BAB 10

1.6K 112 0
                                    

SELAMAT MEMBACA...

***


Geera menangis keras di balik bantal yang meredam suaranya. Dia kembali menyalahkan dirinya sendiri. Dia benar-benar bodoh kenapa bisa luluh dengan laki-laki yang sudah merenggut kehormatannya. Padahal dia dalam keadaan sangat sadar saat melakukannya. Semua perlakuan lembut dan perhatian Zian membuatnya pasrah begitu saja.

Setelah sekian lama tidak pernah merasakan kasih sayang entah itu dari keluarga atau teman, dia jadi cepat luluh saat Zian hadir. Dia sungguh harus mengakhiri segalanya sebelum ada yang mati lagi hanya karena ulahnya. Dia tidak boleh membiarkan itu sampai terjadi lagi.

Namun, ada yang memberatkan perasaannya.

Dia sangat ingin menemui wanita itu dan meminta maaf sekali lagi sebelum benar-benar melakukannya. Tanpa disadarinya, kakinya sudah berjalan menuju pintu. Dia meraih ponsel dan tasnya lalu meninggalkan kamar kosnya. Dia mengetik pesan meminta izin pada bosnya karena tidak bisa kerja lagi.


^ ^ ^


Annisa tidak bisa menahan kemarahannya lagi.

Kakinya melangkah mendekati sosok Geera yang sedang berdiri di depan sebuah rumah. Dia sudah mengikuti Geera sejak Geera keluar dari kosannya. Keputusan Zian yang membatalkan pernikahan secara sepihak membuatnya murka. Dia memang gadis penurut dan baik, tetapi apa yang disaksikannya memaksakannya untuk melakukannya.

Tangan Annisa menarik Geera hingga membalikkan badan.

Geera tersentak kaget.

Kemudian, tangan Annisa menampar pipi Geera kuat. Perbuatannya itu mengundang perhatian orang-orang yang tinggal di komplek tersebut. Geera yang masih terkejut memegangi pipinya yang terasa panas.

"Dasar pelacur!!!" Annisa memaki keras. Itu adalah makian pertama dalam hidupnya.

Geera tercekat mendengarnya. Ingatan kejadian hari itu menyeruak ke permukaan. Kata pelacur menamparnya kembali pada kejadian hari itu. Tiba-tiba dadanya terasa sesak. Dia berusaha menahannya.

"Kamu tidur sama calon suamiku, Pelacur! Kembalikan dia padaku! Kembalikan...!!!" lanjut Annisa dengan kasar tetapi fokus Geera terarah pada orang lain.

Seorang wanita tua datang mendekatinya dengan kemarahan.

"Kamu lagi!?? Buat apa kamu datang lagi?! Mau mempermalukanku dan keluargaku lagi?! Apakah tidak cukup kamu sudah membuat suamiku meninggal?!! Hah!!!" wanita itu mendorong Geera dengan kasar.

Annisa jadi kebingungan melihatnya.

Apa perempuan ini tidur sama kakek-kakek juga?

Annisa membatin dalam hati sambil memperhatikan wanita tua itu.

Napas Geera semakin mencekat. Matanya merah dan berkaca-kaca. Di waktu yang bersamaan, datang dua perempuan lain dan dua laki-laki mengekori di belakangnya.

"Lo mau apa lagi, Geera?!! Apa masih kurang udah diusir?!! Bahkan lo udah dikeluarin dari keluarga!!! Jangan pernah balik lagi, pergi!!! Jangan sakitin Ibu gue, dasar lonte!!!" kata salah satu perempuan itu dengan kasar.

Geera tidak kuat lagi. Dia berjalan mundur lalu membalikkan badan berlari pergi dari sana. Dia bahkan tidak sadar sudah menabrak beberapa orang dan salah satunya adalah Zian.

TAKDIR YANG MENYAKITKAN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang