Athanasia POV:
Sejak bulan lalu si claude mengganti waktu tea time menjadi pagi hari.
Padahal tadinya disuruh datang sesuai tea time siang.
Bahkan sekarang aku sampai mengucapkan salam selamat pagi setiap hari kepadanya.
Walau tentu saja claude tidak menjawab
"Kemarin papa muncul di mimpi athy!"
"Mimpi ya."
"Athy, papa, lily, dan felix memetik bintang dan bulan, dan kita bermain dengan senang!"
"Mimpi yang konyol ya."
Hoho. Bicaranya bagus sekali ya.
"Athy sangat senang karena bermain bersama papa!"
"..."
Nggak berhasil!
Sudahlah makan kue saja. Lama lama aku sendiri juga tidak tahu aku bicara apa.
"Ng?" Aku melirik dan melihat kakak-kakak pelayan yang gugup?
Ah, kakak-kakak ini baru ya pertama kali melihat kami berbicara?
Kalau dilihat lihat mereka selalu menjauh ya...
"Eh?"
Siapa itu? Kakak-kakak yang pergi itu sepertinya menabrak seseorang...
!!!!!
Siapa mereka?!
Salah satunya seperti seumuranku dan yang satunya lagi sepertinya seumuran izekiel? Eh? Aku rasa dia lebih muda dari izekiel.
.....
"Ah, maafkan saya pangeran... saya benar-benar tidak seng---"
!!!!?
PANGERAN!?
Aku tidak salah dengar kan!!!?
Kakak-kakak itu bilang pangeran!
Aku menatap claude untuk memastikan tetapi dia hanya memasang wajah datar....apa yang kuharapkan mendapat jawaban dari ekspresi si claude?
Tunggu--itu berarti mereka belum mati dan aku bisa kabur dari si claude bersama mereka!!
Aku buru buru turun dari tempat dudukku dan berlari ke arah mereka.
Claude juga tampak tidak menghiraukannya.
Mataku menangkap pemandangan dua anak kecil dengan mata permata tanda keturunan kaisar.
Dan-
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
uwaaaaah!!!Mereka imut banget!! Mereka seperti memiliki aura penguasa dan karisma yang luar biasa!
Baiklah!!
Aku bisa melakukan ini!
Penulis POV:
Athanasia memperlambat langkahnya untuk mendekati cale dan alberu.
'Ini dia! Inilah saatnya!" Batin athanasia.
Cale dan alberu yang menyadari kedatangan athanasia setelah kakak pelayan itu pergi, mengambil langkah untuk mendekati athanasia.
Alberu tersenyum cerah sementara cale hanya menatap tabah.
Athanasia juga sudah siap untuk menggunakan senjata pamungkasnya.
Mereka berhenti dan saling menatap sementara athanasia tersenyum cerah dan bertingkah manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Princes Obelia
FanfictionDewa kematian merasa bosan. setelah white star dan dewa keputusasaan kalah, kedamaian datang ke dunia dan cale mendapat kehidupan malasnya sambil bertani sedangkan alberu masih harus berurusan dengan dokumen yang bisa mencapai tinggi badannya. tetap...