*
Skotlandia memang negara yang indah. Hamparan rumput yang terbentang luas dan beberapa ekor sapi yang merumput sambil mengibaskan ekor mereka.
Rumah besar bertingkat dua bercat abu-abu dengan pagar putih mengelilingi rumah yang berada di tengah-tengah padang rumput itu berisi dua orang yang tak saling mengenal.
Off kebingungan saat melihat Krist dan Ohm tidak bersiap dengan senapan mereka bahkan Ohm berdiri di belakang Chansook entah yang mana.
Ketukan di pintu terdengar. Gun Atthaphan berlari membuka pintu. Pria mungil itu sudah lebih sehat ketika selesai sarapan dan bersantai menikmati televisi.
"PAPI!" Suara cempreng familiar terdengar. Off membawa dirinya keluar dari ruang kerja dan menemui tamu tak diundangnya.
Pria berwajah oriental duduk di sofa bersama Gun Atthaphan, keduanya berbincang.
"Siapa yang memintamu kemari Kay?" tanya Off, mendudukan dirinya di sofa tunggal.
"Puimek."
"Apakah Ibu dan Puimek sudah berada di China?"
"Sudah. Puimek mengamuk saat tau aku malah pergi saat dia datang. Lalu, saat pesawatku mendarat di Bangkok kusadari sinyal Papi tidak ada di sana dan berakhir disini," jelas Kay.
Salah satu sepupu Adulkittiporn. Kayavine Lertsittichai, kakak dari Puimek. Keduanya memiliki sifat bertolak belakang. Mungkin karena Kay adalah seorang laki-laki.
"Bagaimana Papi bisa berada di rumah ini? Papi mencurinya? Mengancam pemiliknya?" Pertanyaan Kay membawa Gun Atthaphan ikut menatapnya.
"Apa gunanya uang Kay? Aku bekerja siang dan malam untuk ini. Kaya raya," jawab Off.
"Oho ... aku hampir lupa bahwa yang duduk di sini adalah ketua mafia Adulkittiporn. Kau lebih cocok jadi aktor Papi," sahut Kay dengan jahil.
Off hanya mendengus. "Bisa kau beritahu aku kenapa bukan Weerayut yang menculik Gun Atthaphan? Dan adik Weerayut yang mana lebih jelasnya."
"Baiklah." Kay mengeluarkan laptop dari tas ranselnya. Bahkan Off tak menyadari ada tas itu tadi.
"Weerayut Chansook adalah ketua mafia keluarganya saat ini. Adiknya adalah Patrick dan Dew. Mere--"
"Dew dan Patrick? Maksudmu Patrick Nattawat dan Frank Thanatsaran mungkin," potong Off. Kebingungan tersurat jelas di wajahnya.
Kay mendengus dan memperlihatkan layar laptopnya. Sebuah foto keluarga besar Chansook terpampang di sana.
"Maksud Papi adalah Frank Thanatsaran?" Kali ini layar laptop menunjukkan senyum mengejek seorang pria. Off mengangguk.
"Frank Thanatsaran Laedeke. Jenis kelamin laki-laki. Usia 19 tahun," jelas Kay.
"Laedeke? Bukankah Frank adalah adiknya Weerayut?"
"Bukan. Frank adalah pasangan dari Drake Sattabut, sekarang mereka sudah menikah," jelas Kay.
Off semakin kebingungan.
"Nanon membohongi Papi." Tawa Kay memenuhi ruangan.
"Aku dan Nanon adalah orang yang sama. Kami mampu mengelabuhi orang dengan cara mengubah identitas mereka. Tidak sulit hanya butuh foto lalu mengedit namanya," ucap Kay. Sebuah foto pernikahan terlihat di layar laptop.
"Jadi ... Ohm Pawat bukan Vihokratana? Anak itu berada di belakang Chansook saat barter antara Gun Atthaphan dengan Thitipoom. Apakah Pawat adalah Chansook?"
Kay kembali tertawa. "Ohm Pawat Jongchevaat. Anak dari pasangan ketua mafia yang pertama kali menikah dengan gender yang sama. Bukankah Papi menghadiri pernikahan mereka?"
KAMU SEDANG MEMBACA
You Can Call Me Papi || OffGun Story
Hayran KurguDunia terlalu terang untukmu yang terang. Dunia terlalu gelap untukmu yang gelap. Kita sama namun berbeda. Kita berbeda dan akan selalu berbeda. Mafia organisasi dunia bawah dengan kejahatan yang tidak