Chapter 01

3.8K 247 678
                                    

Selamat datang di cerita pertama aku hihihi

Perkenalkan namaku Frisca/Ica, bebas kalian mau manggil apa? Sayang juga boleh 😂

Ini cerita pertama aku jadi kalo gak nyambung mohon maaf hehe

Tanpa banyak bacot

Happy reading ....

Perkenalkan namanya Langit Arsenio William. Putra tunggal dari pasangan William Henry Ribery dan Reyynin Arabelle. Memiliki wajah yang tampan dan rupawan, sehingga banyak kaum hawa menyukainya. Selain populer karena ketampanannya, Langit juga seorang anak pemilik sekolah. Itu menjadi nilai plus Langit di sekolah. Namun, manusia pasti memiliki kekurangan, begitu juga dengan Langit, ia menjadi murid langganan yang sering mampir ke ruang BK. Bukan untuk bersilaturahmi, tetapi karena dirinya yang sering bolos saat jam pelajaranlah yang membuat dirinya keluar masuk ruang BK.

"Sayang!" Seorang gadis bergelayutan manja di tangan Langit dengan kepala yang disandarkan ke bahunya.

Dia Aqila Wijaya salah satu siswi William's High School yang menyukai Langit. Ia menganggap Langit itu sebagai pacarnya, padahal Langit tidak pernah menembaknya atau memiliki perasaan terhadapnya. Hanya Qilla yang mengklaim bahwa langit adalah pacarnya.

"Apaan sih lo!" Langit menyingkirkan tangan Qilla, ia merasa risih saat ditempeli terus-menerus oleh Qilla.

"Gue mau masuk kelas," lanjutnya, kemudian meninggalkan Qila di koridor membuat gadis itu mengerucutkan bibirnya. Padahal dia sudah berusaha semampunya untuk menarik perhatian Langit, tetapi tak sekalipun Langit melihat ke arahnya.

Saat memasuki kelasnya, Langit langsung mendatangi sahabatnya yang sedang fokus menatap layar Handphone-nya. "An! Lo suka gak sama Vira?" tanya Langit tiba-tiba sambil menepuk pundak Aan, kemudian mengambil duduk di sampingnya.

Aan menoleh ke arah sahabatnya itu. "Napa lo tanya begitu?" Bukannya menjawab, Aan malah balik bertanya. Kemudian fokusnya kembali ke arah layar Handphone-nya.

Langit menarik napas sebelum menjawab, "Gue mimpi, Vira suka sama lo." Langit mengatakan itu dengan raut datar, mengingat di dalam mimpi Vira menolaknya karena menyukai sahabatnya.

"Serius?! " tanya Aan kaget, setelah memasukkan handphone nya kedalam saku celana, Aan langsung menoleh ke arah Langit.
Langit hanya mengangguk kepalanya sebagai jawaban, sangat malas untuk mengeluarkan suaranya.

"Kalau gitu, Varo bakalan jadi abang ipar gue lah," ucap Aan antusias sambil menaik turunkan kedua alisnya, bermaksud untuk menggoda Langit.

"Lo suka sama Vira, mau nembak dia?" tanya Langit serius.

Aan langsung menggeleng. "Kalau gue nembak Vira, ntar lo sakit hati. Ya kali seorang Mogan Rafaansyah nembak calon pacarnya sahabatnya sendiri sih," sahutnya sambil mengibas-ngibaskan tangannya.

"Calon pacar?" tanya Langit bingung. Calon pacar siapa yang dimaksud oleh sahabatnya ini?

"Lo suka kan sama Vira?" tembak Aan tepat sasaran, membuat Langit tersentak kaget.

"Lo suka sama adek gue?" tiba-tiba dari arah belakang Varo datang. Membuat kedua orang sahabat itu berjingkat karena terkejut.

"Sejak kapan lo disini?"

"Jawab pertanyaan gue. Lo suka sama Vira?" tanyanya lagi. Karena pertanyaan yang pertama belum juga dijawab oleh Langit.

Langit hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. "Mending lo lupain adek gue." Bukannya memberikan support Varo malah menyuruhnya melupakan saudara kembarnya itu.

Sweet Seventeen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang