Geladak Menulis

Tanda Penyingkat

Kan atau 'kan?

"Harusnya kan, ada di KBBI, kok."

"Yang benar itu 'kan! Karena itu tanda apostrof!"

Karena perdebatan ini tak kunjung usai, mari biarkan saja dulu.

Tanda Penyingkat (')

Tanda penyingkat dilambangkan dengan tanda petik pada papan tik (?). Namun, tanda petiknya hanya satu. Materi tentang tanda penyingkat alias apostrof ini sangat singkat. Jadi, kamu harus bisa memahaminya dengan baik.

1. Kata yang Sengaja Dihilangkan

Deka tidak menyukai musik, tetapi seharusnya semua orang tahu tentang lagu-lagu Indonesia yang kebanyakan memiliki tanda apostrof pada liriknya. Sebagian besar begitu, benar?

Apakah Ny. PUEBI sudah meresmikan hal ini? Sudah. Contohnya pun sudah banyak, seperti 'lah (telah) dan 'kan (bukan/akan).

2. Kan atau 'kan?

Tenang, semua penulis—seharusnya, mungkin?—pasti pernah salah dalam membedakan keduanya. Apakah harus memakai tanda penyingkat atau tidak? Lagipula kan sudah tertera pada KBBI tanpa apostrof.

Jadi, apakah ini baku?

Setelah beberapa hari mencari jawaban selama kurang lebih lima menit—hehe—tanda apostrof terlihat ... tidak terlalu berguna ketika KBBI sudah bertindak. Anehnya, PUEBI malah menentang kamus besar tersebut. Kemudian kebanyakan artikel di Indonesia mulai terbagi antara dua kubu: apostrof dan bukan apostrof.

Jadi, bagaimana?

Jawabannya sederhana. Cari aman saja. Jangan disingkat jika kamu belum yakin harus menggunakan apostrof. Ganti saja kan menjadi bukan/akan. Simpel (tidak).

***

Akhirnya besok kamu akan memasuki bab baru dalam Geladak Menulis! Setelah huruf, kata, dan tanda baca, apalagi yang harus dipelajari? Setelah ini kamu akan memasuki bab yang membahas tentang genre cerita. Karena sebelum menulis, tentukan dulu genrenya!

Hai, kamu pembaca senyap, terima kasih sudah mau membaca sampai sejauh ini. Tetaplah membaca dan tolong jangan berjalan di lingkaran setan, itu tidak baik.