Kembali lagi di Geladak Menulis. Kamu akan mulai mempelajari lebih jauh tentang tanda kurung.
Selamat membaca!
Tanda Kurung ((...))
Tanda baca yang bikin trauma. Ingat matematika? Iya, itu dia.
1. Kembarannya Tanda Pisah
Lebih tepatnya untuk menyisipkan keterangan tambahan pada suatu kalimat. Penggunaannya cukup jarang dipakai pada cerita fiksi. Misalnya:
• Terdapat setangkai bunga di puncak gunung Melanin (nama daerah kekuasaan kerajaan) yang telah layu dan mati.
• Bunga kalam (sebutan lain dari bunga hitam) tidak pernah mekar lagi.
2. Mengapit Huruf atau Kata
Kehadiran huruf atau kata di dalam kurung pada bagian ini biasanya tidak terlalu diperlukan. Keberadaannya dapat dihilangkan dan tidak mengubah struktur kalimat sama sekali. Ini sering ditemukan pada judul-judul novel yang singkat (?).
Entahlah.
Contohnya:
• Setumpuk Emas (untuk) Para Penguasa
• Di kota itulah (air sungai) Lazu mengalir.
3. Menambah Keterangan
Mirip-mirip seperti tanda pisah. Tanda kurung yang mengapit tambahan keterangan ini biasanya hanya sekadar memperjelas maksud dari kata sebelumnya.
Contohnya:
• Anila (angin) terdengar seperti nama seorang wanita.
• Karena sering ditarik-tarik, earphone (penyuara telinga) anak itu pun putus.
***
Ya, singkat. Sebenarnya penggunaan tanda kurung ini ada beberapa lagi, tetapi tidak terlalu sering digunakan dalam penulisan cerita fiksi. Jika kamu ingin tahu lebih banyak, silakan bertamu ke situ PUEBI kembali!
Terima kasih sudah membaca dan selamat berlibur dengan aman!
KAMU SEDANG MEMBACA
Geladak Menulis
غير روائيSelamat datang di Geladak Menulis! Geladak Menulis adalah lantai kapal yang khusus digunakan sebagai tempat belajar menulis. Lantai ini pula yang akan menyumbangkan banyak ilmu kepada kamu secara gratis! Belajar PUEBI, tata cara penulisan, dan hal l...