"Udah bangun, Lo?!"
"BELUM! GUE MASIH TIDUR!"
Vian menguap malas-malasan kemudian menoleh ke arah Rizky yang sekarang sedang mengetik sesuatu di dalam laptopnya. Entahlah ... Vian tidak tahu sesuatu apa yang sedang Rizky kerjakan, kurang peduli juga.
"Lo enggak ngeue gue, kan?!"
Rizky menoleh kemudian mengernyitkan dahinya, lelaki itu merasa amat teramat tidak peduli dengan perkataan ngawur Vian barusan.
"Ngapain? Kurang kerjaan banget harus begitu sama Lo! Mendingan sama cewek gue ...."
Vian mengernyitkan dahi, kemudian terkekeh, "kata orang-orang ... gue tuh semok, iya nggak, Ky?"
Vian berdiri kemudian berpose seperti model papan atas. Rizky mendecih, kemudian memukul pantat Vian dengan buku paket Kimia miliknya yang super tebal.
Vian tertawa, kemudian melihat pekerjaan Rizky yang sepertinya tidak pernah selesai itu. Vian agak heran, di zaman sekarang ... ternyata masih saja ada manusia modelan Rizky yang hobinya adalah menyusahkan dirinya sendiri.
"Kamar mandi sebelah mana?"
Rizky tidak menoleh, ia masih sibuk mengetik pekerjaan yang ternyata adalah proposal kegiatan classmeeting semester 1 untuk dilaksanakan dua bulan lagi.
Huh ... Rizky orang sibuk, sekaligus orang penting juga ... Vian can't relate.
"Di kamar gue juga ada Toilet, pintu sebelah sana ...."
Vian mengangguk paham, kemudian buru-buru masuk ke dalam kamar mandi di dalam ruangan pribadi Rizky tersebut.
Rizky masih mengetik sesuatu, sampai dirinya tidak sadar bila waktu telah menunjukkan pukul setengah enam pagi.
Ah ... Vian juga tumben sekali bisa bangun jam segini, biasanya ... Vian hanya bisa terbangun saat Ayahnya mengguyur dirinya dengan satu gelas air kulkas. Mungkin ... di rumah Rizky hawanya berbeda.
***
"Gue sama Rama mungkin enggak akan ke sekolah selama beberapa hari. Jagain Vian ...."
Yudha dan Rio saling melirik, kemudian sama-sama menguap malas.
Pagi buta sekali, Johan datang ke kosan mereka, hanya untuk menginformasikan itu. Hellaw ... lagipula, tanpa Johan menitipkan pesan seperti itu juga, Rio dan Yudha pasti akan menjaga Vian dengan sukarela.
"Ya elah ... kenapa enggak lewat telpon aja, Kak? Kenapa Lo harus gedor-gedor pintu kosan di pagi buta cuman buat kasih informasi begitu?!"
Rio menyetujui ucapan Yudha barusan, keduanya sama-sama menguap kembali.
"HP gue disita! Rama juga masih di kantor polisi. Udah, lah ... pokoknya, jagain Vian! Jangan sampai dia kelayapan! Apalagi sampai ketemu sama murid-murid brandalan dari sekolah sebelah ...."
"Emangnya kenapa kalau Vian sampai ketemu mereka? Bukannya udah biasa juga, kan? Kita bahkan sering mabok bareng ...."
Johan spontan menggelengkan kepalanya, tidak setuju. "Masalahnya, pas taruhan kemarin malam ... mereka minta Vian buat dijadiin bahan taruhan ...."
Rio dan Yudha sudah tahu bila Vian memang dijadikan bahan taruhan, orangnya sendiri yang berkata demikian.
"Nah ... masalahnya apa? Kalian gak mungkin kalah balapan, kan?"
Johan menghela napas, "mereka main curang, sampai gue sama Rama kalah. Rama gak terima sama cara permainan mereka ... kemudian, Rama juga terlibat perkelahian sama mereka ... gak lama, malah ada polisi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
CUTE (BAD) BOY || BxB || SOON
Teen FictionRizky dan Alvian adalah musuh bebuyutan selama di sekolah. Keduanya tidak pernah akur karena sejak dulu terus saja memperebutkan perempuan yang sama. Namun, Bundanya Rizky dan Ayahnya Alvian pada akhirnya menikah, menjadikan keduanya sebagai saudar...