Happy Reading 💙
Ingat! Typo bertebaran
🌼🌼🌼
"Gadis kecil kesayangan kami. Ayo bangun, Kebahagiaan menantimu disini"
🌼🌼🌼
Sudah seminggu lebih Ruby tersungkur lemas di atas brankar rumah sakit. Keadaan nya tetap sama, tidak ada kemajuan. Membuat keluarga sekaligus sahabatnya dilanda kesedihan. Begitu pula dengan Erick, ia selalu dihantui dengan bayangan wajah manis Ruby dan rasa bersalahnya.
Erick sedang duduk bersama dengan ke-empat temannya. Namun pikirannya selalu tertuju pada Ruby. Bohong jika ia tidak rindu pada gadis itu. Sangat, ia sangat merindukannya.
Rindu akan suara cerianya, wajahnya yang selalu tersenyum dengan manis, dan bersikap seperti anak kecil ketika bersamanya. Semuanya Erick rindukan.
Entah kenapa dirinya berubah hanya karena rasa bosan, dan bisa-bisanya ia tidak mau mendengarkan penjelasan Ruby saat itu. Bahkan dengan teganya ia bermesraan dengan Alina di hadapan Ruby sendiri. Dan menghancurkan rasa percayanya pada Erick.
Ini semua berawal karna rasa bosannya terhadap gadis itu. Erick mengusap wajahnya frustasi. Sudah beberapa kali ia mendatangi ruangan Ruby namun selalu saja di halang oleh Theo. Theo benar-benar tidak memberikannya kesempatan.
"Ngopi ngapa ngopi" senggol Desta dengan sikunya membuat Erick menatapnya dengan malas.
"Ni kopi, rasa melon" Desta menyodorkan segelas kopi yang ia dapat dari warkop yang sering mereka anggap tongkrongan.
Erick menggeleng, pertanda bahwa ia menolak tawaran Desta. bisa mati ia jika kopi rasa melon.
"Mana ada kopi rasa melon, tolol" Arman menonyor kepala Desta lumayan keras.
"Ehh serius goblok! Ni gue cobain ya" Desta menyeruput kopi tersebut dengan nikmat dihadapan Arman langsung.
"Aah~ mantap! Enak bener ini kopi" ujarnya sambil berdecak kagum.
"Serius goblok Man! Ini rasa Melon. Ni lo cobain cepet cobain" Desta memaksa Arman untuk meminumnya.
Arman memberontak, namun dengan kuat Desta menarik kepala Arman dan dipaksa untuk meneguk kopi. Dengan susah payah akhirnya Desta berhasil, ia tersenyum senang namun tidak lama semburan maut yang berbau kopi bercampur aneka bau dari mulut, canda mulut, kini membasahi wajah serta bajunya.
Seketika Erick dan Regi tertawa dengan kencang, menertawakan nasib Desta yang sudah hitam dengan kopi yang disembur oleh Arman.
Beruntungnya tidak panas. Jika panas, sudah dipastikan setelah ini wajah Desta memerah.
"ANJIR PAIT BANGSAT" teriak Arman yang sibuk mencari yang sekiranya bisa menghilangkan rasa pait tersebut.
Arman tidak suka kopi, mau kopi itu sudah di campur gula satu kilo pun Arman akan tetap menganggap kopi itu pahit. Ia tidak menghiraukan tawaan dari Erick dan Regi, juga tidak menghiraukan Desta yang hanya diam saja sejak tersembur kopi.
"Astagfirullahh, gue jamin muka gue abis ini ga bakalan timbul jerawat" lirih Desta dengan tersenyum penuh kemirisan. Ia mengalihkan atensinya pada Arman
"Bangsat lo Arman" umpatnya lalu pergi ke samping warkop untuk mencuci muka.
Erick dan Regi tak henti-hentinya tertawa sambil memperagakan Desta yang tersembur kopi tadi. Sedangkan Fahmi hanya terkekeh memperhatikan.
Setidaknya Erick sedikit lega karena ada ke-empat sahabatnya yang selalu ada di sampingnya.
"Lo harus perbaiki hubungan lo sama Ruby, Rick"

KAMU SEDANG MEMBACA
SINCERO
Teen Fiction'Sincero' Sincero dalam bahasa Spanyol artinya tulus. Seseorang yang tulus mencintai, tulus menerima semua kekurangan namun akhirnya di sia-sia kan. Selalu mengalah agar tidak terjadi kehancuran dalam sebuah hubungan. Berusaha mengerti walau diriny...