Flashback
Aku tidak ingin berurusan dengan masalahmu, jeong.
Aku ingin putus.
Ibu, bahkan jeongyeon berhasil melanjutkan.
Ketika kita putus, aku menolak menerimanya sebagai suatu kemungkinan.
Aku tidak percaya kepadamu dan itu salahku.
Jangan menolaknya, jeong.
Pernikahan.
Mungkin aku tidak ditakdirkan untuk cinta.
Jeongyeon menutup matanya saat mengingat semua percakapannya dengan mina.Entah kenapa kata-kata itu masih saja berputar dikepalanya.
"Aku berpikir kalau aku mengerti tentang cinta" ucap jeongyeon pada bibinya.
"Tapi sekarang..." jeongyeon diam dan berbalik untuk menghadap bibinya.
"Aku tidak tahu apa-apa"ucap jeongyeon dengan lemah.
Bibi jeongyeon merasa kasihan pada keponakannya itu. Dia mendekati jeongyeon dan memeluknya sambil mengusap lembut punggung keponakannya itu.
"Aku tidak tahu apa itu cinta"ucap jeongyeon dipelukan bibinya.
"Lepaskan dia jeong. Kau berhak mendapat yang lebih baik dari mina"ucap bibi jeongyeon saat melepaskan pelukannya.
"Aku tidak bisa jatuh cinta lagi, bibi" kata jeongyeon.
"Oh god..." bibi jeongyeon menggelengkan kepalanya.
"Bibi, aku tidak sepertimu" jeongyeon duduk di sofa sambil menatap bibinya.
"Itu masalahnya" ucap bibi jeongyeon membuka pintu menuju balkon kamar jeongyeon.
"Bagaimana kalau salah satu dari kalian melompat dari sini?"tanya bibi jeongyeon.
"Mungkin patah tulang, pendarahan pada otak dan....".
"Dan itu adalah perbedaan antara kau dan bibimu ini. Aku menikah tiga kali. Aku menderita patah tulang dan pendarahan pada otakku" canda bibi jeongyeon yang membuat jengyeon tertawa.
"Dan aku siap untuk melompat lagi. Mengapa? Karena aku tidak peduli berapa banyak rasa sakit yang aku miliki. Aku tidak pernah membiarkan diriku merasa takut" bibi jeongyeon duduk disofa sambil menggenggam tangan jeongyeon.
"Cinta adalah cinta, sayang. Kau harus berani mengambil semua resikonya" lanjut bibi jeongyeon.
"Kamu tidak bisa menginginkan segalanya dan berharap untuk tidak mendapatkan sedikit luka" jeongyeon terdiam dan memikirkan kata-kata bibinya.
.
.
.Jeongyeon berjalan menuruni tangga untuk membantu persiapan baby shower nya nayeon.
Semua keluarganya sedang berkumpul diruang tamu sambil mengobrol dan bercanda.
Mata jeongyeon lalu tertuju kearah nayeon yang sedang berjalan dengan susah payah karena perutnya yang sudah membesar.
Jeongyeon tersenyum saat melihat kakak iparnya membantu nayeon untuk duduk disofa.
Senyum jeongyeon semakin lebar saat melihat ibunya dengan manja meletakan kaki diatas pangkuan ayahnya. Ayahnya tanpa menolak lalu memijat dan sesekali bercanda dengan ibunya.
Jeongyeon terdiam dan memikirkan semua perkataan bibinya tadi siang. Dengan yakin dia lalu berdiri dan mendekati ayah dan ibunya.
"Ayah..." panggil jeongyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Break Up (Completed)
FanfictionMina belum siap berkomitmen meski telah berpacaran dengan jeongyeon selama 10 tahun. Pada suatu kesempatan mina pergi menuju Australia untuk sekolah akting yang telah ia ambil. Karena mulai bosan dan lelah mina pun memilih putus dengan jeongyeon dan...