Hari menujukan pukul 8 dipagi hari. Tangan jeongyeon bergerak dengan refleks mengambil handphone yang ada disampingnya. Dengan mata yang masih tertutup jeongyeon menghubungi nomor seseorang.
Dringgg dringggg dringggg
"Kamu bangun pagi! Jam berapa disana?" ucap mina saat mengangkat telponnya yang berdering.
"Jam 8 dipagi hari"jawab jeongyeon dengan mata yang masih tertutup.
"Itu lucu, bahkan disini...."mina terduduk dari kasur dengan mata yang melotot saat menyadari sesuatu.
Mina langsung menutup panggilan dan berteriak sambil mengacak rambutnya.
AISSSSSHHHHHHHHHH
Jeongyeon tidak jauh berbeda dengan mina, dia langsung terduduk dengan mata yang melotot. Dia dengan cepat berdiri dari kasur dan berlari kearah kamar mandi.
Mina keluar dari kamar mandi sambil memasang hoodie yang diambil dari lemari pakaiannya.
Mina perlahan-lahan melangkahkan kaki mendekati pintu kamarnya. Dia dengan hati-hati membuka pintu dan menutupnya kembali saat melihat jeongyeon keluar dari kamarnya.
Jeongyeon berjalan sambil merapikan rambutnya. Dia berhenti didepan pintu kamar mina. Dia berpikir terlebih dahulu sebelum mengetuk pintu kamar mina.
Jeongyeon tersenyum dan mengetuk pintu kamar mina. Tapi saat dia akan mengetuk pintu kamar mina, mina keluar secara tiba-tiba sehingga tangan jeongyeon mengenai kepala mina.
"SHIT" kaget jeongyeon.
Mina mengusap kepalanya dan menggeram dengan kesal. Dia mengepalkan tangan dan balas memukul kepala jeongyeon. Dengan langkah cepat mina pergi berjalan menjauhi jeongyeon.
"Mina, aku minta maaf"ucap jeongyeon saat mengejar mina.
"Tidak apa-apa"sinis mina tanpa melihat jeongyeon.
"Bagaimana dengan sarapan?"tanya jeongyeon yang masih mengikuti mina.
Mina terus berjalan tanpa mengacuhkan jeongyeon. Dia dengan cepat menutup pintu dan pergi keluar dari rumah. Jeongyeon mengatupkan rahang dan menutup matanya.
Jeongyeon berbalik dan melihat sana yang menatapnya dengan wajah kasihan. Jeongyeon hanya tersenyum dan kembali kedalam kamarnya.
.
.
.
.
."Mission Jeongyeon"
1. No more pocket money
2. Get a job
3. Go back home with minaJeongyeon menempel kertas misinya didinding ruang tamu rumah yang disewanya.
"Tidak ada kartu kredit. Kau gila jeong!" kata chaeyoung dengan tidak percaya.
"Ini tidak benar bro. Tidak untuk seorang gadis"lanjut chaeyoung.
"Ayo, jeong...lakukan!"ucap sana meyakinkan jeongyeon.
"Jangan dengarkan dia, jeong. Sana bahkan tidak percaya dengan cinta"chaeyoung berusaha merubah pikiran jeongyeon.
"Aku percaya dengan Cinta" kesal sana memukul kepala adiknya.
Jeongyeon duduk dikursi sambil memegang gunting dan 3 kartu kredit miliknya.
Sana duduk didepannya sambil terus memberi semangat kepada jeongyeon. Jeongyeon dengan yakin mengambil salah satu kartu kredit miliknya dan mengguntingnya.
"Good, jeong" ucap sana sambil bertepuk tangan.
Jeongyeon mengambil kartu kredit yang kedua dan mengguntingya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Break Up (Completed)
FanfictionMina belum siap berkomitmen meski telah berpacaran dengan jeongyeon selama 10 tahun. Pada suatu kesempatan mina pergi menuju Australia untuk sekolah akting yang telah ia ambil. Karena mulai bosan dan lelah mina pun memilih putus dengan jeongyeon dan...