Kata Ulang

21 8 0
                                    

Setelah huruf, akhirnya kamu sampai di bab baru yaitu kata.

Kata bagi penulis itu seperti senjata sekaligus perisai. Tiada kata, tiada cerita. Bukan berarti senjata ini mudah diatur, karena kata memiliki kesadarannya sendiri.

Kata akan Deka bagi menjadi beberapa bagian. Subbab kata akan sedikit lebih banyak ketimbang huruf.

Pertama adalah kata ulang. Selamat memahaminya!

Kata Ulang

Kata ulang atau sebutan kerennya reduplikasi adalah kata yang lahir dari kata itu sendiri. Anak kata yang baru lahir ini bisa berasal dari beberapa bagian kata atau justru keseluruhannya. Kalau di biologi, ini biasa disebut pembelahan meiosis. Kalau di sastra, ini sebutannya majas.

Aneh? Sangat. Bahasa Indonesia itu membingungkan.

Reduplikasi selalu ditandai dengan tanda hubung (-). Ingat, tanda hubung, bukan tanda pisah yang setripnya lebih panjang.

Pembelahan meio ... maksud Deka, kata ulang. Kamu akan mempelajari beberapa jenis kata ulang dan tentu akan ada bonus tentang tata cara penulisan kata ulang sebagai judul. Selamat membaca!

1. Dwilingga

Manis kali namanya. Biasa, sulung itu selalu menarik.

Dwilingga adalah kata yang menyalin kata sebelumnya. Anak sulung dari kata ulang inilah yang paling sering kamu temui di buku-buku fiksi maupun nonfiksi. Adik-adik kembarnya mah enggak setenar dwilingga.

Contoh kata dwilingga seperti tanda-tanda, tiba-tiba, dan hati-hati.

Contoh dalam kalimat:

Rumah ini tidak memiliki tanda-tanda kehidupan sama sekali.

Ada pula jenis yang sama seperti dwilingga ini, tetapi katanya tidak bisa dipisahkan. Sebutannya kata ulang semu, seperti pura-pura, kura-kura, kunang-kunang, dan lain-lain.

2. Dwipurwa

Anak kedua yang juga terkenal, nih.

Jika si sulung bekerja untuk meniru keseluruhan kata, maka dwipurwa ini hanya mengambil sebagian saja untuk ditiru. Kerjanya setengah-setengah, tetapi tetap keren.

Misalnya seperti tetangga, gegara, sesama, dan lelaki.

Contoh dalam kalimat:

Tetanggaku berbicara julid sekali pagi itu.

3. Trilingga

Anak ketiga pengulangan kata.

Trilingga hampir sama seperti dwilingga, suka meniru secara keseluruhan. Namun, kata-katanya lebih bervariasi dan dikembangkan lagi menjadi tiga pengulangan.

Paling sering digunakan untuk meniru bunyi jantung berdebar, dag-dig-dug.

Contoh dalam kalimat ... ya, Deka bingung dalam membuat kalimatnya.

4. Dwilingga Versi Kedua

Biasa juga disebut dwilingga salin suara. Mirip dengan si sulung, tetapi sedikit mengalami perubahan bunyi dalam kata. Misalnya seperti sayur-mayur dan teka-teki.

Contoh dalam kalimat:

Ibu memintaku untuk membeli sayur-mayur di pasar.

5. Dwiwasana

Dwiwasana hanya mengulang kata bagian belakang saja. Pekerjaannya suka mengulang masa lalu.

Contoh katanya seperti berdetak-detak, terisak-isak, meringis-ringis, dan menari-nari.

Contoh dalam kalimat:

Dia menari-nari bahagia.

6. Reduplikasi Berimbuhan

Ini adalah jenis kata ulang yang ditambahkan imbuhan pada sebagian kata. Misalnya seperti susul-menyusul, dorong-dorongan, dan masak-memasak.

Contoh dalam kalimat:

Terdengar susul-menyusul bunyi tembakan dari selatan.

7. Kata-Kata Ulang Lainnya

Kata-kata ulang yang menandakan bentuk jamak atau lebih dari satu seperti biji-bijian, buah-buahan, dan lain-lain.

• Kata-kata ulang yang bisa digunakan sebagai pengganti kata saling. Contohnya seperti saling menukar menjadi tukar-menukar.

Kemudian yang terakhir adalah kata ulang yang menunjukkan kesamaan. Contohnya, keungu-unguan, kemerah-merahan, dan keibu-ibuan.

8. Penulisan Kata Ulang Sebagai Judul

Singkat saja. Pada dwilingga, dwilingga versi kedua, dan kata ulang semu, setiap kata diawali huruf kapital. Alasannya karena makna dari kata tersebut tidak berubah. Contohnya:

Hati-Hati Jatuh Cinta

Seramnya Mulut Kura-Kura

Malam Berisi Bintang-Bintang Redup

Di luar tiga jenis kata ulang tadi, seperti dwipurwa, dwiwasana, dan lain-lain, hanya ditulis sebagai huruf kapital pada kata pertama reduplikasi.

Contohnya begini:

Azab Tetangga Julid Jam Dua Pagi

Tata Cara Menangis Terisak-isak

Tarik-menarik Hati

***

Selesai! Btw, jika kamu ingin tahu lebih banyak mengenai kata ulang atau reduplikasi, silakan bertamu kembali ke situs PUEBI!

Deka lupa memberitahukan sesuatu ke kamu dari bab awal. Jadi, kalau ada pertanyaan tentang materi apa pun, tanyakan saja langsung di kolom komentar. Deka pasti balas, tenang saja.

Kalau begitu, segini saja dulu. Deka Anderskor izin belajar, ya. Sampai jumpa di bab selanjutnya dan selamat belajar!

Geladak MenulisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang