Penulis POV:
Cale menatap muram emas yang dia dapat sebagai jatahnya hari ini.
Sudah sekitar 2 hari berlalu dan mereka mulai terbiasa untuk makan di luar istana.
Sekarang bahkan mereka langganan sama restoran kecil di episode 3 karena memiliki harga yang lebih murah.
"Kenapa aku merasa bahwa jatah emasku semakim berkurang?" Gumaman cale membuat alberu memasang ekspresi tidak percaya dan berteriak untuk memprotes.
"Itu mungkin karena dongsaengku tidak menyimpannnya dengan benar!"
"Apa hubungannya?!"
"Mungkin emas itu jadi hilang atau dicuri pelayan!"
Mendengar tanggapan alberu membuat cale membeku dan tenggelam dalam pikirannya.
'Bukankah harusnya itu disimpan di tas saku spasialku? Aku juga yakin menyimpannya dengan benar... apa benar para pelayan yang mengambilnya?'
Alberu yang melihat cale tenggelam dalam pikirannya hanya bisa menghela nafas dan pergi meninggalkannya sendirian di kamar itu.
15 menit berlalu dan cale akhirnya tersentak dari pikirannya ketika dia menyadari bahwa alberu sudah pergi.
Cale menutup matanya sekali lagi dan mulai berjalan ke luar kamar untuk mencari alberu.
Setelah beberapa menit mencari, cale melihat rambut pirang yang tidak asing di sekitar danau besar.
Cale langsung menghampiri rambut pirang itu dengan sedikit berlari kecil dan langsung membeku tepat di belakang si rambut pirang yang adalah alberu.
Di depan mereka ada perahu kayu yang sedang ditumpangi oleh claude dan athanasia.
Dan sialnya...di kursi perahu yang kebetulan sedang menghadap mereka, ada seorang pria tinggi berambut pirang dengan pakaian unik? Sedang menatap mereka tanpa mengedip dari kursi perahu itu.
Cale dan alberu yang menyadari tatapan dari claude yang fokus kepada mereka, hanya bisa berharap untuk berhasil kabur dari situasi ini...
"Hyung, bukankah lebih baik kita pergi sekarang? Aku tidak ingin dicari cari dan dijadikan buronan hanya karena dia hilang ingatan..." uacp cale dengan suara pelan.
Alberu yang mendengar ini hanya bisa berkeringat dingin sambil menanggapi pernyataan cale.
"Tapi bukankah akan lebih untung jika kita bisa memeras dia?"
"Aku juga yakin itu ide bagus tapi aku merasa bahwa kehidupan malasku terancam..."
"Haaah....cale setidak--"
Byuuuurrr!!
"Ah..."
Cale dan alberu mengalihkan pandangan mereka ke sumber suara dan menemukan bahwa athanasia terjatuh ke danau dari perahu kayu itu sementara claude hanya menatap dengan tatapan tak acuh.
"Haruskah kita membantu dia?" Tanya cale.
"Tidak usah, dia kan bakal di bantu sama claude." Jawab alberu dengan nada sedikit ragu ragu.
5 menit berlalu dan athanasia sudah tidak terlihat di permukaan air, meskipun begitu tetap tidak ada tanda tanda bahwa claude akan membantunya.
Cale yang udah greget dan berkeringat dingin membuka mulutnya untuk ngasih saran ke alberu.
"Bukankah kita harus membantunya, hyung?"
"Ya, kita akan membantunya. Kau bantu aku kesana dengan cepat menggunakan kekuatan kuno sound of the wind sementara aku akan melepaskan tanaman tentakel itu dari tubuhnya menggunakan sihirku....dan jangan berlebihan."
Cale yang mendengar tanggapan alberu hanya bisa mengangguk pelan dan mulai memakai kekuatan kuno sound of the wind untuk menyelamatkan athanasia.
Tetapi bahkan sebelum mereka bisa bergerak dari tempat mereka berdiri.
.........
Claude sudah mengambil langkah untuk menyelamatkan athanasia...
Alberu menghela nafas lega ketika melihat bahwa athanasia sudah diselamatkan oleh claude sementara cale sudah tidak lagi menggunakan kekuatan kunonya.
"Ayo kita pergi sekarang." Ajak cale sambil memutar matanya.
"Tunggu, ada yang janggal."
Cale yang mendengar itu langsung melirik ke arah alberu dengan tatapan bertanya.
"Lihat baik baik..." ucap alberu sembari mengangkat jari telunjuknya ke arah suatu tempat
Cale yang sedikit merasa risih, mengalihkan pandangannya ke arah yang ditunjuk alberu.
"Gak mungkin!" Teriak cale dengan panik.
Alberu juga menelan ludahnya sendiri dan menurunkan jari telunjuknya.
Claude dan felix yang seharusnya berjalan ke arah istana malah berjalan ke arah merak berdua sekarang.
Cale ingin melarikan diri, dia merasakan firasat buruk sekarang.
'Tetapi aku tidak mau jika kepalaku berguling guling di tanah karena berusaha melarikan diri dari kaisar gila ini!' Batin cale.
"Hyung...aku punya rencana." Bisik cale ke alberu yang sekarang sedang menatapnya.
"Bukankah kita bisa melakukannya seperti biasa?"
Alberu yang mendengar ini mulai mengangkat sudut mulutnya dan tersenyum.
"Iya, sepertinya ini akan menarik."
"Tentu saja. Tetapi jangan lupa soal tumpukan dokumen yang akan menunggumu hyung."
"Tentu saja, dongsaengku. Serahkan saja padaku." Ucap alberu sambil tersenyum licik.
Cale yang mendengar ini juga mulai tersenyum seperti alberu.
Jika raon ada disini dia pasti akan bilang jika senyum mereka seperti ingin menipu seseorang.
Ini adalah rencana mereka.
Jika athanasia mendekatkan claude menggunakan keimutannya maka alberu dan cale akan mendekatkan claude dengan kinerja kerja mereka sambil memeras semua keuntungan yang bisa didapat.Intinya ini sama saja seperti ketika cale yang menarik alberu dengan menunjukan keunggulannya sebagai seorang penipu dan alberu yang menunjukan kemampuannya sebagai seorang raja yang pantas kepada para rakyat.
Senyum cale dan alberu berubah menjadi cerah, siapapun bisa mengatakan bahwa mereka tersenyum seperti anak yang senang ketika diberi permen.
Tetapi yang mereka incar melebihi dari permen itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Terima kasih sudah membaca~
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Princes Obelia
FanfictionDewa kematian merasa bosan. setelah white star dan dewa keputusasaan kalah, kedamaian datang ke dunia dan cale mendapat kehidupan malasnya sambil bertani sedangkan alberu masih harus berurusan dengan dokumen yang bisa mencapai tinggi badannya. tetap...