Jeongyeon membereskan semua peralatan dan perlengkapan dapurnya. Sudah hampir tengah malam dan sudah waktunya jeongyeon menutup bar pantai milik sana dan chaeyoung. Sana dan chaeyoung sudah pulang duluan. Dan sekarang giliran jeongyeon untuk menutup dan membereskan semua kekacauan yang ada dibar.
"Good night, see you tomorrow" pamit seorang pelanggan terakhir yang meninggalkan bar.
"See you" balas jeongyeon sambil membereskan dapurnya.
Jeongyeon mengangkat botol minuman dan meletakannya dibar milik chaeyoung. Langkahnya terhenti saat melihat mina yang duduk dikursi sambil menatap dirinya.
Jeongyeon memasukan tangannya kedalam saku dan berjalan mendekati mina.
"Terima kasih" ucap mina saat jeongyeon duduk didepannya.
"Aku benar-benar lupa tentang ulang tahunku"lanjut mina sambil mengambil kue yang dibawanya dan menyuapi jeongyeon.
"Sama-sama"kata jeongyeon menatap mina.
"Ada apa?" tanya jeongyeon saat melihat gelagat aneh dari mina.
"Tidak ada" jawab mina memainkan sendok yang ada ditangannya.
"Mina, ada sesuatu yang salah" kata jeongyeon menyelidiki mina.
"Aku...tidak ada" kata mina ragu-ragu.
"Ayolah" ucap jeongyeon ketika tau ada sesuatu yang disembunyikan oleh mina.
"Jeong, apa kau bisa melupakan segalanya untuk lima menit?"tanya mina yang sedang gelisah.
"Lupakan jika kita pernah pacaran, kita tidak pernah putus...hanya jeongyeon dan mina...hanya seorang teman. Tidak ada harapan dan tidak ada masalah. Okey?"kata mina.
Jeongyeon menghela nafas dan menganggukan kepalanya dengan senyum yang dipaksakan.
"Okey, apa yang terjadi?"tanya jeongyeon.
"Aku bertemu dengan seorang agen casting hari ini. Dia menawarkanku untuk bermain di filmnya" jelas mina.
"Itu bagus....oh shit "jeongyeon yang awalnya tersenyum senang saat mendengar kabar itu berubah menjadi bingung saat menyadari sesuatu.
"Aku tahu"kata mina mengusap wajahnya.
"Mina, ibumu..."kata-kata jeongyeon terhenti saat mina bicara kembali.
"Kebanyakan orang tidak mendapatkan kesempatan ini. Dan aku tidak tahu kapan aku akan mendapatkan kesempatan ini lagi"ucap mina dengan menggebu-gebu.
"Kau yakin, acting lebih penting dari janjimu kepada bibi?"tanya jeongyeon.
"Aku memang bodoh! Kenapa aku membuat janji itu! Ibu tidak akan menyetujui semua ini" kata mina yang kembali mengusap wajahnya.
"Apa yang harus aku lakukan?"tanya mina kepada jeongyeon.
"Bicaralah, jeong" kesal mina saat jeongyeon hanya diam dan tidak menanggapi mina.
"Ikuti kata hatimu"kata jeongyeon menatap mina.
"Apa?"bingung mina.
Jeongyeon menyandarkan tubuhnya kekursi dan kembali bicara dengan mina.
"Mengapa cinta dan kebahagian menjadi hal yang berbeda bagi orang-orang?"ucap jeongyeon.
"Kau benar, kau hidupku"lanjut jeongyeon menatap mina.
"Jangan bahas itu lagi..." sanggah mina.
"Dengarkan aku, mina" kata jeongyeon menyuruh mina diam.
"Aku awalnya tidak tahu bagaimana bisa seseorang begitu semangat meraih impian mereka. Tapi aku melakukannya sekarang" kata jeongyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Break Up (Completed)
FanfictionMina belum siap berkomitmen meski telah berpacaran dengan jeongyeon selama 10 tahun. Pada suatu kesempatan mina pergi menuju Australia untuk sekolah akting yang telah ia ambil. Karena mulai bosan dan lelah mina pun memilih putus dengan jeongyeon dan...