(Ending)

40 15 8
                                    

Memiliki mu seutuhnya adalah amin ku yang paling serius, Tuhan mempertemukan dan mempersatukan kita adalah salah satu impian yang ingin ku wujudkan bersamamu.

Sebuah hubungan tidak ada yang berjalan mulus, terdapat banyak sekali lika-liku yang menyertainya, namun percayalah, yakin dan bersabar oleh prosesnya akan membawa kita kepada kebahagiaan yang sesungguhnya.

Nikmati prosesnya, hadapi rintangannya. Aku akan selalu di sini menunggu mu, I love you more.❤
-Buciners

*
*
*
*
*

Marchele kemudian menurunkan satu kaki dan mengeluarkan sebuah benda dari sakunya yang ternyata adalah sebuah cincin, ia membuka kotak cincin dan menawarkan kepada ku di depan banyak orang dan mengatakan…

“Hanny, will You marry Me?” pinta Marchele dengan penuh keseriusan.

Hal itu membuat ku sangat senang sekaligus terharu, bahwa penantian selama ini tak sia-sia, dan membuahkan hasil yang sempurna sesuai dengan ekspetasiku.

Orang-orang disekitar pun ikut menyaksikan kedua pasangan tersebut, dan merekapun ikut bahagia dan juga terharu, banyak yang mendukung mereka untuk segera menikah.

“Terima, terima, terima.”

“Ayo terima.”

“Kak … terima Kak.”

“Gass dong.”

“Terima-!”

Begitulah perkataan dari orang-orang yang menyaksikannya.

Aku yang mendengarkan hal itu, menjadi sangat terharu, bahkan aku kalah haru dengan orang-orang yang melihat ku, perkataan ini yang selalu ingin ku dengar jelas ditelingan bahkan sampai menusuk ke hatiku yang tak mungkin bisa ku tolak.

Tanpa berfikir aku langsung saja menerimanya...

“Yes, I do” jawabku, seraya meneteskan air mata secara perlahan yang membasahi kedua pipiku.

Marchele pun berdiri dan langsung memeluk tubuhku dengan erat dan membuat perasaan kami berdua amat sangat bahagia.

Pernikahan kamipun akan segera dilaksanakan seminggu kemudian.

Semua telah dipersiapkan Marchele natang-matang dan mereka tinggal menunggu hari-H nya saja.

***
"By, Aku ga sabar menikahimu" ujar Marchele.

"Dua hari lagi pernikahan kita akan dimulai Chele, jadi tenang dan sabar ya" ujar ku seraya mengelus pundak milik Marchele.

"Aku pengen punya anak lima ah biar bisa main basket bareng-bareng" pinta Marchele yang sambil bersender di pundakku.

"Heh banyak banget, aku cuma pengen dua anak aja ga mau lebih" jawab ku sarkastik.

"Ya udah deh mau berapapun anaknya yang penting harus pinter dan baik seperti kedua orangtuanya" ujar Marchele.

"Emang anda baik, perasaan kalo ngomong sama yang lain apa aja di keluarin deh" ledekku.

"Udah engga lagi, udah mau jadi Ayah soalnya" balasnya.

"Gitu dong karena Ayah akan jadi contoh yang baik buat anak-anaknya" jelasku.

Setelah diskusi kita mengenai anak, kamipun kembali kerumah masing-masing untuk mempersiapkan diri lebih lagi, karena dua hari lagi pernikahan kamipun akan segera dilaksanakan.

***
Seluruh para hadirin telah berdatangan, Marchele yang menunggu ku untuk berdiri disampingnya. Aku masih berada diruang ganti sedangkan Marchele sedari tadi menunggu kedatanganku.

Acara pernikahan kamipun diselenggarakan secara sederhana namun elegan, berada di hotel Sun Paradise lantai lima.

Aku yang sudah berjalan kedepan altar dengan mengenakan gaun megah berwarna putih menyamakan tema dan nuansa pernikahan ku, menjadi sangat indah dan aku seperti ratu yang mengenakan mahkota juga.

Daddyku yang mengantarkan ku untuk ke altar, ia mengandeng ku sembari berjalan, sesampainya di altar ia merasa sangat sedih lalu memeluk ku dengan erat. Sedangkan dilain tempat Mamiku yang sedari tadi memperhatikan ku berjalan ia tak henti-hentinya menahan air mata kebahagiaan, itu semua bercampur aduk.

"Sayang, Daddy ..." ujar Dady yang belum selesai berkata, seraya meneteskan air mata.

"Dady, dont be cry. Am here for you, now and forever and i'am never leave you" ujarku untuk meyakinkan Daddy agar ia bahagia melihatku bahagia, dan tidak bersedih lagi.

Aku mengambil tisu untuk mengelapkan air matanya yang masi tercurah diwajahnya.

"To be my little child and be smart honey" ujar sang Daddy kepadaku.

"Ayeye, pasti Dadd. Aku masih akan jailin kamu Dad" ledekku yang membuat Daddy sedikit tertawa.

Di satu sisi Marchele yang melihatku berjalan kearahnya pun mengeluarkan air mata kebahagiaan yang belum pernah dilihat olehku.

"Hi, c-cantik" sapa Marchele dengan meneteskan air mata.

"Hi tampan, apus air matamu" balasku.

Yang menyaksikan kebahagiaan mereka untuk mengikat janji bersama pun ikut senang dan bertepuk tangan juga bersorak sorai atas mereka berdua.

Mami yang sedari tadi menatap ku, segera ku hampiri dengan membawa sebuah kue ditangan ku.

"Mam, dont be so sad, aku pasti bakal sering-sering kok main kerumah. Mami ga usah khawatir ya sekarang gadis mu sudah dewasa" jelas ku.

"Are You promise Han?" tanya Mami kepadaku.

"Yes Mam, makan ya kue yang ku bawakan" ujar ku seraya tersenyum dan memberikan kue yang berada di tanganku, segera ku suapkan ke arah mamiku.

Sungguh drama yang indah antara seorang Anak dan Ibu, hal yang sangat mengesankan dan terdapat berjuta makna didalamnya.

***

Sesampainya di rumah Aku dan Marchele yang telah menjadi satu tubuh, berdoa kepada Tuhan karena olehnya kami dapat dipersatukan, kamipun sangat bahagia. Kebahagiaan yang tak bisa kami lupakan ...



~THE END~

*

Thankyou para Readers, I love you!!!

*

Jika ada salah kata, ataupun menyinggung perasaan, mohon dimaafkan teman, sekali lagi terimakasih🙏

Annyeong semuanya ... gimana nih kabar kalian? Baik² aja kan ya? Di masa pandemi kayak gini aku kalian harus tetap patuhi protokol ya. Lindungi orang² yang kalian sayangi ... Aku sayang kalian🙏😇

MY BOY FRIEND IS CLASS LEADER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang