Alberu dan cale saat ini sedang berada di ruangan yang sama ketika claude memberikan jamuan kecil kepada athanasia.
Alberu bahkan sedikit terkejut ketika claude menyuruh mereka untuk mengikutinya tanpa mengatakan omong kosong.
"Siapa nama kalian?" Tanya claude to the point dengan tatapan tajam.
Namun tatapan itu tidak berguna bagi alberu dan cale yang sudah pernah merasakan aura dragon fear, terlebih lagi cale memiliki kekuatan kuno dominasi aura yang setara dengan dragon fear.
Tangan alberu sedikit bergetar ketika melihat tatapan claude, meskipun dia sudah merasakannya bukan berarti dia terbiasa.
Alberu melirik cale yang memiliki wajah tabah sebelum tersenyum lembut dan mengalihkan tatapannya ke arah claude.
"Nama saya adalah alberu crossman." Ucap alberu.
Claude yang mendengar itu mulai mengangguk puas dan mengalihkan pandangannya ke arah cale.
Cale yang melihat tatapan claude tidak membuka mulut untuk berbicara dan malah mengambil kue manis di atas meja dan mulai memakannya.
Alberu hanya bisa menghela nafas pasrah kepada perilaku dongsaengnya sementara claude melototi bocah berambut merah di depannya. Mereka hanya bertiga di ruangan ini karena claude menyuruh felix untuk melakukan pekerjaan lain.
Setelah keheningan singkat, claude membuka mulutnya untuk bertanya kedua kalinya.
"Siapa namamu?"
Cale yang akhirnya selesai dengan kue manis di mulutnya mulai menatap claude dengan tatapan bertanya sambil membuka mulutnya untuk berbicara.
"Apakah ada alasan bagi matahari kekaisaran obelia yang agung ini mengetahui nama dari seorang yang rendahan seperti saya?"
"Pfft--" alberu hampir tidak bisa menahan tawanya saat mendengar hal yang dikatakan cale dan menggigit bibirnya untuk menahan tawa keras yang terancam keluar.
Claude yang mendengar jawaban cale itu langsung memiliki ekspresi kosong dan matanya mulai menatap dingin cale ketika dia bertanya sekali lagi.
"Siapa yang mengajari kalian tata krama?"
"Hmm....kami tidak diajari siapapun." Jawaban alberu membuat claude mengalihkan pandangan ke arahnya yang sekarang memiliki senyum cerah seperti anak polos pada umumnya.
"Apa para pelayan itu tidak kompeten? Apa aku harus membunuh mereka?" Tanya claude dengan nada dingin saat dia mengingat perlakuan yang dia dapat dari para pelayannya saat dia masih kecil.
"Untuk apa membunuh mereka ketika kita bisa membuat mereka menyesal karena telah dilahirkan."
Mendengar pernyataan itu membuat claude mengalihkan pandangannya sekali lagi ke arah bocah berambut merah yang mengatakan itu dengan nada tak acuh.
"Saya setuju dengan cale." Ucap alberu yang masih memiliki senyum cerah di wajahnya.
"...jadi namamu adalah cale?" Gumam claude yang masih didengar oleh cale dan alberu.
"Cale henituse. Itu adalah nama saya, yang mulia kaisar obelia." Cale sekarang memiliki senyum cerah yang sama seperti alberu.
'Apa ini hanya perasaanku saja atau mereka sedang berencana untuk menipuku? Tidak, mungkin ini hanya imajinasiku saja karena kelelahan dengan tumpukan dokumen di ruang kerja.' Batin claude saat dia menatap dengan curiga dua bocah didepannya.
Cale yang melihat tatapan curiga claude hanya bisa tertawa dalam hati sebelum tersentak dengan apa yang terjadi selanjutnya.
.
.
.
.
Cale POV:
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Princes Obelia
FanfictionDewa kematian merasa bosan. setelah white star dan dewa keputusasaan kalah, kedamaian datang ke dunia dan cale mendapat kehidupan malasnya sambil bertani sedangkan alberu masih harus berurusan dengan dokumen yang bisa mencapai tinggi badannya. tetap...