Selamat datang kembali di Geladak Menulis! Sekarang kamu sedang memasuki bab tentang tanda baca!
Tanda Titik (.)
Tanda baca yang paling umum dan sering dipakai adalah tanda titik. Tanda titik biasa digunakan sebagai penutup kalimat. Pemakaiannya banyak sekali--kalau mau belajar sebanyak itu--tetapi kali ini kamu hanya akan diperlihatkan beberapa kegunaannya saja.
Sesuatu yang agak menyebalkan adalah tanda titik ini akan terlihat sama bahkan saat ditulis miring. Jadi, harap baca dengan teliti, sebab huruf miring sedikit tidak berguna pada bab kali ini.
1. Penutup Kalimat
Tanda titik digunakan pada akhir kalimat pernyataan, misalnya:
• Kami gagal melakukannya, Ketua.
• Mereka kembali berenang menjauh.
• Manusia adalah makhluk sosial.
Ingat, tanda titik harus ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Kalau tanda titik saja salah, bagaimana mau lanjut ke tanda elipsis?
2. Memisahkan Angka Pada Penulisan Jam atau Waktu
Jika tanda titik ingin dipakai sebagai jembatan antar angka, maka penulisannya harus serangkai dengan kata depan dan kata belakangnya.
Contohnya:
• Saya tiba di sekolah pada pukul 06.45
• Kami menyelesaikan kerajinan itu selama 01.20.35
Jadi, tidak ditulis dengan tanda titik dua (:), ini hanya berlaku di beberapa negara dan tentu saja YT.
3. Memisahkan Bilangan
Aturannya sama seperti jam tadi, harus nempel dengan kedua kata di samping kiri dan kanan.
• Sebanyak 25.000 lusin baju di jual di pasar itu.
• Harga tertinggi di restoran itu adalah Rp200.000,00.
Ada sedikit peraturan sederhana mengenai penulisan angka. Jika angka yang ingin ditulis tidak lebih dari dua kata, maka sebaiknya diubah menjadi huruf seperti dua puluh, tiga ratus, seribu, dan empat juta.
Hal ini juga berlaku pada penulisan jam. Contohnya seperti pukul satu siang, jam sebelas malam, dan pukul dua belas malam.
Namun, jika angka yang ingin ditulis itu lebih dari dua kata, tetapi tidak bisa dipindahkan dari awal kalimat, maka boleh ditulis dengan huruf.
Contohnya:
• Dua puluh lima juta hangus terbakar.
4. Akhir Singkatan Nama Orang
Simpel seperti:
• Pancarona A. R. Arunika
• Deka A. Dokugi
Pinjam marganya dulu, ya, Bunda.
5. Akhir Singkatan Jabatan, Gelar, atau Sapaan
Sama penulisannya seperti singkatan nama orang.
• Deka Anderskor, S.Psi.
Untuk penulisan gelar rangkap, seperti ini:
• Deka Anderskor, M.Psi., S.Pd.
Kemudian untuk sapaan tidak begitu banyak, tetapi kalau dalam bahasa Inggris cukup sering digunakan. Namun, ini bukan Geladak English.
Contoh sapaan dalam bahasa Indonesia:
• Tn. Indra (Tuan)
• Ny. Wandoya (Nyonya)
• Nn. Aswa (Nona. Deka belum terlalu yakin jika singkatan ini benar)
Selagi berada di penjelasan tentang sapaan, kamu harus tahu bahwa nyonya dan ibu itu berbeda. Contoh bedanya seperti Nyonya Indra, ini mengacu pada pernyataan suami dari Indra. Sementara Ibu Indra merujuk pada ibunda dari Indra.
Paham? Bagus.
6. Kesalahan Banyak Penulis, Akhir Kutipan Dialog
Dialog yang dimaksud adalah dialog tanpa dialog tag. Gunakan tanda titik pada akhir dialog yang berupa pernyataan.
Contoh dialognya:
• "Kami akan kembali ke kota."
• "Beritahu aku kalau mereka akan pulang."
• "Saya mengerti."
Kamu akan belajar tentang dialog tag pada bab-bab selanjutnya.
***
Sekali lagi maaf jika bab kali ini terlambat dipublikasikan. Deka sibuk kolaborasi dengan dua orang artist, jadinya tidak ada waktu untuk menulis materi.
Setidaknya sudah selesai. Terima kasih sudah membaca dan selamat hari Rabu!
KAMU SEDANG MEMBACA
Geladak Menulis
Non-FictionSelamat datang di Geladak Menulis! Geladak Menulis adalah lantai kapal yang khusus digunakan sebagai tempat belajar menulis. Lantai ini pula yang akan menyumbangkan banyak ilmu kepada kamu secara gratis! Belajar PUEBI, tata cara penulisan, dan hal l...