9

78.8K 3.8K 843
                                    

Aku bakal umumin dr jauh² hari sebelum ending.

Bahwa cerita Juragan nanti kalau udh ending bakal di delete beberapa part untuk dijadiin pdf.

Jd yg mau baca  gratis, jgn sampe ketinggalan update yah.

Soalnya di wattpad bakal sampai ending doang, extra part hanya ada di pdf. Dan juga  setelah 24 jam part ending di publish, nanti segera ku tarik.

Gk ada nego² say😂...

Btw dpt notif update gk?

***

"Tau ndak bu, semalem si Sri kan pulang naik ojek tuh yah. Masa mas ojeknya diajak masuk ke rumahnya."

"Loh apa iya bu? Yang bener, jangan ngarang ah bu."

"Yee, bener bu. Aku liat sendiri kok, aku kan lagi di pos ronda nunggu suamiku jemput. Jadi lumayan lama, masa si bang ojeknya ndak keluar-keluar sampai suamiku dateng."

"Hah? Ngapain lama di dalem berduaan?"

"Ya biasa toh, si Sri emang patut di waspadai. Dia kalau ngincer pria ndak pandang bulu. Semua dia embat."

"Welah dalah, kalau kayak gini terus laporin pak Rt aja toh biar di grebek. Nama kampung kita bisa tercemar karena pekerjaan kotor Sri."

"Bener bu, kita lihat aja nanti kalau dia berulah lagi. Pasti kena tangkap warga."

Telinga Sarah ikut panas mendengar gosip yang emak-emak bicarakan di warungnya. Memang yah, sekarang warung Sarah sudah seperti tempat khusus pergibahan saja.
Tapi walaupun Sarah tak ikut nimbrung gosip, ia mendengarkan dengan seksama. Jadi dia selalu update perkembangan gosip kampungnya. Ya yang paling panas memang gosip Sri akhir-akhir ini.

Dia sudah menjelaskan pada Danu, kalau Sri masih berulah. Sarah tinggal lihat saja respon Danu bagaimana nantinya.

"Ekhem ekhem!"

Dua emak-emak yang tadi tengah bergosip berhenti bicara saat aktris yang tengah mereka bicarakan datang. Sri duduk dengan angkuh, menaikan dagu nya menatap sinis emak-emak tadi.

Tangannya yang penuh dengan perhiasan ia kibaskan di depan wajah. "Duh panas banget sih! Bau trasi lagi, hmm pasti ini dari mulut yang terlalu sering bergosip." Sri mulai beraksi dengan perbacotannya.

Emak-emak hanya mencibir merespon tingkah Sri. "Mbak Sarah cabenya banyakin yah...ndak apa-apa harganya naikin. Wajar sih cabe harganya naik turun. Tapi masih sanggup aku beli. Di pinggir jalan juga banyak hahaha."

Sarah diam-diam ikut tersenyum, menanggapi sarkasme dari emak-emak untuk Sri. Wajah Sri sudah merah padam, bibirnya yang berbedak tebal terlihat tak rata karena keringat, terlihat menyeramkan sekarang.

"Haha lah kalau yang di pinggir jalan mah cabe busuk bu haha. Bau, lembek, ndak enak."

Wah wah... Makin panas saja sindir-sindiran ini. Sarah sih menikmati saja yah.

"ANJ*NG LO YA!" Sri hendak mengamuk. Tapi Sarah langsung mencegatnya dengan memberikan pesanan emak-emak tadi, sehingga mereka bisa kabur dari amukan Sri.

"Mau pesen apa ndak? Kalau ndak pesen pulang aja sana," ujar Sarah.

"Kamu ngusir aku?!"

Sarah mengangkat bahunya acuh. "Ndak sih. Cuma kasihan aja sama kamu, tadi ngeluh panas toh? Tuh bedakmu luntur." Udah macam terasi jamuran aja, lanjut Sarah dalam hati.

JURAGAN [21+] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang