Terkadang, apa yang telah kita rencanakan dengan matang dan sempurna, tak seperti yang seharusnya. Tuhan segala Maha. Saat manusia memghadapi kembali titik nol dalam kehidupannya, ada rasa untuk mengakhiri segalanya. Atau. memberi kesempatan pada di...
--- *WARNING Mulai part ini ada gambar2 yang mencerminkan seksualitas dan cukup kasar, semua novel saya 21+ dan saya harap yang belum cukup umur dan tidak berkenan untuk tidak meneruskan membaca. Author.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah drama Jo dan Dara selesai, Vlechia tampak sumringah bisa lepas bebas berada di rumah pertanian milik Brahmya. Menghabiskan waktu berdua dengan suami tanpa kerempongan bolak-balik pulang Surabaya untuk merawat Jo atau mengikuti sesi pemotretan. Acara lamaran pertunangan Jo dan Andra yang romantis telah terlaksana di sebuah hotel dekat pantai. Video Jo bertekuk lutut di hadapan Andra dan menyematkan cincin pertunangan menjadi tanda jika keduanya 'serius' menjalani hubungan, dan sekarang Andra telah bertugas kembali di kesatuannya. Masih ada waktu beberapa bulan untuk mempersiapkan acara pertunangan resmi dan sebenarnya baik Jo atau Andra tidak perduli. Satu terlalu patah hati karena kepergian Dara, yang satunya gila kerja dan tak sabar bertugas di kapal Selam baru yang dibeli Kementerian Pertahanan dari Korea Selatan. Jadi tidak masalah bagi keduanya jika bertunangan dalam jangka waktu yang lama. Justru menguntungkan karena tidak perlu repot menjelaskan kepada sekitar tentang hubungan yang mereka berdua jalani.
"Kenapa kalian tidak menikah beneran saja sih?" pernah Vlechia menatap Andra dan Jo, merasa keduanya serasi.
"Hello! Aku butuhnya lelaki sejati sist, tegas, berwibawa dan berbatang keras! Kek papi! Josefh bisa jadi bubur tahu di genggamanku..." Andra nyengir dan berkacak pinggang. "Tipenya pasti yang lembut mendayu macam Dara. Aku, ngebayangin romansa aja udah bergejolak perutku mau muntah. Apalagi bayangin cowok sama cowok, itu diluar ekspektasi."
"Kutebak seleramu pasti kayak Al-Hindi atau Mousavi Majd, anak-anak Mossad gitu. Ish ish ish..." Josefh berdecak sambil menatap Andra skeptis.
Andra melongo. "Kok tahu sih, dulu aku sempat naksir anak Mossad, tapi pasti dia bakalan dibunuh papi kalau aku ajak dia mampir rumah, mana nggak seiman..."
Lalu Andra dengan enteng bercerita nyaris pacaran dengan tentara Korea Utara. "Nggak ganteng-ganteng amat sih anaknya, tapi lucu dan suka kepo. Keponya bukan untuk hal bahaya sih, lebih ke polos-polos bego gitu, sayang banget denger-denger dia dieksekusi karena ketahuan nyelundupin kaset Drakor gitu..."
"Kamu nangis waktu dia dieksekusi?" tanya Vle. Andra hanya mengedikkan bahu, "Aku tuh udah kebal kehilangan banyak orang di sisi aku. Dari partner kerja, rekan, teman di akademi, aku sendiri udah tiga kali hampir mati, jadi kayak udah mati rasa tentang perasan di hati aku sendiri. Kedengarannya menyedihkan, tapi ini yang harus aku korbankan buat negaraku. Jadi sepadan gitu..."
Mendengar jawaban Andra, Vlechia langsung meleleh dan memeluknya.
"Oh, Andra, aku nggak tahu kamu begitu tabah melewati itu semua. Kamu benar-benar wanita yang kuat dan tangguh...."
