"Vian tumben banget gak bolos."
"Iya, biasanya jam segini udah cabut sama tiga batang djarum super, terus gelantungan di jendela, abis itu gak tahu lagi deh pergi ke mana."
"Terus balik lagi udah babak belur, kayak abis dikeroyok ikan lele."
"Eh, Vian tumben diem begini? Gak lagi sakit atau kesurupan, kan?"
"Halah ... setan penunggu sekolah juga ogah deketin Vian .... Kelakuannya melebihi kaum mereka, setannya jadi insekyur ...."
"Lagi marahan sama temen-temen atau gimana nih dek Vian?"
"Gak apa-apa sih Vi, kalem gini lebih manis."
Vian hanya menanggapi ucapan teman-teman sekelasnya dengan senyuman tipis yang ia buat sesantai mungkin. Ia masih berusaha untuk tidak memeriksa ponselnya, karena ia yakin ... ada banyak sekali pesan yang dikirim oleh teman-temannya. Untuk apa lagi kalau bukan ajakan membolos?
Masalahnya ... satu kali lagi Vian membolos, maka ia akan dikeluarkan dari sekolah. Tidak boleh, ia tidak mau hal tersebut sampai terjadi.
"Anjir! Rizky ganteng banget!"
"Mana! Mana! BUSETT ... kayak pangeran!"
"Vi ... minta nomor Rizky dong!"
"Gue juga mau dong Vi ... Abang Lo itu cakep banget tau ... dah putus sama ceweknya kan? Mau gue gebet deh ...."
Vian terkekeh, ia sama sekali tidak berminat untuk meladeni perkataan teman-teman sekelasnya itu. Ia kembali fokus kepada buku di depannya dan berusaha untuk konsentrasi ke arah sana. Sebelum akhirnya Rizky masuk ke dalam kelasnya dan berdiri tepat di depannya.
"Ayo ke Perpus ...."
Vian menatap Rizky, kemudian menggelengkan kepalanya cepat-cepat.
Rizky mendecak, "tenang aja ... gue udah izin ke Bu Airin kok, izin kalau hari ini Lo ada bimbingan sama gue ...."
Vian mengangguk paham, ia langsung memasukkan bukunya ke dalam tas lalu mengikuti Rizky. Vian tidak usah membawa buku, di perpustakaan ada banyak sekali buku, Rizky bisa memilih apapun yang ia inginkan.
"Ayo baby ... jalannya jangan lelet begini dong ...."
Vian tidak salah dengar dengan panggilan Rizky tadi kan?
Ah baiklah, pasti Rizky sedang kesal, makanya memanggilnya seperti itu.
Mereka terus saja berjalan dengan Rizky yang memimpin di depan dan Vian yang mengekor di belakang. Sampai akhirnya Vian sadar bila Rizky membawanya ke arah yang berlawanan dengan perpustakaan.
"Ky ... katanya mau ke Perpustakaan, kok malah ke--"
"Udah, masuk aja ...."
"Ky--"
Vian kira Rizky benar-benar membawanya menuju perpustakaan sekolah seperti yang lelaki itu bilang sebelumnya, tetapi Rizky malah membawa Vian pergi ke toilet yang berada di koridor kelas 11.
Toilet tersebut jarang sekali digunakan, selain karena angker, siswa kelas 11 juga lebih suka menggunakan toilet yang berada di perpustakaan.
"Kita bukannya mau belajar?"
Rizky terkekeh, "emangnya siapa yang bilang kalau kita mau belajar?"
Vian terdiam, "maksudnya gimana sih? Kalau gak ada urusan apa-apa, Vian balik lagi deh!"
"Eh! Siapa yang nyuruh Lo pergi!?"
Vian tidak peduli, ketidakjelasan Rizky ini akan sangat merugikan untuknya. Bagaimana kalau Bu Airin tahu jika dirinya bukan bimbingan, tetapi membolos--
Ah, pastinya berbahaya sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
CUTE (BAD) BOY || BxB || SOON
Roman pour AdolescentsRizky dan Alvian adalah musuh bebuyutan selama di sekolah. Keduanya tidak pernah akur karena sejak dulu terus saja memperebutkan perempuan yang sama. Namun, Bundanya Rizky dan Ayahnya Alvian pada akhirnya menikah, menjadikan keduanya sebagai saudar...