Cinta mengalahkan segala
Nalar tak berlaku
Dari kemungkinan
Hingga menjadi kenyataan
---
Cuaca cerah, langit terlihat begitu biru saat upacara pemakaman berlangsung. Protokol upacara militer dilaksanakan dengan tertib dan semua pelayat yang hadir wajib disiplin mematuhi prokes. Setelah anggota keluarga memberikan penghormatan terakhir, para tamu satu per satu meletakkan mawar putih di altar makam mendiang, yang telah disediakan oleh keluarga. Karena ayah mertua Dirga Mandala dulu adalah mantan Presiden dan seluruh keturunannya memiliki hak kehormatan yang tidak main-main. Ibu mertua Dirga adalah salah satu kerabat keraton sehingga pemakaman Dara pun tidak meninggalkan pakem pemakaman militer sekaligus pangeran kehormatan salah satu istana di Indonesia.
Setelah para pelayat meninggalkan tempat, Harvey menepikan Audi hitamnya dan menoleh ke belakang. Brahmya tampak memegangi Jo dan Harvey memberi tanda bagi keduanya untuk turun.
"Jangan berulah di pemakaman, Jo. Kau boleh mengekspresikan kesedihanmu setelah sampai di rumah nanti, tapi kau tak boleh memperlihatkan emosi apapun di pemakaman Dara."
Jo yang semua terlihat lemah lunglai, tergesa menuju ke altar makam Dara dan terduduk di rerumputan tak jauh dari nisan kayu jati yang masih baru.
"Dara..."
Kedua tangannya mengepal keras dan terlihat gemetar hebat. Harvey dan Brahmya mengawasi dari kejauhan dan Vlechia yang menyusul di belakang, perlahan mengangsurkan sebuket bunga mawar putih di samping kakaknya yang terduduk lemas.
"Koko...ini..."
Vle tidak mampu mengangsurkan bunga itu, Jo tampak masih shock dan hanya duduk mematung memandangi nisan kekasihnya. Karena itu Vle lah yang bangkit dan maju menuju altar Dara kemudian meletakkan rangkaian mawar putih tersebut sembari berdoa khusyu demi ketenangan arwah Dara.
"Siapa kalian?"
Tiba-tiba terlihat seseorang berpakaian militer biru yang berdiri gagah di samping Vlechia. Sosok berambut cepak itu membuka kacamata hitamnya dan menatap Vle juga Jo yang bersimpuh di tanah.
Begitu mata Jo bertatapan dengan orang tersebut, mata Jo bercahaya.
"Dara..."
Perlahan lelaki itu bangkit dan menyongsong sosok berseragam militer biru itu dan memeluknya.
"Dara, apa ini kamu..."
Belum lagi pelukan tersebut dipererat, Jo merasa tubuhnya melayang dan dengan geram sosok itu membantingnya ke tanah.
"Kurangajar! Apa yang kau lakukan!"
Vle menjerit kaget dan mendekati Jo.
"Koko...." dipandangnya sosok di hadapannya dengan bingung dan melihat seraut wajah yang cemberut setelah mengenyahkan Jo, Vle mencoba menjelaskan.
"Kakak saya, sahabat baik mas Dara, dia merasa sangat kehilangan karena itu mengira anda sebagai mas Dara..." Vle membaca tagname di seragam.
Kartika Chandra Pradiptya...
"Andra...ada apa?" seorang perempuan paruh baya yang masih terlihat cantik mendekati sosok berseragam militer tersebut dan bertanya-tanya kenapa Andra terlihat gusar.
"Tidak apa-apa ibu, tadi combat knife punyaku tertinggal karena untuk merapikan nisan kayu sementara milik Dara..." Andra menatap Vlechia yang meletakkan sebuket mawar putih dan mencekal lengan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
the Art of Life
RomanceTerkadang, apa yang telah kita rencanakan dengan matang dan sempurna, tak seperti yang seharusnya. Tuhan segala Maha. Saat manusia memghadapi kembali titik nol dalam kehidupannya, ada rasa untuk mengakhiri segalanya. Atau. memberi kesempatan pada di...