Happy reading ....
"Selamat pagi semua!" sapa Vira saat memasuki kelas, Vira berjalan dengan senyum yang tak luntur dari wajahnya.
Semua yang ada di kelas langsung menoleh ke arah perempuan yang tampak bersinar pagi ini. "Pagi," balas mereka kompak.
Siswa-siswi yang berada di kelas bingung karena tak biasanya Vira menyapa semua orang dengan semangat seperti ini, biasanya dia akan masuk ke kelas dan langsung duduk di kursinya.
Vira berjalan menuju ke kursinya di mana Gadys dan Keyla sudah menunggu sambil tersenyum menyambut kedatangan sahabatnya itu.
Vira duduk di kursinya, kemudian menolehkan wajahnya ke arah Gadys dan Keyla. Berdehem sebentar sebelum mengeluarkan suaranya. "Gue ada kabar gembira untuk kalian," bisik Vira membuat atensi kedua sahabatnya menjadi fokus ke arahnya.
"Kabar apa?" tanya mereka penasaran.
Sebelum menjawab, Vira lagi-lagi tersenyum. Rasanya menyenangkan melihat wajah penasaran kedua sahabatnya ini. "Gue ... hamil," ucap Vira berbisik dengan senyum yang makin terkembang dari wajahnya.
Gadys dan Keyla yang mendengar itu reflek menutup mulut dengan kedua tangannya.
"Serius lo?" tanya mereka sedikit memekik. Mereka takut salah dengar. Tetapi setelah melihat anggukan semangat dari Vira, barulah mereka memekik senang."Bentar lagi gue dipanggil Onti." Keyla sedikit berteriak, membuat seluruh siswa yang berada di kelas menoleh ke mereka dengan tatapan penasaran.
Vira yang merasa mereka jadi pusat perhatian langsung menatap Keyla tajam.
"Sama calon keponakan gue, sepupu gue lagi hamil," kilah Keyla dengan sedikit gelagapan. Dan mereka pun melanjutkan kegiatan mereka masing-masing.
"Lo sih, lemes banget mulutnya," sindi Gadys, membuat ringisan keluar dari mulut Keyla.
"Sorry, gue terlalu excited tadi," balasnya dengan cengiran lebar.
****
Tring.....tring....tring....
Bel sekolah berbunyi, seluruh siswa-siswi William's High School berhamburan keluar kelas yang awalnya mengantuk karena bosan belajar matematika, jadi segar lagi karena bel istirahat telah menyelamatkan mereka dari kebosanan.
"Ke kantin yuk!" ajak Gadys.
"Yuklah." jawab Vira dan Tria berjalan dahulu.
"Gue yang ngajak, gue malah ditinggal," cibir Gadys menghampiri mereka.
Mereka bertiga berjalan menuju ke kantin tapi jalan mereka terhenti karena kedatangan tante-tante sekolah, siapa lagi kalau bukan Qilla, Aqilla Wijaya. Yang tampilannya terlalu menor saat ke sekolah.
"Mau kemana lo perebut pacar orang," hardiknya dengan mulut yang masih diisi permen lolipop.
Vira yang tidak merasa merebut pacar siapa-siapa hanya mengedikkan bahu acuh.
"Heh! Berhenti lo!" teriak Qilla yang kini sudah berada di depan Vira.
"Kenapa sih? Gue mau ke kantin, minggir."
"Ngapain ke kantin? Mau kegatelan ke pacar orang lagi? Dasar pelakor!"
"Salah orang kali lo." Vira berusaha berjalan maju, tetapi tangannya ditahan oleh Qilla.
"Gak punya malu banget lo, ya. Ngerebut pacar orang tanpa rasa malu sama sekali," sembur Qilla hingga air liurnya mengenai seragam sekolah Vira.
Vira menghela napas karena dirinya sudah lapar, tapi masih saja ditahan-tahan oleh makhluk tak jelas ini. "Maaf, tapi gue bukan perebut pacar orang. Lo nya aja yang terlalu berharap Langit jadi pacar lo." Setelah mengatakan itu Vira berjalan meninggalkan Qilla yang berdiri dengan wajah cengo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Seventeen (END)
Teen FictionJudul awal Nikah Dini Langit Arsenio William, memiliki wajah yang tampan dan tentunya idaman para kaum hawa. Seorang siswa dari sekolah favorit yaitu William's High School, yang mana merupakan sekolah milik ayahnya. Selama tiga tahun bersekolah di s...