SC|'03

28 7 0
                                    

Happy Reading 💙

Ingat! Typo bertebaran

🌼🌼🌼

“Nyatanya, kekecewaan ku, yang paling aku benci berasal darimu”

🌼🌼🌼

Ruby turun dari angkot lalu memberikan uang pada sang supir, ia berdiri di sebuah warung yang penuh dengan banyaknya berbagai jenis motor.

Bukan semacam serum Motor, ini adalah tempat berkumpulnya para remaja lelaki, mau itu dari sekolahnya atau sekolah lain.

Sudah dipastikan, pasti banyak laki-laki di dalam, Ruby sangat risih bila harus ditatap oleh banyak pasang mata.

Namun ini ia lakukan demi Erick, ia tau Erick pasti belum pulang dari tempat tongkrongannya.

Ruby mengeratkan pegangannya pada tas selempang, ia berjalan masuk, saat di pekarang warung, sudah banyak pasang mata yang menatap Ruby bermacam-macam.

Ruby semakin menunduk, ia mempercepat langkahnya sampai terdengar seseorang memanggil namanya.

"Ruby!" Sapa seseorang.

Ruby menengok ke arah suara itu berasal, disana terlihat Arman dan Desta yang melambaikan tangan padanya.

Arman dan Desta menghampiri Ruby membuat Ruby sedikit menghela nafas lega, setidaknya ada mereka yang Ruby kenal.

"Nyari siapa kesini?" Desta berujar basa-basi.

"Ada Erick gak di dalem?" Tanya Ruby. Ia sedikit mengintip agar bisa melihat ke dalam.

"Mau ngapain emang? Erick udah pulang tadi". Arman menjawab dengan terburu-buru.

Ruby memincing menatap Arman dan juga Desta secara bergantian.

Ia curiga pada mereka berdua, sepertinya ada yang ditutupi, kalau dilihat lihat, tingkah mereka seperti gelagapan saat ditatap demikian oleh Ruby.

Hingga muncul seseorang, ralat dua orang dari dalam yang mengalihkan atensi Ruby padanya. Yaitu Fahmi dan Regi. Dengan segera Ruby memanggil orang tersebut.

"Fahmi, Regi.. di dalem ada Erick?" Ruby to the point.

Fahmi mengangguk, sedangkan Arman dan Desta bergerak dengan gelisah ditempat. Ruby dengan semangat 45 memasuki warung yang seperti cafe itu dengan ceria.

Ia mengedarkan pandangannya senyum manis terpatri indah di bibirnya yang kecil nan ranum.

Saat ia yakin sudah menemukan sang kekasih, ia di buat membatu oleh apa yang ia lihat.

Dengan segera ia berlari menghampiri kekasihnya. Dengan cekatan, ia menarik bahan nikotin itu dari mulut Erick dan menghancurkannya dengan tangan hingga benar benar hancur.

Erick terkejut menatap Ruby yang ada di sampingnya. Dan di samping Erick ada gadis cantik yang menemaninya sedari tadi, ia sedang bersandar di bahu Erick, namun ketika Ruby datang ia duduk seperti biasa.

Mata Ruby sudah berkaca-kaca tatapannya menyiratkan amarah, sedih dan kekecewaan. Dadanya pun naik turun tidak bisa mengontrol deru nafasnya yang memburu.

Erick sudah keterlaluan. Ruby sangat anti pada benda nikotin seperti rokok, sudah ratusan ribu kali Ruby mengingatkan padanya, jangan pernah menyentuh benda beracun itu.

Namun hari ini Erick menyentuhnya, bahkan menyesapnya. Ruby sangat kecewa pada Erick.

Erick tahu, tanpa sepatah kata pun Erick tahu, Ruby kecewa padanya.

SINCEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang