Bagian 39 // Tidak Bermaksud Apa-Apa

16.9K 1.8K 707
                                    

"Peluk cium, peluk cium, bolak balik peluk cium. Sana sini lagi lagi happy happy .... Muah muah muah muah muah ...."


Bila si Pipin bisa bicara, mungkin kucing Oren itu sudah meminta untuk dilepaskan oleh Vian, karena sejak tadi bocah itu terus saja mencium dan menggigit pipi si Pipin sampai suara meow dari kucing Oren itu berubah menjadi pasrah.

Bila si Pipin bisa bicara, mungkin kucing Oren itu sudah meminta untuk dilepaskan oleh Vian, karena sejak tadi bocah itu terus saja mencium dan menggigit pipi si Pipin sampai suara meow dari kucing Oren itu berubah menjadi pasrah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ternyata Vian lebih bar-bar dari kucing Oren.

"Ututututu sayang mau makan ikan? Ini ikan jatah Rizky udah Vian bawa semua."

Tapi Pipin menyukai Vian, karena Vian tak tanggung-tanggung memberinya makan. Satu ekor ikan super jumbo, yang khusus untuk Pipin seekor.

Ya, sejak tadi Pipin memakan daging ikannya, dan Vian menggigiti tulang ikannya saja.

"Rizky kan gak suka sama ikan, katanya amis ... baunya gak enak. Kalau Vian sih suka sama ikan, bukan cuman ikan aja sih yang Vian suka ... Vian suka sama semua jenis makanan, hehehe ...."

Si Pipin adalah kucing jantan, bijinya ada dua.

Pipin tidak akan ada yang merawat bila ia ditinggal di rumah, makanya Vian membawanya ke sekolah. Bahkan, kucing itu sudah ia timang-timang dan sayang-sayang juga.

Oh ... hal tersebut tentunya membuat teman satu kelasnya Vian gemas. Pada kucingnya, sekaligus pada Viannya.

Tadi, pelajaran pertama di Senin pagi yang ceria ini adalah Sosiologi, dan Vian menyembunyikan kucingnya itu di dalam laci meja. Apakah kucingnya tenang? Oh jelas saja ... meskipun terkadang bodoh di bidang pelajaran, tetapi Vian cukup memahami insting kucing, dan ajaibnya ... Pipin memahami apa yang Vian katakan.

"Gemes banget ...."

"JANGAN PEGANG!"

PLAK!!

"Ya udah ... pegang pipi punya dek Vian aja. Utututu ... gemes banget ...."

Amel datang dan langsung mencomot pipi Vian kemudian menguyel-uyel sampai pemiliknya merasa kesakitan. Bila Pipin bisa bicara, mungkin ia akan mengatakan ...."mampus ajig! Rasain Lo! Itu yang gue rasain tadi!"

"Vian, ikut gue."

Tidak ada petir tidak ada hujan, tiba-tiba Rizky muncul di pintu, membuat Vian Akhirnya menatap Amel, meminta gadis itu untuk mengusir Rizky.

"Ikutin aja, kalau nolak ... nanti kamu di BDSM sama dia, hush hush hush ... dek Pipinnya biar sama Mama Amel aja ya ...."

Vian mengernyitkan dahi kemudian menyerahkan kucingnya pada Amel, "BDSM itu apa?"

Amel berpikir sejenak, "BDSM itu apa? Emm ... emm ... oh iya, BDSM itu Badai Datang Sebelum Maghrib."

Vian iya iya saja, "Pipin sama Mama Amel dulu ya ... Papa Vian mau ikutin ketua babu buat pergi dulu ... dadah sayang."

CUTE (BAD) BOY || BxB || SOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang