Bab kata sudah selesai! Wooo!
Lalu sekarang apa? Apalagi kalau bukan partikel atom yang mampu ... enggak, maksudnya penggunaan partikel dalam penulisan!
Pada bab ini kamu akan berhenti berperang batin dengan pun, lah, kah, dan anggota keluarga partikel lainnya. Kalau begitu langsung saja Deka mulai musyawarah kali ini.
Selamat belajar!
Partikel
Partikel adalah kata yang biasanya tidak dapat diderivasikan atau diinfleksikan, mengandung makna gramatikal dan tidak mengandung makna leksikal, termasuk di dalamnya artikel ....
Enggak paham? Ya, sama.
Secara sederhana, partikel berarti jembatan antar kata. Mirip konjungsi, tetapi, ya ... bedalah. Partikel terdiri atas beberapa jenis, langsung saja.
1. Partikel -lah, -kah, dan -tah
Ketiga partikel tersebut ditulis serangkai dengan kata dasarnya alias kata yang berada di depan. Tidak boleh ditulis secara terpisah.
Contoh dalam kalimat:
• Aku jugalah yang akan ikut turnamen.
• Apakah kau tidak mengerti maksudku?
• Apatah gunanya bersedih hati?
Um, -tah itu contoh kalimat lainnya bagaimana? Lagipula -tah termasuk kosakata lama, jadi, tidak terlalu perlu untuk digunakan.
2. Partikel Per
Partikel per harus ditulis terpisah dengan kata yang mendahului serta dengan kata yang mengikutinya. Secara singkat, partikel ini harus diapit spasi jika per berada di tengah kalimat. Biasanya dipakai untuk menggantikan kata demi, tiap, ataupun bagi dalam bentuk pecahan.
Contohnya seperti:
• Satu per satu dari mereka mengantre untuk memasuki bus.
• Kecepatan mobil itu sekitar seratus kilometer per jam.
Namun, per yang digunakan untuk menggantikan kata bagi dalam pecahan penulisannya harus ditulis serangkai. Misalnya seperti seperlima, seperdua, seperempat, dan tiga perdua.
3. Musuhmu, Partikel Pun
Inilah jenis partikel yang paling banyak digunakan pada cerita fiksi maupun nonfiksi. Penggunaannya sudah sangat jelas, tetapi banyak sekali penulis yang belum mengerti dan masih bertanya-tanya seperti, "Pun ditulis serangkai atau terpisah, Dek?".
Partikel pun boleh ditulis serangkai, boleh juga ditulis terpisah. Namun, hal ini tidak berlaku bagi semua jenis kata.
Contoh pun yang dipisah:
° Apa pun yang terjadi, aku tidak akan melakukannya.
• Dia pun berhenti melempar batu ke sungai.
• Lelaki itu melangkah, begitu pun mereka.
Dari tiga contoh di atas, kamu bisa melihat bahwa pun juga dapat digunakan untuk menggantikan beberapa kata seperti juga, meski, atau untuk sekadar menekankan pokok kalimat tertentu.
Kemudian untuk partikel pun yang disambung hanya berlaku pada kata-kata berikut:
• Adapun
• Andaipun
• Ataupun
• Bagaimanapun
• Biarpun
• Kalaupun
• Kendatipun
• Maupun
• Meskipun
• Sekalipun
• Sungguhpun
• Walaupun
Hanya dua belas kata penghubung di atas yang harus ditulis serangkai dengan pun. Jangan sampai salah lagi.
***
Terima kasih sudah membaca dan mau belajar tentang partikel ini. Lagi-lagi, musuh seorang itu banyak sekali, partikel pun belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan dialog tag dan diksi. Namun, penulis bukan berarti harus menunggu editor beraksi. Jadilah mandiri.
Maaf juga karena bab kali ini telat sekali dipublikasikan. Deka lupa kalau hari sudah berganti. Sekali lagi, maaf ya.
Kalau begitu Deka akan melanjutkan makan malam terlebih dahulu. Semoga materi kali ini bermanfaat bagi kamu dan teruslah tersenyum!
KAMU SEDANG MEMBACA
Geladak Menulis
Non-FictionSelamat datang di Geladak Menulis! Geladak Menulis adalah lantai kapal yang khusus digunakan sebagai tempat belajar menulis. Lantai ini pula yang akan menyumbangkan banyak ilmu kepada kamu secara gratis! Belajar PUEBI, tata cara penulisan, dan hal l...