16. Berubah?

718 42 12
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Jangan Lupa Jadikan Al-Qur'an Sebagai Bacaan Utama💚
___________________________________________

























Hargai Karya Author Dengan Cara
👇

*Vote

*Tandai Typo

*Dan Komen Yang Membangun

*Dipersilahkan Juga Bagi Kalian Yang Mau Share Quote Atau Adegan Apapun Dari Cerita Ini Jangan Lupa Tag Instagram Wattpadnya @bynursakinah dan Judul Ceritanya dengan hastag #sebuahusahamencintai
Author tunggu ya!💕

*Jika Berkenang Boleh Nih Follow Akun Wattpad Dan Akun Instagram Author Juga
@nrskynah_

Terimakasih♡
Salamat Membaca!















































Sebuah Usaha Mencintai

Karya
bynursakinah

🌹🌹🌹

Deg!

Jantung Gibran berdetak dengan kencang saat melihat surai hitam milik istrinya. Rambut yang tebal lurus sampai kepunggung menambah kesan kecantikannya.

Cantik. Batin Gibran sambil terus menatap kearah istrinya.

Saat melihat istrinya berdiri dari duduknya iapun segera membuang muka dan pura-pura fokus kearah leptop dan berkas dimejanya.

Syifa berjalan kearah suaminya setelah selesai dengan kegiatannya mengeringkan rambutnya dan menggerainya indah. Sebenarnya perasaannya sekarang bercampur aduk merasa takut, gugup, dan malu apalagi mengingat kejadian tadi. Dan ini pertama kalinya ia menampakkan dirinya yang tanpa hijab didepan suaminya.

Ia menghela napas berusaha mengumpulkan keberanian sebelum berbicara. "K-kak?" panggilnya begitu gugup.

Gibran mendongak perlahan menatap kearah istrinya. "H-heem." ternyata bukan Syifa saja yang merasakan gugup tapi Gibran juga merasakan hal yang sama, apalagi saat ini ia begitu dekat melihat Syifa yang tanpa hijabnya.

Merasa ditatap terus oleh sang suami, Syifa langsung menunduk karena malu sekaligus takut sibuk memilin tangannya. "Em... Sy--Syifa mau minta maaf soal kejadian tadi. Syifa benar-benar lupa kalau Syifa nyuruh kakak nunggu, tapi pas kakak chat Syifa, waktu itu lagi sama Tyas dan nggak sempat bales chat kakak lagi karena Syifa langsung ajak Tyas pergi dari taman belakang sekolah kearah perkiran." Gibran tidak sepenuhnya fokus pada apa yang di ucapkan istrinya tapi ia hanya fokus memandang wajah Syifa saat ini. "Tapi tiba-tiba Rasyid manggil. Rasyid bilanng ia hanya ingin mengatakan sesuatu sebentar jadi Syifa dan Tyas berhenti." setelah mendengar Syifa menyebut nama laki-laki lain wajah Gibran kembali datar dan kini ia fokus mendengarkan. "Dan sebelum kakak datang, Tyas udah pamit ke toilet. Sy--Syifa ... hiks, Syifa nggak berdua aja sama Rasyid tapi bertiga sama Tyas juga hiks ... Syifa minta maaf..." jelasnya dengan air mata yang sudah membasahi pipinya kembali.

Gibran yang mendengar penjelasan istrinya membuat dirinya merasa bersalah kerena telah menuduh yang macam-macam apalagi ia telah membentak istrinya padahal itu semua tidak benar. Dan sekarang ia gelagapan sendiri melihat Syifa menangis didepannya membuatnya tambah bersalah.

Sebuah Usaha Mencintai [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang