Part 19 [END]

497 18 5
                                    

"Ini tidak bisa bertahan lagi, nona Arin sangat sulit jika berada di tengah banyak orang.... Harusnya kalian memperhatikan," dokter itu menceramahi ke 2 orang tua Arin.Padahal sun hee dan john hanyaterdiam dan tidak mendengarkan. Pikiran ke 2 nya kosong.

"Jadi, dok.. apa adik saya masih bi.. bisa?"

"Saya tidak bisa menjawabnya, detakan jantungnya sudah melemah. Operasi harus segera dilaksanakan" Dokter itu berlalu.

"Eomma, sepertinya arin butuh eomma saat ini. Kita bergantian masuknya." Mark mengelus pundak Sun Hee. 

Kriet... Sun hee masuk dengan pikiran kosongnya. Menatap anak satu satunya itu yang sedang terbaring dengan bantuan alat pernapas.

Bahkan  1 tahun pun tidak bisa lagi.

Arin menatap mamanya sendu.

"Ma..." Arin mengangkat tangannya agar disentuh oleh sun hee. Sun hee langsung menggenggam tangan anaknya itu.

"Mama betul, tuhan sayang banget sama arin. Makanya, tuhan panggil arin dengan cepat" senyum arin.

Sun hee menggeleng sambil terisak. 

"Tapi,mama lebih sayang lagi sama arin" ujar Sun hee. Arin hanya bisa tersenyum, dia membiarkan sun hee menangis, agar hati mamanya itu bisa sedikit tenang.

"Nanti kalau arin gak disini, mama jangan sering sering nonton suara hati istri" gurau Arin yang mendapat kekehan dari Sun hee.

"Mama maunya arin tetap disini, banggain mama sama papa. Mama selalu ingin lihat arin sukses. Arin bisa janji, kalau besok dan besoknya arin tetap di samping mama?" sun hee mengangkat jari kelingkingnya.

Arin gak bisa yakin untuk bertahan... Tapi, demi kebahagiaan mamanya Arin bertekad untuk bisa bertahan lebih lama.

"Janji" Arin membalas kelingking sun hee.

"Kalau begitu, arin bicara sama papa dulu ya.. papamu dari tadi cemberut" Arin mengangguk lemas.


"Halo, kesayangan papa" John masuk dengan wajah yang dibuat sebahagia mungkin.

"Maaf kalau papa belum  bisa jadi papa yang baik buat arin" John mengelus lembut kepala arin.

"Arin juga minta maaf, kalau arin sering manja manja"

"Itu gak beban sama papa, papa senang kalau arin senang"

Arin memeluk papanya. Arin pasti akan rindu dengan canda yang dibawa john. 

"Papa bawa sesuatu untuk Arin" John mengeluarkan 1 buku yang dutebak arin, sebuah album foto.

"Lihat, ini saat pertama kali mama sama papa lihat Arin" Arin tertawa melihat masa kecilnya yang menyenangkan. Gak terasa, sepertinya sebentar lagi dia tidak ada.

"Pa.." panggil Arin.

"Iya, sayang?" 

"Arin pengen punya foto, untuk terakhir kalinya mama sama papa melihat Arin" kata kata itu terlontarkan dari mulut Arin.

"Tidak, papa sama mama masih lama bisa lihat Arin" john menggeleng tegas.

"Please,pa" lirih Arin.


"1.. 2.. 3.."  pimpin mark sambil memfoto sun hee dan john yang memeluk Arin.

Cekrek.

"Makasih kak," senyum arin. Mark hanya bisa mengangguk dan tersenyum saja.


[]


"Bi, jungkook bawa semua idol disini. Apa tidak apa semuanya masuk?" tanya Jungkook yang sedikit tidak yakin jika mereka semua masuk.

Young Idol (Jeon Jungkook) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang