Episode 8

4.7K 712 77
                                    

"Tunggu, ayo kita makan dulu." Ucap cale sembari melirik ke arah salah satu pelayan restoran.

Alberu juga sekarang sudah merasa tenang dan kembali duduk di kursinya.

Pelayan restoran yang merasa bahwa dirinya sedang di perhatikan oleh seseorang, melirik hanya untuk mendapatkan tatapan dari seorang anak kecil yang entah bagaimana memiliki aura penguasa di sekitarnya.

Tanpa pikir panjang dia menghampiri ke dua anak kecil itu dan....

"Apa anda kenal aegeus?"

Ya, yang bicara itu adalah cale.

"Eh? Tuan aegeus?" Ucap pelayan itu dengan sedikit gugup karena fakta bahwa wajah polos anak kecil berambut coklat tua di depannya memiliki aura seorang penguasa, dan mungkin hanya perasaannya saja tentang anak kecil berambut hitam yang berada di samping kanan dia mengeluarkan aura gelap seakan akan memiliki dendam pribadi.

"Ya, apa anda mengenalnya?"

"Tentu saja! Beliau adalah seorang bangsawan yang murah hati dan tidak merendahkan orang lain! Dia juga dikenal tidak egois dan selalu peduli dmgan sekitarnya." Jawab pelayan restoran itu dengan senyum lebar ketika berusaha mengabaikan aura gelap yang srmakin besar dari anak kecil berambut hitam itu.

"...aku pesan steak dan kaldu sosis."

Tanda tanya muncul di benak pelayan restoran.

Dia tidak mengerti mengapa hal aneh terjadi padanya dan dia berusaha mengabaikan itu.

"Baik."

"...aku ingin pasta dan sandwich."

Pelayan restoran itu tersentak dengan suara yang muram dan langsung melirik ke sumber suara itu hanya untuk menemukan senyum yang dipaksakan dari alberu.

"Baik, akan segera datang." Ucap pelayan itu dengan keringat dingin dan buru buru memutar tumitnya untuk segera menjauh dari kedua anak aneh ini.
.
.
.
.
.
.
Alberu dan cale langsung beranjak ke luar restoran untuk menemui salah satu anak penjual permen setelah mereka menyelesaikan makanannya.

"Aku ingin membeli semua itu." Ucap alberu sambil menatap sang anak kecil dengan senyun seterang matahari.

'Ukh, silau.' Batin sang bocah penjual permen dengan mata menyipit.

"Baik, silahkan ambil." Ucap bocah penjual permen itu dengan kedua tangan yang terulur memegang dua bungkus permen masih dengan mata menyipit.

"Ini uangnya..." alberu mengeluarkan satu bongkah emas dan menaruhnya di tangan anak itu setelah dia mengambil dua bungkus permennya.

Meninggalkan bocah yang sedang menatapnya dengan mata lebar berbinar, alberu malah menatap intens seorang anak berambut merah yang diberi sihir pewarna coklat tua yang sedang memegang dua botol alkohol murah.

"...cale...apa itu?" Tanya alberu dengan tatapan tajam.

"....alkohol?"

"Haaaah....lupakan, ayo kita segera pergi."

Cale mengabaikan alberu yang sedang menggumamkan kata kata kutukan seperti 'kamu membuatku gila' atau 'dongsaengku yang selalu membuat sakit kepala.' Saat matanya menangkap pemandangan seorang pria berambut dan bermata hitam dengan wajah yang sama persis dengan claude sedang tersenyum aneh seperti orang gila--

Maksudnya...dia tersenyum seperti sendirian di ladang bunga yang luas dan indah.

:)

"Roksoo, apa yang kau tunggu?"

Two Princes ObeliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang