SC|'02

31 7 0
                                    

Ingat! Typo bertebaran

Happy Reading 💙

🌼🌼🌼

“Terkadang, aku lebih suka jika dirimu berbohong akan kejujuran yang menyakitkan bagiku”

🌼🌼🌼

"Gue bosen sama lo" Ucap Erick enteng tanpa beban.

Ruby mematung atas pengakuan Erick. Ia seharusnya tidak usah terkejut akan perkataan Erick yang memang sepenuhnya itu jujur. Bahkan sudah sering di ucapkan oleh lelaki itu.

Erick tidak pernah berbohong padanya. Bahkan tentang semuanya pun Erick tidak pernah membohongi Ruby.

Namun kejujuran lelaki itu yang membuat hatinya sakit saat mendengar kenyataan yang tak sama seperti apa yang ia ekspetasikan.

Ruby tersenyum miris, ia menunduk tak tahan bila harus menatap wajah Erick.

"Pantes aja kamu berubah akhir-akhir ini" Ruby berujar dengan mati Matian supaya air matanya tidak luruh.

"Kenapa ya.. dalam hubungan ini, Aku gak pernah bisa kaya kamu. Di hubungan ini, kamu selalu bosen sedangkan aku sekali pun gak pernah".

Erick menatap Ruby dalam yang hanya menunduk sambil mengeluarkan isi hatinya.

"Aku kurang apa, Rick? Apa yang kamu mau tapi blum ada di diri aku?" Tanya Ruby dengan keterputusasaan.

"Gue bosen sama tingkah lo yang selalu cemburu kalo gue lagi duduk atau sekedar deket sama Meila. Norak tau gak sih, Ley?!" Ucap Erick dengan tatapannya yang tajam menatap Ruby.

Ruby mendongak, menatap Erick dengan raut wajah terkejut. Mulutnya sedikit terbuka, mata nya membola yang dihiasi air mata yang menggenang, lama kelamaan meleleh melewati pipinya, semakin deras. Berlomba-lomba terjun lebih cepat.

"Norak kamu bilang?? Kamu udah keterlaluan Rick! Kamu sama sekali gak peduliin perasaan aku kaya gimana!?" Ruby sedikit menaikkan nada suaranya. Emosinya masih ia kontrol. Ia tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.

"Gue cape sama lo! Lo kekanak-kanakan banget sih jadi cewe, kalo lo kaya gini terus, yang ada gue makin gak nyaman sama lo!!" Tajam Erick tanpa memperdulikan Ruby yang semakin menunjukan tatapan kecawa.

"Erick—"

"Halah!! Udah lah!! Mual gue lama-lama ngomong sama lo" sarkas Erick. Lalu pergi meninggalkan Ruby begitu saja di taman.

Ruby lemas. Ia menangis di tempat. Tidak ada yang tahu akan kejadian ini. Tangisan Ruby, suara isakan yang sangat memilukan, pertanda bahwa hatinya teramat sangat sakit. Tidak ada yang menemaninya disini, kecuali hembusan Angin yang menerpanya.

Disaat mulut tidak dapat berbicara, maka disitulah air mata yang mengartikan semuanya. Betapa sakit hatinya ketika ia mendengar Erick berucap seperti itu padanya

🌼🌼🌼

Ruby menunggu angkutan umum di dekat halte bis, tadinya ia akan pulang bersama dengan Erick namun ia teringat akan kejadian beberapa jam yang lalu ditanam. Akhirnya Ruby berakhir disini, berdiam diri menunggu angkutan umum.

SINCEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang