Selamat datang di bab kata! Kali ini kamu akan mempelajari tentang kata depan dan imbuhan.
Selamat membaca!
Kata Depan
Kata depan atau preposisi adalah jenis kata yang diletakkan sebelum kata kerja, kata benda, atau kata keterangan lain yang berhubungan. Kata depan ini punya banyak anak, seperti di, ke, dan dari.
Preposisi tidak ditulis serangkai alias tidak disambung dengan kata yang mengikutinya. Secara singkat, kata depan harus ditulis terpisah dari kata selanjutnya.
Contoh dalam kalimat seperti:
• Kami masuk ke dalam kulkas.
• Orang-orang berkumpul di tengah lapangan.
• Mereka baru saja pulang dari sekolah.
Sekarang kamu lanjut dulu ke imbuhan jika sudah memahami dasar penggunaan kata depan.
Imbuhan
Imbuhan adalah awalan, sisipan, atau akhiran yang ditulis bersambung dengan kata dasarnya. Sebenarnya imbuhan punya banyak jenis, tetapi hanya beberapa saja yang dimasukkan ke bab ini.
Contohnya:
• Saya sedang berjalan ke pasar.
• Seniman itu sangat teliti dalam memilih warna.
• Sekolah akhirnya mengadakan ekstrakulikuler sepak bola.
Gampang? Wah, iya. Makanan sehari-hari rakyat Indonesia.
Sekarang lanjut ke perbedaan di, ke, dan dari sebagai kata depan atau imbuhan
1. Di Sebagai Kata Depan atau Imbuhan
Di yang disambung dengan kata setelahnya biasa disebut verba pasif. Contohnya seperti dibalik yang bentuk aktifnya adalah membalik. Di yang berkaitan dengan kata yang mengikutinya ini jelas bukan kata depan.
Lalu seseorang bertanya, "Terus di balik itu salah?"
Tidak. Di balik itu benar, tetapi bukan berarti peletakannya selalu tepat. Di balik berarti di bagian sebaliknya. Contoh kalimatnya begini:
• Dia berdiri di balik pintu rumah.
Artinya dia berdiri di belakang atau di depan pintu rumah. Berarti di bagian sebaliknya dari pintu rumah.
Sekarang dibalik:
• Rumah pintu balik di berdiri dia.
"Lah kok gitu?"
Lah kan dibalik, salah? Enggak, kaaan?
Contoh aslinya:
• Kartu itu pun dibalik lagi.
Btw, di yang dipisah adalah preposisi. Biasa dipisah karena kata berikutnya merupakan keterangan tempat. Misalnya di sekolah, di rumah, dan di jalan.
Kemudian ada lagi yang bertanya.
"Terus dimana, disana, disini, dan disamping, itu gimana?"
Semuanya dipisah karena kata setelahnya menunjukkan keterangan tempat. Kelar urusan.
Deka punya cara untuk membedakan di yang dipisah dan tidak dipisah.
Cobalah mengubah di menjadi ke.
• Di ukir menjadi ke ukir
• Di tulis menjadi ke tulis
• Di makan menjadi ke makan
Kalau bentuk katanya aneh dan tidak baku begini, berarti harus disambung. Diukir, ditulis, dan dimakan.
Kemudian, di- diubah lagi menjadi me-.
• Dimana menjadi menyana
• Disitu menjadi menyitu
• Didepan menjadi menyepan
Aneh, kan? Kalau bentuknya aneh begini, berarti harus ditulis terpisah. Di mana, di situ, dan di depan.
Namun, ada beberapa kata yang tidak bisa menggunakan teknik ini, seperti di samping yang bisa diubah menjadi menyamping. Jelas menyamping itu adalah kata baku, maka cara ini tidak terlalu efektif untuk sejumlah kata.
2. Ke Sebagai Kata Depan atau Imbuhan
Sama halnya dengan di, kata depan ke juga tidak boleh ditulis bersambung jika kata yang mengikutinya adalah keterangan tempat.
• Mereka kembali ke tempat asalnya.
• Kami pergi ke sana.
• Dia berjalan ke luar sendirian.
"Lah kok dipisah? Kan yang benar itu keluar."
Benar, tetapi kasusnya sama seperti dibalik tadi. Harus sesuai penempatan. Ke- yang disambung itu merujuk pada imbuhan.
• Dia berjalan keluar dari rumah sendirian.
• Cucian Ibu keluar dari permukaan air.
• Tim mereka keluar sebagai pemegang medali emas.
Terlihat juga, kan? Bahwa keluar berfungsi sebagai kata kerja.
Sebenarnya fungsi keluar ada banyak sekali, hanya saja bab ini bukan bab khusus keluar. Takutnya malah kepanjangan. Jadi, kalau ada bagian yang sedikit membingungkan, silakan langsung bertanya.
3. Dari Sebagai Kata Depan, Bukan Imbuhan
Serupa dengan di dan ke. Sebagai kata depan, dari tidak boleh ditulis bersambung dengan kata yang mengikutinya.
• Paket ini dikirim dari Samarinda.
• Kamu tidak diperbolehkan keluar dari rumah.
Sementara dari yang disambung ada dua, yaitu dari-dari yang berarti kura-kura kecil dan daripada yang merupakan bentuk partikel.
Eh, dari-dari itu kata ulanglah, Deka. Oke, oke, maaf.
Daripada inilah yang menjadi awal kesalahan para penulis. Kamu harus tahu bahwa daripada bukanlah jenis imbuhan, tetapi partikel. Mereka tidak boleh ditulis terpisah.
Penggunaan daripada berfungsi sebagai perbandingan. Hanya itu, tidak ada yang lain.
Contohnya:
• Dia lebih baik daripada kamu.
• Sejak kapan wangi lavender lebih harum daripada wangi mawar?
Daripada punya saudara kembar juga, namanya ketimbang.
• Hari ini udara lebih segar ketimbang kemarin.
***
Kata depan memang sering sekali dianggap sebagai imbuhan, begitu pun sebaliknya. Sudah banyak sekali penulis yang melakukan kesalahan dengan kedua api yang membara ini. Salut deh sama mereka yang mengerti.
Besok kamu akan tetap menghadiri acara minum teh bersama dengan kata. Lebih tepatnya, kata ganti dan kata sandang.
Terima kasih sudah membaca, Deka Anderskor ingin makan nasi goreng dulu, lapar. Kalau begitu semoga kamu kembali lagi ke geladak ini dan tetaplah bernapas!

KAMU SEDANG MEMBACA
Geladak Menulis
Non-FictionSelamat datang di Geladak Menulis! Geladak Menulis adalah lantai kapal yang khusus digunakan sebagai tempat belajar menulis. Lantai ini pula yang akan menyumbangkan banyak ilmu kepada kamu secara gratis! Belajar PUEBI, tata cara penulisan, dan hal l...