Sebelum memulai menulis cerita, hal pertama yang harus dipahami terlebih dahulu adalah alat. Bukan pensil, kertas, atau papan ketik, bukan! Alat menulis yang dimaksud adalah huruf.
Penjelasan tentang huruf akan dibagi menjadi tiga bab yaitu Huruf Kapital, Huruf Miring, dan Huruf Tebal. Selamat memahami materi tentang huruf!
Huruf Kapital
Huruf kapital adalah huruf yang ditulis lebih besar dari huruf-huruf lainnya. Seperti A, B, C, dan seterusnya. Huruf kapital memiliki beberapa peranan penting dalam membentuk tulisan kamu.
1. Awal Kalimat
Setiap kalimat harus selalu diawali dengan huruf kapital. Ini adalah pelajaran mendasar, ya. Di jenjang SD pun seharusnya sudah diajarkan. Tolong, jangan jadi penulis yang mengabaikan huruf kapital di awal kalimat.
Contohnya sederhana saja seperti:
• Deka pergi ke pasar. Namun, Deka pergi ke toko roti karena kelaparan.
2. Nama Tuhan, Agama, dan Kitab-Kitab Suci
Simpel. Contohnya seperti Yang Mahakuasa, Islam, Kristen, Al-Qur'an, Alkitab, dan lain-lain. Tentu nama-nama dewa dewi juga ditulis dengan huruf besar seperti Dewa Brahma.
3. Nama Orang
Huruf pertama nama orang harus diawali dengan huruf kapital.
• Deka Anderskor
• Syahruddin
Namun, ada beberapa kata dalam nama yang tidak boleh diberi kapital seperti van, von, da, de, der, bin, dan binti. Karena makna dari kata-kata tersebut adalah anak dari.
• Saya binti Anda
• Manusia van Alam
4. Anda
Benar, jangan tinggalkan bahasa Indonesia dulu. Huruf pertama kata Anda memang harus ditulis dengan huruf besar. Alasannya? Ada sejarahnya. Lumayan menarik untuk dibaca.
• Anda sedang apa?
• Saya pikir Anda menginginkan makan malam mewah kali ini.
• Terima kasih atas kebaikan Anda.
Jadi, awalan kata Anda harus selalu ditulis dengan huruf kapital dalam kondisi apa pun.
5. Nama Hari, Bulan, Tahun, Hari Raya, dan Hari-Hari yang Memiliki Unsur Peristiwa Penting di Dalamnya
Sesimpel hari Senin, Selasa, Rabu sampai Minggu. Untuk Minggu sendiri boleh ditulis dengan huruf kecil jika konteksnya bukan mengarah pada nama hari. Contohnya seperti: tiap minggu, dua minggu lagi, dan seterusnya.
Aturan yang sama juga berlaku pada nama bulan. Januari, Februari, Maret, dan seterusnya.
Nama-nama tahun, hari raya, dan hari-hari penting lainnya pun diawali dengan huruf kapital. Contohnya seperti tahun Masehi, hari Natal, hari Lebaran, dan lain-lain.
Contoh dalam kalimat seperti:
• Kami merayakan hari Lebaran di Samarinda.
6. Nama Bangsa, Suku, dan Bahasa
Contohnya seperti suku Dayat, bangsa Indonesia, dan bahasa Inggris. Ingat, kata suku, bangsa, dan bahasa tetap ditulis dengan huruf kecil, hanya nama-namanya saja yang wajib diawali huruf kapital.
Contohnya:
• Aku berasal dari suku Dayat.
• Kita adalah bangsa Indonesia.
• Belajar bahasa Inggris akan mempermudah kehidupanmu di masa depan.
Untuk nama-nama pelajaran sekolah, buku, majalah, dan sebagainya tetap harus ditulis kapital, termasuk huruf pertama kata depannya.
• Bahasa Indonesia
• Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
• Hujan yang Jatuh tak Pernah Membenci Angin (sengaja diganti)
Contoh dalam kalimat:
• Jadwal pertama hari ini adalah Bahasa Indonesia.
• Aku baru saja membaca novel Hujan yang Jatuh tak Pernah Membenci Angin.
7. Nama Jabatan, Gelar, Pangkat, Sapaan, dan Lain-Lain
• Presiden Joko Widodo
• Laksamana Syl
• S.S. Deka Anderskor (Sarjana Sastra)
• Pdt. (Pendeta)
• Dg. (Daeng)
Contoh dalam kalimat:
• Hari ini saya bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
8. Nama-Nama Geografis
• Jakarta
• Jawa Barat
• Samudra Pasifik
• Danau Toba
• Sungai Musi
• Kota Makassar
Btw, jangan dipukul sama rata! Nama-nama geografis yang tidak diikuti namanya tidak boleh ditulis kapital. Contohnya seperti danau, sungai, gunung, dan lain-lain. Termasuk juga seperti pempek Palembang, ukiran Jepara, dan lain-lain.
Contoh dalam kalimat:
• Mereka berenang di sungai.
• Mereka berenang di Danau Toba (hm).
9. Kesukaanmu, Dialog
Pada setiap huruf pertama kutipan dialog harus selalu ditulis sebagai huruf kapital. Tak peduli kondisi! Hujan, badai, bencana, tetaplah menggunakan huruf kapital pada awal dialog!
Contohnya seperti:
• "Nama saya Indra."
Contoh bersama dialog tag:
• "Saya suka bunga ini," ucap Wan.
Kemudian ditambah dengan action tag dan kutipan dialog kedua:
• "Tetapi sepertinya bunga ini mulai pudar," ujar Indra. Dia berbalik menatap Wan. "Menurutmu bagaimana?"
Namun, ada saat di mana awal dialog tag tidak perlu ditulis kapital. Bagaimana? Dialog tag dan kawan-kawannya akan dikupas tuntas pada bab-bab selanjutnya. Segini dulu saja.
***
Sebenarnya huruf kapital memiliki lebih banyak aturan dalam penggunaannya, tetapi yang ditunjukkan di sini hanya sebagian kecil saja. Sebab, beberapa tidak terlalu sering digunakan saat menulis cerita fiksi. Jika kamu penasaran dengan aturan lainnya, silakan kunjungi situs PUEBI tentang huruf kapital!
Pada bab selanjutnya kamu akan belajar perihal huruf miring. Ditunggu saja, ya.
Terima kasih telah membaca! Deka Anderskor izin nguli dulu. Selamat bekerja!
KAMU SEDANG MEMBACA
Geladak Menulis
Non-FictionSelamat datang di Geladak Menulis! Geladak Menulis adalah lantai kapal yang khusus digunakan sebagai tempat belajar menulis. Lantai ini pula yang akan menyumbangkan banyak ilmu kepada kamu secara gratis! Belajar PUEBI, tata cara penulisan, dan hal l...