Cale membuka matanya dengan sedikit linglung. Dia bangun sambil meregangkan tangannya dan menguap.
Dia melihat sekelilingnya. Saat ini dia berada di kamar dengan dua tempat tidur dan satu lemari. Ruangan itu terlihat mewah meskipun tidak sebagus kamar lantai lima di vila super rock.
Berkedip perlahan, cale melihat tempat tidur di sebelahnya. Tampaknya itu ditempati oleh anak laki-laki berambut pirang.
'Sepertinya ada yang salah...?'
Lalu saat itu dia akhirnya menyadari sesuatu.
'Tunggu sebentar!'
Cale melihat sekelilingnya sekali lagi dan kemudian melihat tubuhnya. Tangannya pucat dan kecil. Bukan hanya tangannya. Dia merasa sudut pandangnya menjadi rendah seakan akan dia berubah menjadi seorang anak kecil.
Cale melihat cermin seluruh tubuh di sudut kamar, dia buru-buru turun dari tempat tidur dan berlari ke arah cermin.
Saat dia berdiri di depan cermin dia mengangkat alisnya dan menatap bayangan di cermin dengan mata membelalak.
Bayangan di cermin itu menunjukan tubuh seorang anak kecil dengan tubuh pucat dan rambut merah.
Itu adalah bayangan cale henituse.
Tetapi ada sesuatu yang berbeda....
Mata cale terlihat berubah warna menjadi biru seperti permata yang jelas berbeda dengan mata coklat kemerahan miliknya.Cale mengalihkan pandangannya ke arah teman sekamarnya yang sepertinya saat ini dia sudah bangun.
"Hah?" Bocah pirang yang sekarang duduk di tempat tidurnya, melihat ke arah cale.
"Cale? Apa yang kamu lakukan di kamar raja pada pagi hari? Tunggu--kenapa tubuhmu mengecil? Tidak--aku---"
Bocah pirang itu adalah alberu, dan dia sekarang sedang melihat ke sekeliling kamar dengan mata gemetar dan kemudian dia menoleh ke arah cale lagi.
"Apa yang terjadi? Kenapa warna mata mu berubah?"
Kedua anak laki-laki itu saling menatap untuk waktu yang sedikit lama, sebelum suara santai cale memecahkan keheningan.
"Yang mulia, aku yakin dewa sialan itu yang nelakukan ini..."
"Haaah...." alberu menghela nafas sambil mengusap wajahnya dengan kedua tangan.
Alberu perlahan bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan ke arah cermin seluruh tubuh di depan cale.
"...ini membuatku gila..." alberu menggumamkan itu saat dia melihat bayangan tubuhnya di cermin.
Mata biru alberu juga terlihat berubah seperti permata.
"....aku sepertinya pernah dengar tentang warna mata ini..."
"Ah, itu....."
.
.
.( <-----Flashback <-----)
Kuil dewa tersegel hilang dan white star berhasil dikalahkan. Dunia terasa damai tanpa adanya perang atau perkelahian.
Dan saat ini, seorang pemalas berambut merah sedang makan kue dengan santai di ruangan kerja alberu crossman.
"Manusia, buku ini memiliki cerita yang sama sepertimu!"
Suara bersemangat dari seorang anak bergema di ruangan itu.
"Raon, pelankan suaramu..."
"Eh? Ah, baiklah manusia!"
"Buku apa itu?" Cale menunjuk ke arah buku yang dipegang raon dengan cakar kecilnya.
"Buku ini adalah pemberian dari dewa kematian!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Princes Obelia
FanfictionDewa kematian merasa bosan. setelah white star dan dewa keputusasaan kalah, kedamaian datang ke dunia dan cale mendapat kehidupan malasnya sambil bertani sedangkan alberu masih harus berurusan dengan dokumen yang bisa mencapai tinggi badannya. tetap...