Episode 7

4.7K 713 16
                                    

"Jadi apa menurutmu count aegeus adalah pelakunya?" Tanya alberu ketika dia melirik cale yang sedang memakan sepotong roti.

"..Roti ini membuat ketagihan..." alih alih menjawab pertanyaan alberu, cale malah mengomentari sepotong roti yang sudah selesai ia makan.

"Hah? Bukannya roti itu memiliki tekstur yang keras?"

Alberu merasa bingung karena dilihat dari manapun sangat jelas bahwa sepotong roti itu hampir tidak layak dimakan.

"Iya, karena itulah...dia pelakunya."

Sekarang pikiran alberu semakin berantakan. Dia benar benar tidak mengerti mengapa cale mengucapkan omong kosong itu dan tidak langsung membahas intinya. Meskipun alberu tahu bahwa mereka sekarang sudah keluar dari mansion count aegeus dan berada di jalanan pasar yang lumayan ramai, dia tetap tidak suka dengan omongan cale yang berbelit belit.

Alberu juga tidak bisa menggunakan sihir kedap suara karena kemungkinan besar, dia harus mempertahankan sihir pewarna dan menyiapkan sihir teleportasi untuk satu hari penuh dengan tubuh anak kecil. Artinya dia tidak memiliki kekuatan yang besar karena masih berada di tubuh anak kecil yang lemah.

"Untuk sekarang....ayo kita sarapan terlebih dahulu." Ucap cale sambil melihat sebuah restoran yang berada dekat beberapa langkah dari posisi mereka sekarang.

Alberu tidak mengatakan apa apa dan hanya mengangguk.
.
.
.
.
.
.
.
Di restoran:

"Jadi...bagaimana bisa dia pelakunya?" Alberu menatap bosan minuman yang ada di depannya.

"Eh...sejak kapan aku memesan teh lemon?" Ucap cale dengan wajah muram yang menunjukkan bahwa dia jijik dengan minuman di hadapannya.

"Aku yang memesankannya untukmu. Sekarang berhentilah mengatakan basa basi dan jelaskan."

"..anda tidak mengerti tentang apa yang aku katakan tadi, yang mulia?"

"Ya. Aku tidak mengerti. Jadi bisakah dongsaengku tersayang menjelaskannya.." alberu menahan amarahnya ketika dia mengingat fakta bahwa cale tidak bermaksud untuk mengejeknya...

"Zat adiktif.." ucap cale dengan wajah malas.

"Permisi?"

Oke, alberu malah semakin bingung sekarang. Untungnya saat ini hanya ada sedikit orang di dalam restoran karena ini masih pagi sehingga tidak ada yang bisa mendengar percakapan mereka...sekalipun ada yang mendengar, itu tidak masalah karena mereka pasti menganggap bahwa anak kecil seperti cale dan alberu hanya bermain main dan malah tidak menganggap serius percakapan itu.

"Zat adiktif adalah zat yang membuat ketagihan jika dikonsumsi secara rutin."

"Tidak, aku tahu tentang zat adiktif. Yang aku tanya itu..."

"Bagaimana bisa." Cale menyela ucapan alberu dan mengabaikan betapa tidak sopannya itu.

"Iya, bagaimana bisa?" Alberu mengangkat alisnya ketika dia mengucapkan itu.

"Pada dasarnya...count aegeus telah meminjamkan sebagian besar uang kepada countess azaela untuk membangun panti asuhan agar dia bisa memengaruhi anak anak disana untuk menjual narkoba dan memperluas jaringannya." Jelas cale panjang lebar.

"Dan dia juga menambahkan zat adiktif kepada makanan yang akan dimakan anak anak agar mereka semua ketagihan dan agar dia tidak perlu repot repot membeli makanan lain yang harganya jauh lebih mahal."

Alberu mengerutkan kening setelah mengerti apa yang dimaksud oleh cale.

"Darimana kau dapat asumsi itu?" Tanya alberu sambil menatap curiga kearah cale.

"Keberuntungan karakter utama..." cale mengatakan itu dengan singkat saat dia mengangkat sudut mulutnya membentuk senyuman.

"Cale...aku bertanya dengan serius." Alberu hanya bisa menggertakan gigi untuk menahan amarahnya lebih jauh lagi.

"Ya." Ucap cale setelah dia menurunkan sudut mulutnya dan memasang wajah tabah.

"Aku kan sudah bilang bahwa sepotong roti yang aku makan itu membuatku ketagihan."

"Ya." Sekarang alberu memutuskan untuk mendengar basa basi ini terlebih dahulu.

Saat ini cale membuka mulutnya hanya untuk didahului oleh alberu.

"Aku mengerti, cale! Kesimpulannya adalah bahwa kamu mengatakan ketagihan dengan sepotong roti itu tetapi tidak pernah mengatakan bahwa kamu ketagihan karena rasanya enak! Itu hampir sama dengan alkohol yang pahit tetapi tetap membuat banyak orang ketagihan!"

"Y-ya.." cale memasang senyum canggung setelah mendengar suara bersemangat alberu.

"Tapi kenapa kamu sangat yakin bahwa anak anak itu disuruh untuk menjual narkoba?"

Cale mengangkat tangan kanannya dan menunjuk ke luar jendela restoran.

Alberu yang melihat itu juga mengalihkan pandangannya ke arah yang di tunjuk oleh cale hanya untuk tersentak dengan apa yang dilihatnya.

Anak anak yang sempat mereka lihat di dalam mansion count aegeus sekarang berada di jalanan pasar sambil menjual permen dengan senyum manis.

Itu berbeda.

Itu sangat berbeda seakan akan anak anak yang dilihat oleh cale dan alberu adalah orang lain.

Anak anak yang dilihat alberu dan cale adalah anak anak yang memiliki wajah kosong seperti robot. Meskpiun begitu...alberu dan cake tidak terlalu mempermasalahkannya karena fakta bahwa anak anak itu tidak terlihat kurus dan memakai pakaian yang bersih dan layak.

"Tunggu saja... count aegeus." Ucap alberu dengan wajah dingin tanpa mengalihkan pandangannya ke arah anak anak itu.

Cale tidak mengatakan apapun setelah mendengar ucapan alberu.

Meskipun begitu.... ekspresi muak di wajah cale, menjelaskan semuanya.
.
.
.
.
.
.
.
.
Fun facts:

#1. Anak anak yang diasuh count aegeus berjumlah 11 orang. (4 perempuan 7 laki laki.)

#2. Mansion count aegeus berada jauh dari ibu kota sedangkan mansion countess azaela sangat dekat dengan ibu kota. (Makanya aegeus ingin memperluas jaringan miliknya.)

#3. Sebenarnya awalnya gamau ngungkit ngungkit soal narkoba tapi pas mau nulis malah kepikiran.

#4. Minuman yang dipesan alberu adalah teh dengan aroma kuat untuk menenangkan pikirannya.

#5. Alberu dan cale hampir diusir oleh pemilik restoran karena mereka berpenampilan seperti tidak punya uang :v

#6. Ini ga terlalu panjang karena entah kenapa aku ngerasa ngantuk + bosen :v

 Ini ga terlalu panjang karena entah kenapa aku ngerasa ngantuk + bosen :v

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terima kasih sudah membaca~

Two Princes ObeliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang