.

Geera segera masuk ke dalam toilet. Dia buru-buru menyelesaikan kegiatannya lalu keluar setelah mencuci tangan. Cowok itu menungguinya di lorong toilet tampak sudah selesai menghubungi seseorang.

"Sudah?" tanya Geera memastikan.

"Ya," jawab cowok itu pendek sambil mengembalikan ponsel Geera dan memberikan selembar uang seratus ribu.

"Ini kebanyakan," ucap Geera.

"Nggak pa-pa. Terima kasih," balas cowok itu yang langsung pergi.

Geera menggidikkan kedua bahu cuek lalu memandangi punggung cowok itu yang menjauh.

"Terima kasih juga," kata Geera lirih.


^ ^ ^


Seorang laki-laki paruh baya memasuki sebuah restoran. Dia segera menghampiri meja paling ujung yang menghadap taman.

"Duduk," perintah seorang laki-laki lain yang sudah menunggu dengan penampilan jas rapi.

Laki-laki paruh baya itu langsung duduk dengan patuh.

"Gimana?" tanya laki-laki yang berpenampilan jas rapi.

"Dia menemui perempuan lain di lorong toilet. Seperti dugaanmu, Zian belum berubah."

Laki-laki berpenampilan jas rapi meletakkan gelas minumannya.

"Waktunya untuk bergerak. Pernikahan itu tidak boleh sampai terjadi."

"Baik."


^ ^ ^


TAKDIR YANG MENYAKITKAN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang